It's End for Us

2.7K 85 4
                                    

Salma merapikan hijabnya di kaca kamar mandi. Ia menyesali perbuatannya. Pertemuan yang ia inginkan adalah untuk menegaskan bahwa hubungannya dengan Rony tidak bisa dilanjutkan ke jenjang serius. Tetapi kenapa malah berakhir dengan adu mulut. Ini di luar kendalinya.

Ia keluar dari kamar mandi. Dan menghampiri Rony yang rebahan di sofa.

"Ron, maaf ya. Ini gara-gara gua."

Salma memainkan cincin di jarinya. Hidungnya kembang kempis menyembunyikan rasa kesal terhadap dirinya sendiri.

Rony meraup mukanya menyembunyikan senyum tipisnya. Sebenarnya ia berterima kasih untuk kecerobohan Salma kali ini.

"Nggak papa. Gua juga seneng kok." Rony tersenyum jahat.

"Bangke Lu."Salma melotot.

"So, gimana. Lu mau menyudahi hubungan yang ini? Padahal mulai aja belum lhoh..."

"Rony, gua tau Lu bangke. Tapi please kali ini aja. Yuk berpikir bareng. Kalau misalkan udah, aku mau kedamaian."

Rony mengepal tangannya, "Gua biasanya belum bisa damai sebelum mendapatkan apa yang gua mau?"

Salma menaikkan alisnya, "Maksudnya."

Rony menjawab dengan tegas, "Elu. Gua mau Elu. Itu nggak akan berubah sampai kapanpun."

"Jangan gitu lho, Lu terlalu berani bersumpah."Salma menunjuk Rony.

"Sal, pokoknya untuk saat ini. Setelah apa yang Lu lakuin ke Gua. Emangnya ada lagi yang bisa gua pikirin selain menghabiskan malam bersama Elu. Kalau Lu mau tau apa yang ada di otak Gua sekarang... " Mata Rony tertuju pada bibir Salma. Salma melipat bibirnya.

"Tahan nafsu Ron, " Salma menyilangkan tangan di dadanya.

"Oh gitu, setelah apa yang Lu lakuin ke gua barusan."

"Iya, iya. Gua pulang dulu ya. Takut Gua di sini. Mana nggak ada orang di rumah Lu."

Salma lari keluar rumah Rony. Adalah salah saat memutuskan ke rumah Rony. Bukan makin jelas, semuanya jadi runyam.

Salma menepuk jidatnya. Ia lupa bahwa kunci mobilnya ada di sofa, tempat mereka bermesraan tadi. Ahhh, mengingatnya saja membuat bulu kuduknya merinding. Apalagi tatapan mata Rony yang terakhir. Seperti harimau yang siap menerkamnya.

Salma berbalik ke depan rumah Rony. Dari balik pintu muncul Rony dengan seringainya menunjukkan kunci Salma. Salma mendekat, dan merebut kunci itu.

"Stttt heh, Sini dulu'..."Tangan Rony menarik Salma dan memasukkan ke dalam rumah.

"Nggak mau Ron, udah kan tadi perpisahannya." Ucap Salma tapi langkahnya menuruti ajakan Rony.

Rony menutup pintu rumahnya.

Begitu pintu tertutup, Rony langsung menangkup wajah Salma dengan tangannya. Bibirnya bergerak maju mencecap mulut Salma dengan sekali hisapan. Hirupan nafasnya bertautan dengan Salma.

"Udah Ron. Bibirku nyonyor nih." Rengek Salma.

"Maaf, maaf. " Rony tersenyum.

Salma berbalik badan memunggungi Rony. Ia membuka pintu rumah, sebelum keluar ia berkata,

"Setelah Gua keluar dari sini. Lu nggak boleh ngelakuin hal itu lagi ke gua. Nggak boleh cium-cium gua. Awas klo Lu Sampek berani. Gua suruh elu Login sekarang. Mampus Lu..."

"Aaaaa~~~~"Rengek Rony dibalas dengan bantingan pintu Salma.

Tekadnya sudah bulat. Salma akan mulai menekan rasa itu kepada Rony. Ia akan mencari lelaki lain dan jatuh cinta padanya, sehingga ia bisa melupakan Rony.

Salma meninggalkan pekarangan rumah Rony. Dari spion terlihat jelas, Rony menangis meneriakkan namanya.

"Salmaaaaaak!" Ron.

Salmon HaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang