GAGAL?

150 114 15
                                    

Aku menyukaimu sejak pertama kali aku melihatmu waktu itu, dengan rambut kuncir kudamu yang terlihat begitu menggemaskan

***

Sesampainya di alun-alun mereka berdua berjalan kaki menyusuri setiap tempat yang ada dari penjual makanan, aksesoris, hingga mainan semua mereka kunjungi.

Setelah lelah berjalan-jalan mereka berdua memutuskan untuk di kursi taman yang tersedia di alun-alun tersebut dengan membawa jajanan yang sudah dibeli oleh mereka berdua.

"Seru kan jalan-jalan kek gini daripada nongkrong di cafe!!" ujar Bella sambil memasukkan makanan dalam mulutnya.

Mendengar hal tersebut membuat Riyan tersenyum bahagia, karena jujur saja Riyan sudah lama tak jalan-jalan seperti ini. Dan ini pertama kalinya Riyan seperti ini ditambah lagi dengan Bella.

"Eh Bella mau donat nggak? itu ada anak kecil jualan?" tawar Riyan.

"Boleh-boleh,"

Setelah itu Riyan memanggil anak kecil yang sedang memikul dagangan untuk mendekat kepadanya.

"Dek, berapaan donatnya?" tanya Riyan.

"3rb kak, mau yang mana kak?"

Sejenak Riyan menoleh ke arah Bella untuk memastikan ingin membeli rasa apa. "Bella mau rasa apa?"

"Coklat aja deh Yan,"

Riyan pun mengiyakan permintaan Bella tersebut. "Rasa coklat aja dek 2,"

"Mau donat coklat yang gimana kak? yang ada meses, oreo, atau yang polosan?"

"Yang oreo aja,"

"Oke kak, mau donat kentang atau biasa kak?"

"Yang kentang," Riyan sudah mulai bete dengan banyak pertanyaan dari anak kecil yang ada dihadapannya.

"Mau yang besar apa kecil?"

"Nih bocah kalo gue tendang gapapa kali ya?"

"Besar!!"

"Yah kalo yang besar udah habis kak,"

"Tadi ngapain ditawarin kalo habis adekkk!!"

"Yaudah yang kecil aja,"

"Habis juga kak,"

"Fix bakal gue serempet nih bocah kalo pulang nanti," ucapnya dalam hati yang sedang badmood.

"Apa aja deh, pokoknya coklat,"

"Habis semua kak,"

Riyan menatap tak percaya dengan kejadian yang ada dihadapannya, bagaimana tidak setelah pertanyaan yang panjang tersebut tapi hasil akhirnya zonk.

"Anjir tadi ngapain banyak tanya!!!"

"Hehe," tawa anak kecil tersebut dengan tatapan senang mengerjai Riyan.

"Yaudah tinggal apa aja gue beli,"

"Tinggal yang polosan doang kak,"

"Yaudah gue beli semua anjir, nih duitnya!!"

Setelah melalui proses yang panjang akhirnya Riyan kembali ke Bella dengan membawa sekantung penuh donat.

Bella yang melihat hampir saja ketawa karena melihat Riyan menenteng donat dengan muka yang cemberut. "Lohh kok banyak banget Yan?"

"Udah Bella jangan tanya itu, Riyan nggak mood kalo ditanya soal donat mulai hari ini,"

"Haha kamu lucu deh Yan," sambil mengelus rambut Riyan.

Akhirnya mereka berdua memakan donat tersebut dengan mengobral hal yang random.

"Anjir gue harus gimana ngomong nya, masa gue blak-blakan?" gerutunya dalam hati.

Melihat Riyan yang hanya diam saja membuat Bella menjadi penasaran. "Kenapa Yan? Kok diem aja?"

"Eh nggak kok," mendengar Bella berbicara seperti itu membuat Riyan tersentak dan langsung menoleh ke arahnya.

Riyan benar-benar tidak pandai dalam merangkai kata-kata Riyan selalu akan kesulitan mengungkapkan perasaannya dan itu terjadi kali ini, rencana yang sudah disiapkan matang-matang dari rumah malah tidak berjalan sesuai dengan harapannya.

"Ehm Bell gue pengen ngomong, boleh nggak?"

"Boleh kok, tinggal ngomong aja,"

"Waktu pertama kali gue liat lo dulu, gue ngerasa lo lucu banget sama rambut lo.,

Sang wanita yang sedang dibicarakan tersebut merasa malu-malu hingga menggaruk lehernya yang sebenarnya tidak gatal. Mendengar apa yang diucapkan Riyan Bella hanya bisa tertawa dan tersenyum kecil ke arah cowok tersebut.

"Sebenernya sejak gue ketemu sama lo, gue ngerasa kalo-," tiba-tiba Bella berdiri membuat Riyan langsung menoleh kearahnya.

"Yan, ini nggak kayak yang gue pikirin kan?"

"Lo mau nggak bareng gue terus, selalu ada buat gue?"

Angin yang berhembus membuat suasana seakan mendukung Riyan untuk mengungkapkan isi hatinya, ia benar-benar mengungkapkan isi hatinya kepada seorang gadis untuk pertama kalinya dihidupnya.

Gadis itu membeku diam karena Bella tidak tau apa yang harus dilakukannya. Apa Bella harus bilang iya? Atau tidak? Semua isi pikiran yang tadi siang ingin Bella lupakan sekarang kembali bermunculan. Ingin rasanya Bella berlari pulang karena malu pada saat itu. Riyan yang melihat Bella hanya terdiam saja, sepertinya tau jika Bella membutuhkan waktu untuk menjawab pertanyaan tersebut.

"Ehm Bell, nggak usah dijawab sekarang juga nggak apa-apa kok. Jawab aja kalo lo udah siap, bakal gue tunggu sampai kapanpun!!" ujarnya untuk mencairkan suasana.

Bella kembali terduduk dan menundukkan kepalanya karena ia malu untuk menatap cowok yang ada dihadapannya. "Maaf ya Yan, gue nggak bisa jawab sekarang,"

"Tenang aja Bell, jangan terburu-buru oke!!" jawabnya untuk menenangkan Bella sambil mengelus lembut pucuk rambut Bella.

Karena suasananya sudah mulai sedikit kembali seperti semula mereka kembali berjalan-jalan sebentar setelah itu Riyan mengantarkan Bella kembali ke rumahnya.

Setelah mengantar Bella, Riyan tak langsung kembali pulang ia justru berkeliling mengendarai sepedanya kek kota. Riyan beranggapan jika Riyan terlalu terburu-buru dalam menyampaikan perasaannya.

"Bagaimana kalo Bella menolak?"

"Bagaimana kalo Bella menghindarinya?"

"Bagaimana kalo Bella nggak mau berhubungan dengan dia lagi seperti sebelumnya?"

Ah banyak sekali kalimat yang Riyan bayangkan pada malam hari itu, hingga membuatnya tak sadar sudah jam 23.00 sudah bisa dipastikan jika orang tuanya akan marah-marah.

MASIH BERLAKU NGGAK?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang