Antupar

1.7K 64 1
                                    

"Lepasin Ul"

Nabila menghentakkan tangannya dari tarikan Paul. Sikapnya gusar mendapatkan perlakuan yang sedemikian rupa.

Paul melirik ke Nabila yang kesal. Paul sebenarnya penasaran dengan cerita Nabnab. Namun Paul tidak tahu harus mulai dari mana.

Nabila meliriknya dan mendengus.

Paul menyembunyikan rasa penasarannya dan memilih bungkam.

Nabila menatap ke bawah.

"Apa maksud Lu nyeret gua barusan."
Nabila mengangkat wajahnya.

Paul menarik kursi dan mendudukinya.

"Yaa mereka kan butuh ruang untuk bicara."

Nabila menyelidik, "Memang mereka sudah sejauh apa?"

Paul menatap Nabila lekat, "Di luar bayangan mu Nab."

Nabila berdecak. Alis tebalnya melengkung ke atas. Bibirnya terlipat.

"Andai saja aku punya hubungan dengan pasangan yang sesolid itu."

Paul tertegun. Wajah indah gadis di sampingnya tak pantas mengucapkan hal-hal seperti itu, pikirnya.

"Memangnya kalian sudah tak bersama lagi?"

Nabila melotot ke arah Paul.

"Kenapa masih nanya sih? Marah-marah ku di ruang makeup tadi kurang menjelaskan?"

Paul tertegun dan takut begitu saja. Terkadang ia kagum pada kelembutannya, tapi terkadang juga ia takut pada sisi keras gadis ini.

"Sudah-sudah. Jangan marah lagi."

Paul mengelus lengan Nabila. Gadis itu merebahkan tubuhnya di sofa. Lalu memejamkan mata.

"Bodo amat. Gua mau tidur sebentar. Nenangin diri."

Mata indah gadis itu benar-benar tertutup rapat. Paul memandanginya sambil mengulum senyum.

Tak berapa lama Salma dan Rony muncul. Mereka bertiga tersenyum memandangi Nabila yang tertidur di sofa.

🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟

Hai maaf baru update, terima kasih sudah mau mampir 💙

Salmon HaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang