Bunda & Naka (31)

377 65 4
                                    


Saat lahirnya Naka, Bunda sangatlah senang namun sekaligus khawatir. karena diantara ke keempat anaknya sebelumnya, hanya Naka yang selama di dalam kandungan sangatlah lemah, bahkan pernah saat diusia kandungan Yuna menginjak bulan keempat. Dokter meminta Yuna untuk tidak mempertahankan anaknya itu, karena ternyata keadaan Naka saat itu sudah sangat lemah bahkan dokter yang menangani Yuna saat itu tidak yakin jika Naka akan dapat bertahan, namun Yuna terus bersikeras untuk mempertahankan Naka, meski dirinya harus pulang pergi rumah sakit dan rumah meninggalkan keempat putranya yang masih cukup kecil dirumah bersama dengan ayah mereka, sedangkan Yuna dirumah sakit sendiri. jika malam Yuna akan ditemani oleh kedua orang tuanya, namun jika siang dirinya akan sendiri mungkin hanya akan ditemani oleh ibunya.

Pada usia kandungan Yuna menginjak usia tujuh bulan, Yuna mengalami pendarahan hebat dan dengan sangat terpaksa Naka harus dilahirkan secara caesar sebelum masuk waktunya. Saat itu Yuna sudah menangis, dan terus berdoa semoga anaknya yang satu itu diberikan kekuatan dan kesempatan untuk bertahan. Doa terus Yuna panjatkan kepada Tuhan, hingga Tuhan mendengar doa Yuna. anak kelima Yuna dan juga Agung sudah lahir namun anaknya itu tidak langsung dirinya peluk, dirinya harus kembali menerima kenyataan jika anaknya yang satu itu akan masuk kedalam inkubator dan mendapatkan perawatan yang intensif, karena keadaannya yang sangat lemah. bahkan saat Naka berhasil dikeluarkan dari dalam perut Yuna, Yuna bahkan tidak dapat mendegar suara tangisan anaknya yang satu itu. Hatinya dilanda rasa khawatir yang sangat dalam, hingga pada malam harinya Yuna mendapatkan kabar jika anaknya selamat dan kini tengah masih dalam perawatan.

Selama kurang lebih satu minggu Yuna hanya selalu mendapatkan kabar saja dari kedua orang tua serta suaminya, bahkan kehadiran keempat anaknya tidak membuat Yuna merasa tenang, Yuna masih terus memikirkan keadaan anak kelimanya yang belum juga pernah ia lihat sama sekali. Hatinya terus dilanda rasa cemas, hingga akhirnya setelah kurang lebih dua minggu Yuna dapat melihat keadaan anaknya yang kelima. Didalam sebuah ruangan ada cukup banyak anak yang memiliki nasib seperti Naka, tapi fokusnya hanya ada pada Naka anaknya yang terlihat sangat kecil dan juga rapuh, begitu banyak selang yang terpasang ditubuh anaknya yang terlihat sangat kecil.

"Mas.."

Agung yang saat itu menemani istrinya hanya mampu mengusap pelan punggung istrinya yang bergetar karena menangis.

"Itu Naka? Cimol yang kemarin ada didalam perut aku?"

Agung menganggukkan kepalanya. "Iya sayang, itu cimol nya kita."

Yuna menangis terisak dalam pelukan suaminya, rasa bersalah terus memenuhi isi hatinya. dirinya merasa bersalah karena tidak dapat menjaga anak kelimanya,  dirinya merasa bersalah karena tidak dapat melahirkan anak kelimanya dalam keadaan yang sehat. "Maaf mas.."

Agung menggelengkan kepalanya. "Bukan salah kamu, ini memang udah takdirnya sayang, Tuhan menitipkan kita malaikan kecil lagi, namun kali ini lebih istimewa. kita jaga dia ya? kita syukuri semua yang telah terjadi, enggak ada yang salah. anak kita kali ini lebih membutuhkan kasih sayang kita ya? jangan terus berlarut dalam rasa bersalah kamu."

Setelah waktu itu ketika Yuna melihat anaknya yang kecil  berada didalam sebuah ruangan, Yuna kembali dihadapkan dengan keadaan dimana anaknya ternyata memiliki gangguan pada jantungnya. orang tua mana yang tidak sedih, Yuna terus menangis ketika mendengar kabar jika anaknya harus menerima kenyataan kurang sempurna.

Anak kelimanya itu bahkan harus menginap dirumah sakit selama kurang lebih tiga bulan, dan selama itu pula Yuna dan Agung bergantian untuk menjenguk serta menjaga Naka disana. Setelah tiga bulan, Naka sudah diijinkan pulang, karena keadaannya yang sudah membaik serta berat badan anaknya itu sudah cukup normal.

