Bad Dream (1)

2K 76 8
                                    

"Kita ini ... Skandal 'kan?" Salma melirik ke Rony.

Pria itu diam.

Salma menyerot es-nya.

"Iya, skandal."Balas Rony.

Tangannya menarik Salma jatuh ke pangkuannya.

"Huh! Sakit Ronn!!!" Teriak Salma kencang tepat di telinga Rony.

Salma langsung berdiri. Dan memoles kepala Rony. Pria itu tertawa.

Salma duduk menjauh dari Rony. Gadis itu memilih memainkan gitarnya.

"Eh Diman mau ke sini. Gak papa kah?" Salma menghentikan petikan gitarnya.

"Oh ya?!" Sahut Rony sambil menoleh ke arah Salma.

Salma menaikkan alisnya lalu mengangguk.

"Kau mau adu domba kita kah?" Rony mengangkat satu kakinya ke sofa. Salma mengerucutkan dahinya.

"Nggak sopan Ronyyyyy." Salma menunjuk dan menekankan wajahnya ke pose Rony.

Pria itu bersikeras, membuat gadisnya marah.

"Ronyyyyy. Turunin nggak. Ngangkang gitu. Dih."

Salma melihat dari kejauhan Diman datang membawa 3 cangkir es kopi.

Salma melambaikan tangan. Diman sumringah mendapati Salma.

"Ron, nggak kaget Lu."Ucap Diman duduk berhadapan dengan Rony.

Rony hanya memandangi Diman. Lalu tersenyum tipis.

"My vrohh. Gilak kangen bats." Rony menepuk pundak Diman tapi matanya melirik ke arah Salma.

Salma mengulum senyum. Sepertinya pria di depannya langsung hilang mood.

Diman duduk kembali dan menyesap kopinya.

"Jadi sampai mana hubungan kalian???"

"Buset emang Lu Bapaknye?!" Tegas Rony.

"Sabar kenapa Ron."ucap Salma menengahi.

"Elu juga Sal. Kenapa nggak bilang gua dulu kalau ngundang teman lain." Rony membuang mukanya.

"Iya iya santai kali. Ya nggak Dim."

Diman mengangguk.

Rony mengeluarkan rokok dari sakunya dan membakarnya.

"He, berani kau sebat di depan adiku ini." Diman menunjuk rokok Rony.

Rony membisu. Dan menatap tajam ke arah Diman.

"Kenapa elu jadi ngatur-ngatur gua ya Bro?"

Salma mulai panik. Bukan ini keinginannya menyatukan dua insan ini.

"Ya sadar diri dong, wahai anda lelaki. Wanita berhijab seperti Salma, tidak baik merokok di depannya. Sal, lu yakin mau serius sama orang ini." Jelas Diman.

Mendengar hal itu Rony bangkit dan mencekram kerah Diman.

"Meskipun elu lebih tinggi dari gua. Gua nggak takut." Ucap Rony lalu menyemburkan asapnya.

"Ron, kok lu berandal sih. Elu beda Ron. Duuh Rony kenapa ya. Kesurupan mungkin."

"Coba kita rukyah Sal. Kita bawa ke pak ustadz."

"Lah, nggak salah Dim. Ke pendeta dong."

"Emang pendeta bisa merukyah?"

"Lah, gua nggak tahu... Ya siapa tahu."

Rony mundur perlahan dan terjatuh di sofa. Matanya memejam dan ia tertidur.

"Yes berhasil."ucap Salma dan Diman.

"Obat biusnya manjur ya."

Salma mengangguk.

"Cepet Dim. Kita ambil cap jempolnya. Biar lagunya dicarikan pihak sana."

Diman mengeluarkan kertas perjanjian kontrak dengan label. Ditaruhlah jempol Rony untuk dilakukan cap. Di atas kertas tertulis perjanjian kontrak single Trio SeReD.

Salma tersenyum. Matanya berbinar diikuti senyuman Diman.

🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟

Salmon HaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang