PECEL DATE

44 35 3
                                    

setiap aku melihatmu, diam diam aku tersenyum dan berkata ya rabb jagalah dia untukku.

***

Masa tahun kedua sekolah akhirnya tiba, saat Riyan, Bella dan teman-teman lain sudah berada di bangku kelas 11 SMA. Hubungan keduanya juga semakin dekat bahkan mereka juga bisa lebih akrab dengan teman mereka satu sama lain.

Beberapa hari terakhir ini mereka berdua sering ke bioskop untuk melihat film horor, Riyan itu cowok yang tipikal takut dengan film horor namun demi Bella Riyan siap menemani Bella walau dengan mata terpejam sebelah seperti saat ini yang Riyan lakukan.

"Kamu takut ya Riyan?" tanya Bella dengan bisik-bisik.

"Oh tidak sayang, Riyan cuma pengen merem aja," balas Riyan yang sok pemberani namun Riyan malah sudah memejamkan matanya sebelah.

Saat ini mereka berdua sedang melihat film jailangkung sandekala saat magrib-magrib hal itu juga yang membuat Riyan tambah takut mereka memutuskan melihat tersebut karena film itu sedang rame dibicarakan di media sosial.

"Riyan jangan takut, nanti kalo ada hantunya Riyan boleh pinjem bahunya Bella,"

"Nggak, seharusnya kamu yang pinjem bahunyaAAAAAA AHHH BELLA HANTU," Riyan berteriak ketika ada jumpscare dan langsung memeluk Bella erat-erat.

"Badan doang yang gede tapi penakut," Bella berusaha menenangkan Riyan dengan mengelus-elus rambutnya.

Setelah satu jam lebih akhirnya film tersebut selesai mereka berdua langsung keluar karena Riyan bergegas untuk kekamar mandi.

"Riyan nggak apa-apa?" Bella berlari kecil ke arah Riyan.

"Iya sayang, tapi Riyan nggak mau lagi liat film horor," rengek Riyan seperti anak kecil itu.

"Maaf ya sayang kemaren Bella maksa pengen liat film horor, besok-besok kita liat film Marvel aja ya mau kan Riyan?"

"MARVEL? kalo Marvel gas aja Bella,"

"Yaudah yuk cari makan, pasti Bella udah lapar kan,"

"Hehe iya, perut Bella udah bunyi terus,"

Setelah itu mereka berdua keluar dari mall untuk mencari makan dipinggir jalan, makan dipinggir jalan menurut Bella lebih nikmat karena mendapat porsi yang banyak dan juga lebih murah.

"Riyan, ayo pecel date yok," ajak Bella.

"Pecel date? boleh, aja-aja ada kamu,"

"Hahh?" tanya kebingungan dengan jawaban Riyan yang terbalik.

Setelah menemukan tempat yang cocok mereka akhirnya mampir ditempat tersebut yang suasana lumayan sepi karena mungkin sudah malam.

"Bella habis ini mau kemana lagi?"

"Mau langsung pulang aja boleh nggak Riyan?"

"Boleh banget sayang,"

"Tapi sebelum pulang Bella mau nggak keliling dulu?" tawar Riyan.

"MAUU," ucap Bella dengan semangat sambil tersenyum manis ke arah Riyan.

"Yaudah dihabisin dulu makannya, kalo kurang boleh tambah ya semestanya Riyan,"

Saat perjalanan pulang entah kenapa perasaan Bella menjadi gelisah Bella mengeratkan pelukannya kepada Riyan, Bella merasa seperti tak ingin berpisah dengan Riyan sampai kapan pun.

"Riyan,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Riyan,"

"Dalem cantik, kenapa?"

"Bella takut," Bella makin mengeratkan sekali lagi pelukannya.

"Bella, Bella sayang kamu kenapa?"

"Nggak tau, Bella cuma nggak mau kehilangan Riyan aja,"

"Apa sih Bella, jangan terlalu over thinking ya. Riyan nggak bakal kemana-mana kok sayang,"

"Kita berdua lewati semuanya sama-sama ya sayang,"

"Jangan tinggalin Bella ya,"

" Ngge sayangku, percaya deh sama Riyan,"

Angin malam yang berhembus membuat mereka berdua semakin larut dalam suasana yang romance ini.  Sebegitu istimewa nya Bella bagi Riyan sampai tanpa sadar Riyan menangis dibalik helmnya, Riyan hanya takut jika Riyan tak bisa menepati kata-katanya hari ini namun Riyan tetap berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi wanita yang dicintainya.

MASIH BERLAKU NGGAK?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang