mungkin banyak yg akan jatuh cinta padamu, tapi belum tentu cintanya bisa sehebat aku.
-dàpiii
***
"Ihh item banget kucingnya comell."
"Bella mau pelihara dia?" detik itu juga Nopal langsung menoleh kearahnya Riyan, karena Nopal sudah jatuh cinta dengan si kecil tersebut. Mata Nopal berharap dengan penuh keyakinan jika Bella akan menolaknya.
"Bella si mau aja tapi Bella nggak bisa deket-deket terus kan Bella punya sinusitis," Bella langsung murung.
"Riyan juga nggak bisa ngerawatnya di rumah, terus gimana dong?"
Nopal yang mendengarkan itu langsung buka suara untuk mengambil hak asu. "Kan ada gue anjir, biar gue pelihara aja,"
"Lo serius, nggak bakal lo sate kan?"
"Lo yang bakal gue sate!!" tak mau kalah dengan ucapan Riyan yang tadi."Oke kalo gitu Nopal aja yang pelihara, nanti Bella sama Riyan sering-sering kesini buat jadi markas!!"
"Apaan jir, nggak-nggak markas apaan,"
"Markas bucin!!"
Karena celotehan dua pasangan tersebut membuat Nopal tertawa. Setelah di lihat-lihat Riyan sudah mulai banyak berubah setelah bersama Bella itulah pandangan Nopal. bagaimana pun juga Nopal bersyukur karena hal itu. Setidaknya temannya itu tidak akan membuat onar kembali.
"Oh iya, ini kucing mau diberi nama siapa?"
"Malika aja," jawab Nopal dengan cepat.
"Jelek banget anjir, Jack aja," tolak Riyan terhadap saran Nopal.
"Emang lo tau kalo dia cowok?"
"Lah lo sendiri? emang tau kalo dia cewek?"
"Dihh serah gue dong, orang nih kucing ngungsinya di rumah gue!!"
Riyan dengan muka kesal akhirnya menyetujui penamaan kucing tersebut walaupun nama Malika tidak terlalu buruk tetap saja itu tidak cocok. Kucing itu laki-laki tapi malah diberi nama perempuan, apa Nopal berencana membuat kucing itu menjadi tansgender?
"Terserah lo anjir awas aja sampe lo buang nih Malika!!"
"Nggak bakal gue buang kesayangan gue~" ucap Nopal dengan nada seperti berbicara dengan anak bayi, sambil mengambil kucing yang sedang dielus Bella sedari tadi. Riyan dan Bella yang melihat Nopal seperti itu hanya bisa melongo sambil melihat satu sama lain.
***
"Riyan, Nopal emang suka kucing kayak tadi?" Bella yang sudah terheran-heran dari tadi akhirnya bertanya.
"Nggak tau juga Riyan, udah jangan dipikirkan. Mending kamu pikirin Riyan aja,"
"Ih kamu cemburu ya," goda Bella.
Mereka berdua menyusuri jalanan di sore hari sebelum akhirnya mereka akan tiba di rumah mereka masing-masing. Bagi mereka jalan-jalan tidak tau dimana tujuannya adalah hal sungguh menyenangkan apalagi dilakukan oleh pasangan yang kita cintai.
"Riyan."
"Kenapa Bella?"
"Bella mau kayak gini aja terus,"
"Bella mau sepedaan muter-muter gini pas habis pulang sekolah?"
"Ihh bukan!!"
"Bella mau sama Riyan terus, Bella nggak mau sama yang lain," Bella mengeratkan pelukannya sambil menenggelamkan kepalanya di bahu pria tersebut.
"Ah kalo itu mah Riyan juga mau, Riyan janji nggak bakal ninggalin Bella,"
"Beneran yah?"
"Iya sayang. Lagian siapa juga yang mau ninggalin cewek cantik lucu pendek kayak kamu,"
"Ih Bella nggak pendek ya, Riyan nya aja yang ketinggian,"
Sepanjang jalan mereka saling melontarkan kata-kata manis yang seakan itu akan berlangsung selamanya, walaupun mereka menginginkan hal tersebut namun mereka lupa jika semesta lah yang bertindak. Namun hal tersebut memang akan berlangsung lama sampai keduanya merasa tidak akan pernah terpisah bahkan oleh apapun.
Cinta memang indah namun adakalanya jangan terlalu tenggelam jika tidak ingin mati terbawa oleh arusnya, kita harus bisa mengimbangi diri kita dengan arus tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
MASIH BERLAKU NGGAK?
Teen FictionFOLLOW DULU YAH, BIAR NGGAK KETINGGALAN UPDATENYA^_^ Benar apa yang dikatakan orang-orang jika masa SMA itu masa yang paling indah, apalagi untuk remaja yang menemukan cintanya di masa itu. Ditahun pertama masa sekolah cowok itu datang didalam ke...