Saat kepulangan Naka, kamar yang sebelumnya sudah disediakan oleh Yuna dan Agung tidak pernah ditempati oleh Naka. Kamar bayi itu dibiarkan kosong mungkin hanya menjadi kamar untuk menyimpan baju-baju bayi yang telah Yuna dan Agung siapkan. Yuna tidak berani meninggalkan anaknya sendiri di kamar ketika mendengar keadaan anaknya bagaimana, Yuna sudah memutuskan jika anaknya yang sekarang akan terus tidur dengannya.

Waktu terus berjalan hingga tidak terasa kini anaknya yang sejak dahulu telah ia jaga dengan sepenuh hati sudah menginjak usia empat tahun, hari pertama Naka bersekolah bersama dengan Haran yang masih bersekolah disana. Masih teringat dengan jelas bagaimana wajah lucu Naka yang sangat bahagia untuk bersekolah, sejak pukul empat pagi Naka sudah bangun dan masuk ke dalam kamarnya mengambil tas sekolah yang bergambar robot berwarna merah dan juga biru mengambil buku dan memasukkannya. Yuna yang saat itu kebetulan sudah terbangun langsung mengikuti kemana anaknya akan pergi, dan perempuan itu terkekeh ketika melihat anaknya begitu semangat memasukkan keperluan sekolahnya.

"Naka sayang, ini masih pagi.."

Naka menolehkan kepalanya dan tersenyum. "Bunda.. ayo kita sekolah, nanti Naka sekolah sama Halan ya? nanti Naka mewalnai ya disana? Naka tidak sabal bunda.."

Sudah umur empat tahun tetapi Naka belum dapat mengucapkan huruf 'R' dengan benar masih terdengar huru 'L' yang keluar dari mulut kecilnya. "Iya nanti Naka disekolah mewarnai, tapi ini masih pagi sayang, tidur lagi aja ya?"

Naka kecil menggelengkan kepalanya. "Enggak mau, Naka mau sekolah bunda.."

"Iya tapi kan sekolahnya jam tujuh, ini masih jam empat sayang. tidur lagi ya? nanti bunda bangunkan kalo sudah waktunya sekolah. nanti Naka mengantuk kalo bangun jam segini."

Yuna tidak akan melupakan bagaimana wajah bahagia Naka saat pertama kali masuk sekolah taman kanak-kanak.

Naka tumbuh menjadi anak yang baik, dan juga cantik maupun wajah atau hatinya. sepertinya Naka memiliki kemiripan dengan Yuna sebanyak sembilan puluh persen lalu sisanya adalah Agung. Yuna bahagia ketika menyadari jika Naka sangat mirip dengannya lebih banyak, karena dari keenam anaknya hanya Naka lah yang paling banyak kemiripan dengannya dibanding anak-anaknya yang lain.

Sudah banyak momen yang Yuna lewati bersama dengan anak-anaknya, namun hal yang menjadi kesulitannya adalah ketika melihat anaknya yang sejak dahulu sudah merasakan sakit harus kembali ke rumah sakit dengan keadaan yang tidak dalam keadaan baik. anaknya itu harus selalu kerumah sakit untuk periksa ataupun dirawat, seharusnya Yuna sudah terbiasa dengan suasana rumah sakit atau bau rumah sakit yang cukup Yuna benci. Yuna sedih, ketika melihat anaknya kembali harus berjuan didalam ruangan yang selalu ada dalam doa Yuna agar dijauhkan dari anggota keluarganya, tapi sepertinya Tuhan sangat ingin memberikan cobaan lagi kepadanya, anaknya kini kembali terbaring didalam sana dengan berbagai macam peralatan yang tidak terlalu dirinya mengerti.

Dari luar ruangan Yuna hanya dapat melihat bagaimana tubuh anaknya yang masih betah berbaring, kedua matanya yang memejam membuat Yuna merasa sangat tidak berguna selama hidupnya menjadi seorang ibu untuk Naka.

"Maafin bunda ya sayang, bunda enggak bisa lahirin kamu dalam keadaan sehat kayak kakak-kakak dan adik kamu, maafin bunda karena bunda kamu harus ngalamin hal ini. badan kamu harus terus ngerasain sakit. bunda enggak bisa bantu kamu, kalo bunda bisa, bunda mau ganttin kamu buat ngerasain sakitnya. pasti sakit ya sayang? bunda boleh gak minta sama kamu buat bertahan lebih lama? tapi kamu pasti kesakitan ya? bunda enggak mau kamu kesakitan terus, tapi bunda juga enggak mau kamu tinggalin sayang. bunda sayang sama kamu, bunda sangat sayang sama kamu. bunda mau kamu sembuh dan berkumpul sama kita. bunda enggak mau kamu pergi, bunda tahu kamu capek dan kesakitan, tapi kamu bisa kan lawan rasa sakitnya? kamu boleh istirahat, tapi jangan nyerah ya? bunda sayang sama kamu. Nanti kalo kamu sembuh, bunda mau terus nemenin kamu, bunda enggak akan ninggalin kamu sendirian, bunda akan terus ada disamping kamu. kuat ya sayang? bunda sayang banget sama kamu.."





12 September 2024


Anemones ; NCT DREAM [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang