Sudah tiga hari Naka dirawat dirumah sakit dan hari ini adalah hari terakhirnya ia dirawat. siang ini Naka sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah tetapi dengan persyaratan yang cukup membuat Naka menghela nafasnya berat. sungguh setiap dirinya meninggalkan rumah sakit selalu saja ada tambahan pantangan yang membuat dirinya merasa sedikit muak. beberapa bulan lalu ketika dirinya check up kesehatan rutin dirinya juga selalu mendapatkan pantangan untuk diet dan sekarang pun sama. lalu apa yang harus Naka makan? apa makanan yang tidak ada rasanya lagi atau bagaimana entahlah, Naka sendiri sudah tidak mau memikirkannya.
Meski kedua orang tuanya tidak memberitahukan keadaannya, Naka sendiri sudah tahu jika jantungnya kembali berulah. padahal seingatnya dirinya sudah menjalani operasi pemasangan ring namun kenapa jantungnya itu kembali berulah? Naka sendiri sudah pasrah dengan apa yang terjadi kedepannya mengenai keadaan jantungnya, bukannya dirinya menyerah dengan keadaan tetapi dirinya sudah terlalu lelah berjuang untuk sembuh karena kata 'sembuh' seperti menjauh dari harapannya.
Kini Naka ditemani oleh Mahda yang baru saja tiba dari kantor untuk ke rumah sakit menjemput Naka. "Maaf mas telat, barang kamu udah di rapihin?"
Naka mengangguk. "Udah tadi dibantu suster."
Mahda berjalan ke arah Naka yang terlihat sedikit muram dan sedih. "Kenapa mukanya ditekuk gitu? kamu enggak seneng pulang?"
"Seneng mas, tapi masa iya aku dapet wejangan lagi, mana banyak banget lagi."
Mahda tersenyum miris, selalu saja seperti ini. "Apa wejangannya?"
"Katanya aku enggak boleh kecapean, gak boleh masuk kuliah dulu buat seminggu kedepan, gak boleh makan sembarangan terus masih banyak lagi mas. aku males banget ingetnya."
Mahda mengerti jika Naka mungkin sudah muak dengan semua persyaratan yang diberikan oleh dokter yang sudah merawat Naka sejak dahulu. "Gak apa-apa ya? demi kesehatan kamu, nanti mas temenin juga deh. mas juga ini kayaknya udah gendut deh, mas juga mau ikut diet sama kamu lagi."
Naka merenggut. "Gendut darimana, badan mas udah bagus gitu, mau sekurus apalagi kalo mas ikut diet sama aku nanti."
"Kenapa gak boleh? mas kan kurang pede sama penampilan mas yang sekarang."
"Pokoknya mas jangan ikutan diet sama aku nanti, aku bakalan marah sama mas kalo mas tetep maksa ikutan diet sama aku."
Mahda terkekeh. "Iya bawel, ayo kita pulang."
Naka mengangguk dan berjalan ke luar ruangan bersama Mahda sambil sesekali menyapa beberapa suster yang ia kenal dan berpamitan untuk pulang. sesampainya di mobil Naka hanya menyandarkan punggungnya pada sandaran mobil dan menatap ke arah luar kaca mobil, menatap berbagai kegiatan yang dilakukan manusia-manusia.
"Mas, aku pengen pelihara kucing boleh gak?"
"Kucing? kita kan udah punya dirumah satu."
"Emang iya? orang kita cuma punya ikan cupang punya Juan sama ikan hias punya ayah sama mas Renja."
"Leo, dia kan kelakuannya kayak kucing. kucing garong tapi."
Tangan Naka memukul pelan lengan Mahda dan terkekeh kecil. "Aku bilangin ke Leo baru tahu rasa. tapi mas ini beneran aku pengen pelihara kucing."
"Enggak boleh, kamu enggak akan kuat sama bulunya yang rontok nanti, enggak sehat buat kamu."
"Mas gak asik, gak suka aku sama mas."
Mahda terkekeh melihat wajah cemberut adiknya. "Kenapa kamu enggak pelihara kura-kura kecil aja? nanti mas beliin."
Naka terdiam memikirkan saran Mahda. "Boleh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Anemones ; NCT DREAM [✔️]
Hayran KurguRumah itu tempat kita pulang bukan? Start : 13 April 2024 End : 15 September 2024