MISI PENDEKATAN

168 121 20
                                    

Dia yang membuatku merasa nyaman untuk pertama kalinya saat berdekatan dengan seorang wanita selain mamaku dan adikku tercinta

***

Hampir satu jam Riyan hanya menatap pesan yang belum terkirim, Riyan benar-benar bimbang harus mengirimkannya atau tidak. Dan pada akhirnya Riyan memutuskan untuk mengirimkan pesan tersebut dan langsung mematikan ponselnya itu.

"AKHH anjir gue malu banget," ucapnya kemudian menutupi kepalanya dengan bantal.

Tak berselang lama ada pesan dari ponselnya yang membuat Riyan langsung melihat ponselnya dengan tersenyum semangat karena mengira Bella langsung membalas pesan darinya.

Namun baru melihat layar ponsel senyumnya yang manis langsung menghilang dari wajahnya. Ternyata yang menghubunginya adalah Nopal yang ingin mengajaknya mabar.

"Apaan sih anjir ganggu orang mau tidur tau nggak?" ucap Riyan pada si penelpon tadi.

"Gue ga percaya lo beneran tidur jam sekarang,"

"Gue lagi males mabar sekarang,"

"Anjir kok bisa tau si kampret itu," ucap Nopal dibatinnya.

"Dih siapa juga yang mau ngajak lo mabar," Nopal berbohong. Sebenarnya Nopal memang ingin mengajak Riyan mabar namun karena sudah mendapatkan penolakan lebih dahulu lebih baik Nopal bohong daripada harus menanggung malu dua kali lipat.

"Anjir kok bisa tau si kampret itu," ucap Nopal dibatinnya.

"Terus ngapain lo nelpon gue malem-malem jir," jawabnya dengan nada ketus.

"Ini tadi sore gue dihubungin sama si Daffa, katanya besok mau ngadain acara ulang tahunnya, lo ikut nggak?"

"Dimana? Jangan bilang kalo di kelab,"

"Nah bener, lo ikut nggak? Nanti gue jemput deh,"

"Iya deh terserah lo aja,"

Walaupun mereka berdua terlihat seperti dua orang wibu yang nolep namun mereka juga sama seperti anak remaja pada umumnya, yang suka dengan dunia malam, keluyuran sana sini.

Selepas menutup telponnya Riyan segera merebahkan diri di kasurnya dan menatap langit-langit kamarnya, Riyan memikirkan kenapa dia bisa gelisah sekaligus merasa senang saat bertemu dengannya yang dimaksud tak lain adalah Bella.

Riyan sama sekali tak mengerti dengan masalah percintaan sebelum ini, apa ini yang dinamakan jatuh cinta pada pandangan pertama karena Riyan sudah banyak bertemu dengan wanita-wanita diluar sana tapi tidak ada yang pernah membuatnya seperti sekarang ini.

Tingg!!

Cowok itu mengulas senyuman yang tampak lebar sambil melihat layar ponselnya. "Dibales sama Bella jir," katanya.

Jantung Riyan berdetak lebih cepat dari biasanya, tanpa sadar jari jemarinya langsung membalas pesan yang dikirim oleh Bella.

"Anjing kenapa gue bales langsung sihh, nih jari nggak bisa diajak kerja sama apa!!"

Yah akhirnya mereka berdua asik dalam obrolan mereka hingga larut malam, tak bisa dipungkiri betapa bahagianya Riyan saat ini bisa mengobrol sepuasnya dengan cewek incarannya saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yah akhirnya mereka berdua asik dalam obrolan mereka hingga larut malam, tak bisa dipungkiri betapa bahagianya Riyan saat ini bisa mengobrol sepuasnya dengan cewek incarannya saat ini.

Disisi lain Bella juga merasa nyaman dengan percakapan mereka saat ini, karena mereka mempunyai beberapa kesamaan contohnya dalam hal menonton film, membaca komik, dan beberapa hal lainnya.

***

Pada malam harinya saat ulang tahun Daffa, Nopal menjemput Riyan seperti janjinya kemarin malam. Kedua lelaki itu mengenakan pakaian yang dominan berwarna hitam segera meluncur ke tempat yang sudah diberitahukan oleh Daffa sebelumnya.

20 menit sudah mereka dijalan akhirnya mereka tiba didepan kelab malam yang sudah disewa oleh Daffa untuk satu malam ini, di dalam sudah banyak beberapa cowok yang diundang oleh Daffa.

Daffa datang menyapa mereka berdua dengan membawa segelas alkohol ditangannya. "Akhirnya datang juga duo kacamata,"

Jangan ditanya lagi walaupun mereka masih belum cukup usia untuk meminum alkohol namun mereka punya banyak uang jadi tidak ada yang berperlu dikhawatirkan lagi.

"Apaan sih jamet," jawab Riyan dengan kesal tapi memang benar jika mereka berdua memakai kacamata namun berbeda dengan Riyan, ia akan memakai kacamata jika sedang belajar atau sedang sekolah saja diluar itu ia akan melepas kacamatanya.

"Hehe, kalian seneng-seneng aja dulu gue mau ke yang lainnya, nggak enak kalo nggak gue temuin," pamit Daffa yang diangguki oleh Riyan dan juga Nopal.

Selepas kepergian Daffa, mereka berdua berjalan menuju meja yang tampak kosong dan mulai meminum beberapa gelas alkohol.

10 menit 15 menit 20 menit hingga 1 jam sudah berlalu, entah sudah berapa botol alkohol yang sudah Riyan minum dan sekarang kepalanya terasa sangat berat untuk diangkatnya.

Brukk!!

Kepala Riyan sudah tidak kuat yang akhirnya ambruk di meja itu. Riyan memang tidak kuat untuk minum terlalu banyak alkohol berbeda dengan Nopal yang masih bisa minum beberapa botol lagi.

MASIH BERLAKU NGGAK?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang