MASALAH

129 95 7
                                    

Sebenarnya yang bikin aku kagum denganmu bukan karena parasmu, tapi memang rasa nyaman yang begitu besar saat bersamamu, dan tempatku bermanja denganmu.

***

Semalaman Riyan dan Nopal berada di jalanan yang memang sudah disiapkan untuk arena balapan jadi tak heran jika jalanan tersebut sepi. Mereka berdua diana hanya melihat balapan seperti perjanjian diawal tadi.

Setelah menyaksikan pertandingan hingga selesai mereka berdua memutuskan untuk pulang karena besok mereka masih bersekolah. Ditengah-tengah jalan terowongan Riyan dengan bodohnya berpikir ingin melakukan hal yang gila.

"Woii pall, fotoin gue dong gue mau atraksi!!" perintah Riyan.

"Apaan sih bego,"

"Udah cepet, mau gue masukin ke Instagram nanti!"

Akhirnya Nopal menuruti kemauan Riyan walaupun Nopal sendiri khawatir jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, bagaimana tidak Riyan saat ini berusaha berdiri diatas sepedanya.

"Cepetan begoo!!" teriak Riyan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cepetan begoo!!" teriak Riyan.

"Udah belum lama amat sih,"

"Udah-udah, lo turun cepetan anjir,"

Saatnya sedang ingin turun tiba-tiba kucing hitam kecil melintas didepannya, sontak hal itu membuatnya tak bisa menjaga keseimbangan dan membuat Riyan terjatuh. Nopal yang melihat hal tersebut langsung berhenti dan memarkirkan sepedanya.

"ANJIR LO GOBLOK BANGET SIH!!" Nopal berlari ke arah temannya yang sudah terguling dijalan tersebut.

"Mana gue tau anjir, ini semua gara-gara kucing sialan itu!!" dengusnya sambil menunjuk kucing kecil hitam yang terlihat.

"Kucing nggak tau apa-apa lo salahin bego, tuh lo liat kakinya,"

Ternyata kaki belakang kucing tersebut terluka, Riyan yang melihat hal itu reflek berjalan kearahnya kucing itu dan mengangkat kucing tersebut untuk melihat kakinya.

"Meong!!"

"Aduh menyalahkan mu nggak akan ngubah keadaan,"

Riyan mengeluarkan cemilan yang ia bawa dari rumah tadi dan tidak sempat ia makan. "Nih mau nggak?"

"Eh pal kucing boleh makan ini nggak sih?" Tanya kepada Nopal.

"Mana gue tau anjir, gue kucing aja kagak punya,"

"Nggak guna lo,"

"Lo sendiri lebih nggak guna," balas Nopal yang tak mau kalah.

Dengan tatapan malas Riyan melanjutkan memberikan cemilan tersebut kepada si Hitam mungil yang ada di hadapannya. Pada saat ingin membawa kucing tersebut disamping mereka ada sepeda motor berwarna pink yang berhenti.

"Eh kalian ngapain?" suara gadis tersebut membuat Riyan dan Nopal menoleh kepada si empunya suara.

"Ngapain lo disini malem-malem?" tanya si Nopal.

"Aku habis ke rumah temen ini lagi mau pulang," Jelas Hana.

"Nggak usah ngejelasin sampe segitunya, nggak guna,"

"Iya maaf,"

Riyan yang daritadi menggendong anak kucing tersebut terlihat tidak peduli dengan kehadiran Hana. Riyan hanya memperhatikan mereka dari jauh, namun tak disangka Hana malah mendekatinya secara tiba-tiba.

"Kucingnya lucu, ini punyamu?"

"Apaan sih lo? Bukan urusan lo!!"

"Ih kan Hana cuma tanya,"

"Kakinya luka tuh, biar Hana yang rawat yah?" katanya yang berusaha mengambil kucing dari cengkraman Riyan.

"Nggak, mending lo pulang!!" tegasnya.

Riyan dan Nopal pun meninggalkan Hana sendirian, di jalanan tersebut walaupun kesannya seperti seorang tak berperasaan namun mereka hafal betul jika jalanan dijam tersebut masih ada beberapa orang yang pulang kerja.

Hana yang ditinggalkan terlihat sangat kesal karena rencananya untuk menggoda pria tersebut gagal. Riyan yang sedang memegang kucing tersebut dengan satu tangannya memegang stang sepeda motor itu terus melaju dengan kecepatan sedang.

Sesampainya di pelataran rumah Nopal Riyan sengaja mengikuti Nopal kerumahnya karena ingin menitipkan kucing tersebut.

"Pal gue nitip dia dulu yah, besok gue ambil,"

"NGGAK MAU!!"

"Ayolah pall, gue nggak boleh bawa binatang ke rumah selain ikan glowfish sama mama gue. Kalo gue bawa nih kucing bisa-bisa dibuang," Riyan memelas kepada Nopal berharap Nopal akan luluh.

"Bodoamat gue nggak mau derita lo,"

"Ah kelamaan lo, nih jaga si Hitam gue pulang duluan bye," ujar Riyan sambil menyodorkan kucingnya kepada Nopal dan langsung pergi meninggalkan mereka.

"WOI ANJIR!!!"

Nopal yang sedari tadi sudah tidak mau untuk mengurusnya, tiba-tiba Nopal luluh dengan tatapan si Hitam yang terlihat sangat polos.

"Uhm kamu mau makan apa mpus~"

"Ayo masuk ke rumah kakak yuk~, kalo nggak nanti kamu dicolong sama mbak-mbak kunti~" ucapnya sambil terus menggendong dan menciumi kucing tersebut layaknya anak kecil.

MASIH BERLAKU NGGAK?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang