Ketahuan

1.9K 71 0
                                    

Salma bangun dari tidurnya. Ia mengecek handphone nya. Dan bener saja ada pesan masuk dari asistennya.

Sal, talkshow sama Kak Gigi bareng Panaro, mau ya?

Ia mengucek matanya. Pesan itu dibiarkan. Ia menaruh handphonenya dan bersiap mengambil air wudhu untuk sholat subuh.

Selesai sholat ia kembali ke kasurnya. Ia berbaring dan kembali mengingat kejadian kemarin. Ia merasa bodoh tidak menyelesaikan permasalahannya sendiri. Kalau dipikir-pikir lagi, sebenarnya itu masalah sepele. Salma merasa tidak biasa seperti ini. Ia sedang tidak menjadi dirinya sendiri.

🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟

Bang Jo menghampiri Rony yang sedang duduk di balkon apartemennya. Ia mendaratkan pantatnya di kursi sebelah, dan mulai mengambil secangkir kopi di meja. Rony memandanginya intens. Abangnya menyesap kopi itu dengan tanpa rasa bersalah.

"Good morning brother, thank's for the Coffee..."Senyum Bang Jo terlukis indah.

"Kopi gua..."Rony menyembunyikan cangkirnya di dekat jendela agar Bang Jo tidak menghabiskannya. Persis seperti anak kecil yang tidak mau membagi miliknya.

"Santai kenapa?!"Tatapan Bang Jo menajam.

"Nggak bisa santai hidup gua sama kelakuan Lu Bang."

Bang Jo melihat sekeliling Rony, mencari sesuatu.

"Tumben Lu nggak ngerokok?"

Rony menggeleng. Kemudian Ia menebar pandangannya ke luar. Ia kembali menikmati kesunyian sampai suara asing terdengar nyaring memecah keheningan.

"Bjir gedhe banget kentut Lu Bang!!!"

Rony mengusap wajahnya frustasi. Niatnya untuk self healing sejenak dari hiruk pikuk kesibukannya, gagal sudah.

🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟

"Halo, Dim. Lu dah bangunkah?" Salma menempelkan handphone di telinganya.

"Iya udah, gimana Sal?"

"Lu, berbagi kabar sama Mama ya. Jangan terlalu jujur sama dia. Orangtuaku nggak perlu tau semuanya. Gua khawatir mereka ikut mikir."

"Gua juga khawatir sama Lu. Lagian Mama yang japri gua duluan. Kenapa? Gak suka kalau Mama tahu bahwa..." Diman menggantungkan kalimatnya.

"Bahwa...???"Tanya Salma penasaran.

"... Bahwasanya hatimu mulai condong ke orang lain..."

Salma menurunkan handphonenya. Darimana Diman tahu apa yang sedang ia alami.

Salma mengangkat kembali handphonenya. Ia mulai berbicara kembali dengan Diman.

"Dim, nanti gua telpon lagi ya?"

Saat Salma berbicara lagi, sudah tidak ada tanda-tanda kehidupan di seberang sana. Tidak terdengar apapun. Sambungan telepon telah dimatikan.

Mampus! Marah dia, cemburukah dia, Batin Salma menjerit.

Salmon HaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang