Anemones (2)

2.8K 242 13
                                    


Mahada-anak pertama Yuna dan Agung- yang saat ini masih duduk di bangku akhir sekolah menengah atas baru saja tiba di rumah pukul tiga sore. Hanya dirinya seorang, karena kelima adiknya masih sibuk dengan kegiatan sekolah mereka. Bukannya Mahada tidak sibuk, hanya saja dia sedang lelah untuk mengikuti kegiatan di sekolah. Lagipula dirinya kini sudah menginjak kelas akhir jadi untuk apa dirinya sibuk mengikuti kegiatan di sekolah. Lebih baik dirinya pulang lebih awal untuk beristirahat dan belajar di rumah.

"Aku pulang.." Mahada melangkahkan kakinya setelah sebelumnya dirinya mengganti sepatu dengan sandal rumah yang telah di sediakan.

Salah satu pembantu yang sudah bersama dengan keluarganya itu tersenyum ketika melihat Mahada sudah pulang. "Baru pulang nak?"

"Iya bu, ini kenapa sepi bu? Bunda sama ayah kemana?"

Pembantu yang sering di panggil Ibu oleh anak-anak agung itu bernama Sri. Dirinya sudah tinggal bersama dengan keluarga ini kurang lebih selama dua puluh tahun, dimana dirinya masih menjadi gadis dan kini dirinya sudah memiliki dua cucu di kampung. Dan Agung serta Yuna tidak keberatan jika ibu Sri ini sudah mereka anggap sebagai keluarga mereka.

"Bunda sama ayah belum pulang nak dari rumah sakit."

Mahada mengangguk, namun dapat Sri lihat raut wajah lelah Mahada dan juga khawatir di wajah anak pertama keluarga ini. "Lebih baik kamu istirahat dulu ya? Nanti ibu siapkan susu cokelat hangat."

Mahada menggelengkan kepalanya. "Enggak usah bu, aku mau langsung tidur aja. Aku capek banget hari ini."

"Yasudah, istirahat ya nak. Jangan kelelahan, nanti kamu sakit."

Anggukan yang diberikan oleh Mahada kepada Sri, setelah itu dirinya langkahkan kedua kakinya menuju kamarnya. Semua kamar anak Agung dan Yuna berada di lantai 2, sedangkan kamar Agung dan Yuna berada di lantai 1. Kamar Mahada berada tepat paling ujung dekat tangga, dan kamar paling pojok adalah kamar Juan yaitu bungsu keluarga ini.

Pukul tujuh malam, satu per satu anak Agung sudah tiba dirumah. Tinggal anak ke empat Agung yang belum tiba di rumah.

"Ini Haran kemana? Kenapa belum pulang?" Tanya Yuna kepada Jean. Karena yang sekelas dengan Haran hanya Jean.

"Dia masih ada kerja kelompok katanya bun, belum selesai. Tadi dia chat aku."

Yuna mengangguk. "Yasudah, nanti bunda chat Haran buat pulang cepet."

Jean hanya mengangguk dan kembali fokus dengan makanan yang berada di hadapannya.

Agung menatap satu persatu anak-anaknya yang tengah memakan makan malam mereka. Kecuali Haran yang masih mengerjakan tugas kelompok serta Naka yang harus beristirahat total di kamarnya.

Renja-anak kedua keluarga Agung- menatap wajah ayahnya dengan pandangan bertanya, tidak seperti biasanya wajah sang ayah terlihat sendu seperti saat ini. "Ayah? Ayah gak apa-apa?"

Pertanyaan yang dilontarkan Renja untuk Agung menarik perhatian yang lainnya. Sementara orang yang ditanya hanya tersenyum sambil mengangguk. "Gak apa-apa. Ayah oke kok kak."

"Ayah enggak oke, cerita sama kita yah. Kenapa?"

Agung tersenyum. Dirinya tahu jika anak keduanya memiliki kepekaan yang sangat tinggi sama seperti anak ke empatnya. "Ayah cuma kepikiran Naka aja sayang, gak apa-apa."

"Oh iya kak Naka check up kan hari ini? Hasil pemeriksaannya gimana yah? Membaik kan?" Tanya Juan kepada kedua orang tuanya.

Agung menatap istrinya yang sedari tadi hanya terdiam. "Doain aja ya, ayah minta doanya yang terbaik buat Naka."

Anemones ; NCT DREAM [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang