Denial 2

2.2K 80 1
                                    

Sal menghirup napasnya pelan.

Call me please,

Masih terngiang ucapan Rony terakhir di kepalanya.

"Gua nggak bisak."keluhnya Lirih.

Ia berdiri dan kemudian duduk lagi seperti orang bingung.

"Pengen telpon tapi takuuut..."keluhnya.

Akhirnya handphone-nya malah berdering. Panggilan masuk dari Mamanya.

Salma mengangkat handphone nya ke telinga.

"Assalamu'alaikum Ma..."

"Wa'alaikumsalam... Sehat dek?" Jawab Ibunya di seberang sana.

"Sehat Ma, Mama?"

"Alhamdulillah sehat, aku dapat kabar dari Diman kalau kamu katanya nggak enak badan."

"Diman? Mama makin sering aja nih berhubungan sama Diman..."

"Heh, berhubungan gimana?"

"Yaa maksudnya komunikasi, makin kayak besti aja nih... Mentang-mentang udah save nomer kontak."

Mamanya tertawa di seberang sana.

"Udah ya Ma, aku mau mandi."

"Ya udah kalau kamu nggak papa, Mama khawatir aja. Kapan pulang ke Rumah Dek?"

"Belum tau Ma..."

"Ya udah nanti disambung wa nan lagi. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam..."

Salma kemudian berpikir. Bagaimana bisa Diman memberi kabar 'Salma nggak enak badan' sementara dia sudah beberapa hari tidak komunikasi dengan dia.

Salma memilih untuk tidur karena jiwanya lelah, meskipun sebenarnya dia berniat untuk mandi. Namun apa daya jiwanya terlalu lelah untuk hari ini.

🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟

Rony mencoba menghubungi Salmanya.

Ia menunggu. Tetapi Salma adalah Salma. Dia tidak akan menelpon.

Salma membiarkan sambungan telponnya.

Rony mendecak kesal. Lalu uring-uringan.

Salma memegang handphone nya, dan memencet nomor Rony. Hanya untuk sekedar melihat foto profil wa nya. Setelah itu ia bergidik dan membuat handphonenya ke kasur.

Salmon HaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang