Tuhan punya cara yang tepat untuk mengabulkan doamu, bahkan di waktu yang tidak kamu sangka-sangka.
-puisidisenja-
***
Seminggu sudah berlalu namun Bella masih belum bisa memberikan jawaban, namun hubungan mereka tak renggang sedikit. Kegelisahan di hati Bella kian menambah beban pikiran yang dimana beredar rumor bahwa teman sekelas Riyan juga menyukai cowok tersebut. Bella takut jika Riyan akan lebih memilihnya, bagaimana tidak? Riyan bahkan sekelas dengannya setiap hari bisa berjumpa dengan dirinya lalu dia pasti akan langsung menerimanya jika Riyan menyatakan perasaannya.
Sedangkan Bella? Bella bahkan memerlukan waktu yang lama untuk menemukan jawaban. Hingga pada malam hari akhirnya Bella menemukan jawaban yang paling tepat baginya. Detik itu juga Bella mengambil ponselnya dan mencari nama seorang cowok untuk Bella telpon.
Bella
Haloo YanRiyan
Kenapa bell?Bella
Bisa ngomong sebentar nggak? Ada hal yang perlu gue omongin sama loRiyan
Eh bisa kok, mau kapan Bella? Sekarang?Bella
Iya sekarang, bisa nggak ya?Riyan
Bisa kok, gue jemput sekarang yaBella
Iya, gue tungguBella yang mendengar jawaban dari si cowok itu langsung bergegas mengganti pakaiannya dan bersiap-siap untuk menemui Riyan. Sedangkan Riyan yang sudah kegirangan karena menerima panggilan tersebut Riyan sudah sangat berharap jika Bella akan memberikan jawabannya kali ini.
Riyan menaiki sepeda motornya dan segera meluncur ke rumah Bella dengan hati yang begitu gembira. Sesampainya disana Riyan dapat melihat Bella mengenakan jaket berwarna putih dan rambut yang di kepang 2 tersebut sedang berdiri depan gerbang. Riyan memarkirkan motornya di depan rumah Bella dan berjalan menghampiri Bella yang sedari berdiri di sana.
"Anjir lucu banget nih cewek," ujar Riyan dalam hatinya ketika melihat Bella dari jarak yang begitu dekat.
"Riyan kenapa? Kok ngeliatin Bella kayak gitu?"
"Soalnya Bella lucu banget kalo rambutnya diiket kayak gitu,"
Bella langsung tersenyum karena tersipu mendengar kalimat tersebut, belum pernah ada cowok yang bilang seperti itu terhadapnya.
"Oh iya, Bella kenapa mau ketemu sama Riyan? Ada yang mau dibicarain ya?"
Sejak menyatakan perasaannya, cara dan nada bicara cowok itu mulai berubah menjadi lebih lembut dan halus seakan-akan sedang berbicara dengan seorang anak kecil.
Bella menundukkan kepalanya karena sejujurnya Bella malu ketika ingin berbicara. "Ehm, yang dulu itu masih berlaku nggak?"
"Yang mana?"
"Yang di alun-alun dulu,"
"Ehm yang mana yah?" Riyan sebenarnya tau apa yang dimaksud Bella namun ia ingin sekali menggoda wanita tersebut karena saat ia malu muka akan memerah dan itu sangat menggemaskan baginya.
"Ihh yang kamu bilang pas di alun-alun ituloh, itu masih berlaku nggak?"
"Haha jangan cemberut dong, iya masih berlaku kok. Emang kenapa bell?"
Bella kembali menunduk dalam-dalam. "Ehm kalo Bella bilang mau gimana?"
"Hahh serius Bella mau?" tanya Riyan, yang diikuti dengan anggukkan kecil dari Bella.
"BELLA JADI KITA PACARAN?"
"Iya Riyan,"
"Coba panggil Riyan jadi sayang," minta Riyan.
"Eh?"
"Ayolah, Riyan pengen denger," minta Riyan sekali lagi dengan mata berbinar-binar.
"Iya sayang," ujarnya dengan malu-malu.
Mendengar hal tersebut membuat Riyan menjadi meleleh dan reflek mencubit pipi Bella dengan lembut.
"Ih gemes banget si pacarnya Riyan."
Bella cemberut karena tiba-tiba Riyan mencubit pipinya. "Sakit tauu,"
"Kamunya sih lucu, kan Riyan jadi pengen makan kamu,"
"Sekarang udah mulai kamu-kamu nih yah,"
Dimalam hari itu, semesta sudah berhasil menyatukan mereka berdua dan hal itu juga yang membuat Riyan sangat senang sekaligus khawatir karena sekarang Riyan harus bisa menjaga perasaannya kepada Bella agar tidak pernah padam, begitu juga dengan Bella, Bella harus bisa menjaga perasaannya dan jika bisa perasaan itu harus kian tumbuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
MASIH BERLAKU NGGAK?
Teen FictionFOLLOW DULU YAH, BIAR NGGAK KETINGGALAN UPDATENYA^_^ Benar apa yang dikatakan orang-orang jika masa SMA itu masa yang paling indah, apalagi untuk remaja yang menemukan cintanya di masa itu. Ditahun pertama masa sekolah cowok itu datang didalam ke...