dia gamau lepasin lo, tapi dia juga gabisa jadiin lo satu-satunya.
***
Sumpah demi Tuhan, sampai di rumah pun Riyan terus memikirkan apa yang terjadi kepada Bella. Riyan berusaha mencairkan suasana dengan pesan-pesannya yang romantis itu namun nahas hanya dibalas dengan dry text dari Bella.
Tak ingin ambil pusing terlalu lama Riyan memutuskan untuk pergi ke tempat Nopal sahabatnya. Riyan berangkat hanya menggunakan celana pendek dengan dipadukan kaos berwarna putih. Kali ini Riyan tak memakai motornya melainkan memakai fixie nya yang berwarna hitam legam itu.
Hanya dalam waktu 8 menit Riyan sudah sampai didepan gerbang rumahnya Nopal yang berwarna biru muda dan tua itu.
Riyan
"Pal keluar gue di depan rumah Lo nih,"Nopal
"Dodol lo ngapain sih, masuk aja langsung ke kamar,"Setelah mendapat izin dari si tuan rumah akhirnya Riyan pun masuk ke dalam. Rumah itu tampak sepi karena orang tua Nopal bekerja dan kakak perempuannya juga sedang berkuliah diluar kota.
"WOII PALLL BANGUN!!" teriak Riyan sambil menendang pintu kamar Nopal.
Duakkkk!!!
"Jebol bego kalo lo setiap kesini nendang tuh pintu,"
"Halah pintu lo ini kuat kok,"
Riyan langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur disamping Nopal. "Huhhh!!" dengus Riyan dengan kasar.
"Huuhh!!" dengusnya kali ini lebih kasar lagi.
"Lo apaan sih anjir, lo caper sama gue?" tanya Nopal.
"Dihh nggak sudi gue,"
"Yaudah kalo gitu," tatapannya kembali berfokus kepada layar ponselnya.
"Gue bingung co, Bella tiba-tiba nggak mau ngomong sama gue. Dia keknya lagi marah deh sama gue," jelas Riyan yang panjang.
"Emang lo ngelakuin sesuatu nggak?" Nopal memastikannya karena Riyan itu cowok yang tak peka.
"Gue nggak ngapa-ngapain jir, tadi gue cuma nganterin Bella beli roti. Nah pas diperjalanan tiba-tiba dia meluk gue terus gue ngomong dia cuma jawab singkat," jelasnya sekali lagi.
Nopal yang merasa aneh dengan cerita Riyan tersebut kembali bertanya. "Sebelum berangkat tadi lo apain Bella,"
"Nggak gue apa-apain lah ege,"
"Beneran?" sambung Nopal.
"Beneran jir, gue cuma ngasih ponsel gue terus kita berangkat,"
Beberapa detik kemudian mereka berdua saling tatap-tatapan, dan langsung membuka ponsel milik Riyan.
"Goblok, Nailah chat lo pasti Bella liat nih pesan,"
"Gue nggak tau jir kalo Nailah chat gue, gue harus gimana dong jir,"
"Yah jelasin lah blok, Lagian lo napa sih masih chatan sama dia, udah tau punya cewek masih aja respon cewek lain," sindir Nopal kepada Riyan.
"Gue nggak enak, kadang dia nggak gue bales kok tapi ya gitu,"
"Tolol bet sih," ejeknya.
Ditempat lain pula, di kamar Bella. Bella yang sedang berbaring sambil menatap langit-langit kamarnya itu terus memikirkan pesan yang dikirim oleh Nailah.
"Riyan besok lagi free nggak?"
Pesan singkat itu terus berputar-putar dipikirannya bersamaan dengan rasa sesak yang ada di dadanya. Rasanya Bella ingin sekali memiliki hubungan tanpa adanya gangguan, namun hal itu sangatlah mustahil terjadi di dunia ini.
Karena baru kali ini Bella menghadapi hal yang seperti ini sebelumnya walaupun Bella di tinggal oleh orang lain namun hatinya masih merasa biasa saja. Namun kali ini berbeda, apa mungkin karena lelah? tak satu dua kali Bella menghadapi hal yang seperti ini terhadap Riyan.
Beberapa bulan yang lalu Bella juga pernah menyelesaikan masalah yang serupa terhadap wanita yang bernama Hana itu. Dan Riyan Bella juga sempat berpisah namun akhirnya kembali lagi.
Itu juga yang membuat Bella takut jika harus kehilangan Riyan sekali lagi. Bella benar-benar tak sanggup harus kehilangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MASIH BERLAKU NGGAK?
Teen FictionFOLLOW DULU YAH, BIAR NGGAK KETINGGALAN UPDATENYA^_^ Benar apa yang dikatakan orang-orang jika masa SMA itu masa yang paling indah, apalagi untuk remaja yang menemukan cintanya di masa itu. Ditahun pertama masa sekolah cowok itu datang didalam ke...