Anemones (1)

5.4K 286 25
                                    


"Bangun lo kebo." Ucap salah seorang anak laki-laki yang masih sangat muda itu. Kakinya menendang-nendang tubuh yang masih betah berlindung dalam hangatnya selimut tebal.

Anak laki-laki bernama Juan itu menghembuskan nafasnya lelah. Ini bukan pertama kalinya ia membangunkan salah satu dari keenam kakaknya. Sebenarnya tugas yang membangunkan kakak kelimanya ini adalah ayah atau bundanya tapi mengingat pagi ini hampir semua orang di rumah kesiangan dan berakhir dirinya lah yang ditunjuk untuk membangunkan kakak kelimanya yang terkenal sangat sulit di bangunkan.

"Naka kebo bangun."

Anak laki-laki yang sedari tadi di bangunkan hanya menggeliat dan berganti posisi, semakin merapatkan selimutnya dan kembali menjelajahi alam mimpi.

"Naka kebo anaknya pak Agung bangun!" Habis sudah kesabaran Juan untuk membangunkan kakak kelimanya itu. Dirinya memilih untuk menarik selimut yang sedari tadi menyelimuti tubuh kurus kakaknya itu dan menepuk cukup keras pantat kakaknya.

"Lima menit lagi bun.."

"Anjir, lima menit lo itu lima jam. Naka bangun, lo enggak mau sekolah?"

Naka menggelengkan kepalanya. "Enggak, gue check up hari ini."

Juan semakin dibuat kesal karena bisa-bisanya dirinya lupa jika hari ini adalah jadwal kakak kelimanya untuk check up. "Terus ngapain gue bangunin lo?"

"Ya gak tau, lo juga kenapa mau rela-rela bangunin gue?" Naka kini sudah sepenuhnya terbangun dan menatap Juan dengan tatapan jahilnya.

"Dahlah, gue kesiangan. Lo ditunggu ayah sama bunda di bawah. Yang lain udah pergi sekolah, untung sekolah punya kakek jadi kesiangan juga enggak akan ada yang hukum gue."

Naka semakin menarik senyummya. "Lo lupa ya? Hari ini hari kamis, berarti yang jaga gerbang bukan anggota osis tapi guru kesiswaan, dan lo tahu kan siapa guru kesiswaan kita? Bu Darmi sama pak Yanto. Mereka berdua enggak akan peduli mau kita cucu kakek atau anak presiden sekalipun. Kalo lo ngelanggar, lo tetep dihukum."

Juan menepuk jidatnya. Sepertinya hari ini keberuntungan tidak berpihak pada Juan. Setelah Naka selesai berbicara Juan langsung berlari menuju kamarnya dan mengambil tasnya setelah itu bergegas untuk berangkat ke sekolah di antar oleh seorang supir menggunakan motor karena sudah terlalu terlambat setelah sebelumnya dirinya pamit kepada kedua orang tuanya dan membawa bekal untuk dirinya serta ke lima kakaknya yang sudah berangkat duluan.

Naka yang melihat adik bungsunya panik hanya bisa tertawa kecil. Setelah berdiam cukup lama Naka bangkit dari tidurnya untuk duduk sejenak, mengumpulkan nyawa yang belum terkumpul semua.

"Dingin banget.." Naka turun dari ranjangnya dan mengambil jaket tebal milik Jean-saudara ketiganya- yang sepertinya tertinggal di dalam kamarnya dan memakainya. Tanpa mencuci mukanya terlebih dahulu Naka berjalan keluar dari kamarnya dan pergi menuju ruang makan. Disana terlihat bundanya dan sang ayah masih menikmati sarapannya.

"Pagi ayah, bunda.."

Yuna dan Agung tersenyum ketika melihat Naka sudah bangun. "Pagi sayang, sarapan kamu belum bunda buatin. Bunda pikir kamu bangun siang hari ini."

Naka tersenyum, dirinya mengambil gelas yang berisikan air mineral hangat yang sudah bundanya siapkan. "Tadinya gitu bun, cuma Juan lupa kayaknya kalo hari ini aku enggak sekolah, dia bangunin aku. Kalo enggak sih kayaknya beda cerita bun."

Yuna tersenyum. "Mau makan sekarang?"

Naka menggeleng. "Enggak dulu deh bun, perut aku mual banget."

Yuna menatap anak kelimanya itu dengan tatapan khawatir. "Belum mendingan dari semalam?"

Naka mengangguk. "Iya bun, semalam aku bangunin mas Jean supaya nemenin di kamar, soalnya semalam aku muntah-muntah lagi terus sempet sesek juga sedikit."

Agung yang duduk disamping anaknya mengusap pelan punggung anaknya. "Dicoba makan sedikit ya? Habis itu kita ke rumah sakit buat check up."

Naka menggelengkan kepalanya. "Kalo aku enggak makan gimana bun? Aku nanti aja makannya."

"Kamu belum minum obat sayang. Makan sedikit ya?"

Naka dengan terpaksa menganggukan kepalanya. Dan tidak membutuhkan waktu lama Yuna telah kembali dengan menu sarapan Naka yaitu hanya oatmeals dengan tambahan sedikit buah-buahan. "Gak habis juga, gak apa-apa. Makan sedikit ya, paksain."

Naka menyuapkan menu sarapannya sedikit demi sedikit, namun dirinya hanya mampu menelan hingga suapan ke tiga dan berakhir dirinya menyerah. Menutup mulutnya ketika dirasa makanan yang belum sepenuhnya tubuhnya terima kembali naik ke tenggorokan.

Agung tidak tinggal diam, dirinya memberikan air hangat untuk Naka. "Di tahan ya sayang mualnya, kalo kamu muntahin enggak akan ada makanan yang masuk ke tubuh kamu. Gak apa-apa pagi ini kamu udah hebat tiga suap. Hebat banget anak ayah ini." Tangan besarnya tidak henti mengusap pelan punggung anaknya yang terasa sediki bergetar.

Yuna bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah anaknya yang masih berusaha untuk menahan rasa mualnya. "Mual banget sayang? Bunda buatin air jahe ya?"

Naka mengangguk dengan harapan air jahe buatan bundanya dapat mengurangi rasa mualnya. Setelah itu Naka bersandar sepenuhnya di kursi meja makan karena sungguh pagi ini sangat menyiksanya, rasa mual yang ia rasakan sangatlah membuatnya tersiksa, belum lagi rasa sakit yang menyerang ulu hati serta punggungnya.

Yuna datang dengan segelas air jahe hangat yang ia buat untuk Naka. "Diminum sayang, hati-hati panas."

Dibantu oleh Agung, Anak kelimanya itu meminum dengan perlahan air jahe yang dibuat oleh istrinya. "Pelan-pelan sayang." Hanya beberapa kali tegukan dan Naka memilih untuk menyerah.

"Udah yah..."

Agung menyimpan gelasnya dan mengusap pipi tirus anaknya. "Sekarang istirahat dulu ya, jangan di kamar. Di sofa aja sama bunda. Ayah ke garasi dulu, manasin mobil. Habis itu kita pergi ke rumah sakit."

Naka mengangguk. Dirinya bangkit dari duduknya dan berjalan dengan gontai menuju ke arah sofa yang jaraknya tidak terlalu jauh. Tubuh kurusnya ia sandarkan dan memilih untuk memejamkan kedua matanya, menahan semua gejolak tidak nyaman di perutnya.





13 April 2024

Aduh ini aku mau minta maaf karena malah nge post cerita baru dan belum sempet namatin cerita yang 'little star'.
Semoga suka ya sama cerita yang ini.

Anemones ; NCT DREAM [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang