Anemones (23)

686 120 8
                                    


Tiga hari berlalu semenjak keadaan Naka yang tiba-tiba saja drop, bahkan kini anak itu sebenarnya sudah sadar namun karena keadaan tubuhnya yang sangat lemah anak itu berakhir harus terus berbaring di atas ranjang pesakitan yang tidak nyaman itu. Keadaannya seperti roller coaster, selalu naik turun tidak menentu, keadaan tubuh Naka bahkan bisa terlihat sehat saat pagi dan akan kembali drop pada malam harinya. itu yang terjadi pada tubuh anak itu selama kurang lebih tiga hari ini dan tentu saja keadaan Naka yang seperti itu membuat semua anggota keluarga merasa sangat cemas dengan keadaan anak itu.

Bahkan Renja yang sudah hampir seminggu tidak melihat keadaan Naka, hari ini anak itu pulang. ternyata untuk beberapa hari ini Renja tengah bekerja sama dengan beberapa orang diluar sana untuk bisnisnya. dan tentu saja karena hal tersebuh Renja menjadi sangat sibuk dan tidak dapat dinganggu. namun hari ini Renja tidak peduli dengan kerjaannya atau dengan kerjasama dengan yang lainnya, keadaan Naka yang paling utama untuk saat ini. Bahkan Renja sudah selama kurang lebih tiga jam terus duduk disamping Naka menatap wajah adiknya yang masih tertidur dengan tenang, telapak tangan adiknya itu terasa dingin dalam genggamannya.

"Naka sayang, maaf ya mas selama beberapa hari kemarin enggak kesini nemenin kamu. mas kemarin gak sempet kesini karena sibuk, tapi ternyata sibuknya mas buat kamu kayak gini ya? seharusnya mas enggak usah mikirin kerjaan, ngapain juga ya mas mikirin kerjaan, padahal ayah kita udah kaya dari dulu. maaf ya. sekali lagi mas minta maaf karena enggak bisa nemenin kamu seminggu kemarin."

Kedua mata yang biasanya terlihat berbinar itu, akhir-akhir ini terlihat redup dan juga sayu. kedua mata indah yang paling disukai oleh Renja itu kini tidak terlihat binarnya dan hal itu membuat Renja sedih. Renja yang sedari tadi betah menatap wajah Naka tersenyum kecil ketika melihat kedua mata itu bergerak perlahan dan juga terbuka.

"Hai Naka.."

Naka yang masih berusaha untuk membuka kedua matanya tidak terlalu mendengar suara Renja, anak itu masih fokus untuk membuka kedua matanya. hingga ketika dirasa sudah jelas penglihatannya Naka menolehkan kepalanya dan melihat kakak keduanya yang sering ia tanyakan selama ini sudah berada di hadapannya, senyum kecil di bibir pucat dan kering milik Naka terpatri dengan tulus. Renja yang melihat adiknya tersenyum berusaha untuk menahan isakannya, kedua mata Renja sudah terlihat memerah karena menahan air matanya yang akan terjatuh.

"M...as.."

Renja menganggukkan kepalanya. "Iya Na, kenapa? mas disini.."

Renja yang sedari tadi mengggenggam telapak tangan dingin milik adiknya itu menciumnya dengan lembut. "Naka adik mas yang paling ganteng.."

Naka terkekeh kecil. "Apa kabar?"

Suara lemah milik Naka memenuhi indra pendengarnya dengan baik. bahkan ketika mendengar suaranya Renja ingin menangis. "Mas baik-baik aja sayang, kamu yang kelihatan kurang baik. kenapa sih kamu kangen sama mas ya bisa sampai kayak gini?"

Naka menganggukkan kepalanya. "Kangen."

Renja menganggukkan kepalanya. "Mas juga kangen Naka, maaf ya kemarin mas ilang dan enggak ngabarin kamu. tapi kamu tenang aja mas sekarang enggak akan kemana-mana lagi, mas akan terus ada disini nemenin kamu."

Naka menarik nafasnya dengan berat, dadanya terasa panas dan juga sakit ketika dirinya menarik nafas hingga tanpa sadar Naka mengeratkan genggaman tangannya yang tengah digenggam oleh Renja.

"Sakit ya? kuat ya. kamu boleh salurin sakitnya ke mas, gak apa-apa.."

Naka masih mencoba untuk mengontrol nafasnya yang menurutnya cukup sulit, dirinya ingin sekali menangis karena untuk bernafas pun kini dirinya sudah tidak bisa. "Tolong.."

Anemones ; NCT DREAM [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang