aku cuma ingin bilang kalau hubungan ini adalah harapan terakhirku, karna bersama kamu lah tujuan terakhirku, aku mencintaimu mari berjuang bersama untuk kedepannya
***
"Loh kok kamu luka-luka gini tanganmu?" Tanya Bella pada saat jam istirahat.
"Nggak apa-apa kok Bella, Riyan kemaren cuma kepeleset doang," jelas Riyan.
"Kepeleset apaan sampe kayak gini?" Bella yang mendengar hal tersebut membuatnya sedikit janggal dengan pernyataan itu.
"Pall, gue tanya sama lo kenapa Riyan luka-luka kayak gitu"
Nopal yang sedari yang diam sambil memakan semangkuk bakso itu langsung mendadak tegang karena pertanyaan tersebut, karena sebelumnya Nopal sudah diberitahu oleh Riyan jika jangan ngomong kalo Riyan ikut hal semacam geng-geng karena baginya itu adalah sisi buruknya yang tidak ingin diketahui oleh Bella.
Nopal dengan gelagapan. "Ehh g-gue nggak tau,"
"Bener kali dia habis kepeleset, dia kan emang gitu nggak pinter milih jalan."
"Hahh maksudnya?" tanya Bella yang kebingungan.
"Lo ngomong apa sih pall, mending lo kasih makan tuh otak lo," ucap Riyan yang tidak terima.
Memang terkadang Nopal suka bicara hal aneh dan sulit dipahami oleh beberapa orang bahkan sahabatnya sendiri kadang tidak terlalu paham. Walaupun begitu Riyan sabar menghadapi sahabatnya itu.
"Hai Riyan, gimana luka mu yang kemaren udah baikan belum? Terus kucingnya gimana udah sembuh?" celetuk Hana yang tiba-tiba muncul entah darimana.
"Mampus lo yan, udah nggak bisa nyari alesan lagi kan lo!!" kata hati Nopal yang juga kaget melihat Hana yang tiba-tiba bicara seperti itu.
"Kucing?"
"Eh iya?"
"Lo apaan sih, so asik tau nggak!!"
"Mending lo pergi deh, ganggu orang aja!!"
Kata demi kata diucapkan mereka kepada Hana yang berdiri didekatnya membuat Hana merasa seakan lalat yang sedang diusir, karena sudah malu diperlakukan seperti itu Hana memilih pergi dengan raut wajah yang kesal. Setelah kepergiannya Riyan lantas melihat Bella yang juga seakan menanti jawaban yang bahkan belum dilontarkan oleh Bella.
"Ehm gini Bella?"
"Gini apa hahh, kamu bohong sama Bella?"
"Terus lo juga bohong pal?" tuding Bella ke Nopal.
"Kok gue anjir," Bela Nopal yang tidak terima.
"Oke, sekarang kamu jelasin cepetan,"
"Atau jangan-jangan kamu selingkuh sama Hana?"
"Nggak anjir, Riyan nggak bakal selingkuh dari kamu!!"
Riyan yang sudah tidak ada pilihan lagi akhirnya menjelaskan kepada Bella. "Kemaren Riyan kan keluar sama Nopal, nah pas pulang tuh pas dijalan tiba-tiba ada kucing kecil item muncul didepan. Nah disitu asal mulanya tangan Riyan jadi kayak gini," ucap Riyan dengan nada manja sambil menunjukkan tangan yang luka.
"Ututu masih sakit nggak?"
"Masih, mau dicium,"
"Mohon perhatiin keadaan sekitar, disini masih ada temen lo nyet,"
"Ck ganggu aja lo,"
"Udah-udah, terus gimana tadi ceritanya,"
"Terus kan Riyan jatuh tuh, Riyan ambil deh kucingnya. Nggak tau muncul dari mana si Hana tiba-tiba nongol mau ngambil kucingnya,"
"Terus Riyan kasih nggak?"
"Yah nggak lah, sekarang tuh kucingnya ada di Nopal."
"BELLA MAU LIAT BOLEH NGGAK?" tanya Bella kepada Nopal dengan tatapan yang sangat semangat.
"Nggak!!"
"Dih itu kucing gue yah," ujar Riyan.
"Nggak apa-apa Bella, nanti kita langsung aja kesana terus kita bakar sekalian rumahnya," Riyan yang melihat Bella murung tadinya, kini sudah menampakkan senyumnya yang lebar di wajahnya.
Sebenarnya Nopal juga tidak serius mengatakannya tadi, Nopal hanya ingin sesekali mengusili Bella saja. Bagaimana pun sekarang mereka sudah berteman Nopal tidak akan tega membuat sedih pacar dari sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MASIH BERLAKU NGGAK?
Teen FictionFOLLOW DULU YAH, BIAR NGGAK KETINGGALAN UPDATENYA^_^ Benar apa yang dikatakan orang-orang jika masa SMA itu masa yang paling indah, apalagi untuk remaja yang menemukan cintanya di masa itu. Ditahun pertama masa sekolah cowok itu datang didalam ke...