Pagi ini Haran memilih untuk tidak mengikuti kegiatan di kampusnya, biarlah dirinya mau di marahi atau bagaimana pun, yang terpenting untuk Haran saat ini adalah melihat dan menemani Naka yang masih terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Seharusnya Haran sudah tidak usah khawatir karena Naka sudah sadar tadi malam dan saat ini pun keadaannya sudah cukup membaik. bahkan di dalam ruang rawat Naka sudah ada Mahda dan juga Renja yang memilih untuk mengerjakan pekerjaan mereka di rumah sakit hanya untuk menemani Naka karena kedua orang tuanya sedang ada urusan ke Yogyakarta dimana tanah kelahiran bunda mereka.
"Har, lo ke kampus sana." Kata Renja ketika melihat Haran yang masih betah duduk disamping ranjang pesakitan Naka sambil memainkan jemari Naka dengan pelan karena takut mengganggu waktu istirahat Naka.
Haran menggeleng. "Besok deh mas. gue enggak akan bisa tenang kalo Naka masih disini."
Renja menghela nafasnya berat, selain Juan dan Jean ada Haran yang cukup sulit untuk dibujuk jika bersangkutan dengan Naka. "Terserah lo deh."
Mahda yang sedari tadi masih terfokus dengan laptop yang berada di hadapannya itu masih terus mengerjakan beberapa pekerjaan yang sempat ia tinggalkan kemarin sore karena mendengar adiknya masuk rumah sakit. sedangkan Renja anak kedua Agung dan Yuna itu masih betah dengan ponselnya melihat-lihat sosial medianya, kemarin sebelum dirinya mendapatkan kabar kurang mengenakan mengenai keadaan Naka, Renja sempat memposting hasil gambarnya dan ternyata di respon dengan baik oleh beberapa orang di sosial media miliknya dan hal itu membuat Renja sangat bahagia. namun sepertinya memang benar, jika setelah kebahagiaan selalu ada kesedihan. tidak lama dari itu Renja mendapatkan kabar kurang baik tentang adiknya yang kembali masuk ke rumah sakit.
"Bang gue mau ke kantin beli makanan, lo mau titip apa? biar nanti gue beliin?" Tawar Renja kepada Mahda yang masih fokus dengan laptop serta beberapa berkas yang diantarkan oleh sekretarisnya.
Mahda menyimpan lembaran kertas yang berisi laporan itu di atas meja dan lebih memilih untuk ikut dengan Renja ke kantin rumah sakit, karena setelah melihat isi dari kertas yang ia baru saja ia baca membuat kepalanya seperti akan meledak, karena terlalu rumit.
"Gue ikut aja."
Renja mengangguk dan kembali bertanya kepada Haran jika adik keduanya itu ingin membeli apa. "Lo mau beli apa Har? gue mau ke kantin rumah sakit sama bang Mahda."
"Susu melon sama makanan ringan atau apa ajalah mas." Jawab Haran. setelah itu dirinya kembali memfokuskan dirinya untuk memperhatikan wajah Naka yang terlihat sedikit pucat itu dan kedua mata adiknya masih betah untuk terpejam.
Mahda tahu Haran lah yang pasti akan khawatir dan protektif kepada Naka, tangan Mahda hanya mampu mengusap punggung Haran yang masih betah memperhatikan wajah Naka. bahkan telinga Mahda dapat mendengar jika Haran sesekali mengajak Naka untuk berbicara meski mereka semua tahu Naka tidak akan membalas perkataan mereka.
Keduanya berjalan ke luar ruang rawat Naka dan meninggalkan Haran yang masih betah untuk menemani Naka, biarlah hari ini Haran yang banyak menghabiskan waktu dengan Naka.
Haran terus mengusap punggung tangan Naka dengan lembut dan sesekali mengusap anak rambut Naka yang menghalangi pandangan Naka. "Na lo kapan bangunnya sih? pengaruh obatnya ampuh banget buat lo tidur, lo bukan princes snow white Na. lo itu Naka sodara gue, masa iya lo jadi princes sih? tapi gak apa-apalah. lo cantik soalnya, dulu gue suka banget kalo lihat lo pake baju warna pink karena cocok banget buat lo, tapi akhir-akhir ini lo jarang pake baju warna pink ya? putih terus. padahal gue kangen lihat lo pake baju warna pink, nanti pake lagi ya? atau perlu gue beliin baju warna pink buat lo Na?"
"Boleh.."
Haran tersenyum senang ketika suara Naka menyapa indra pendengarnya, mulut itu akhirnya menjawab semua perkataan Haran. "Na akhirnya lo bangun juga, gimana sekarang? masih sakit dadanya? atau nafasnya masih sesak?"
Naka hanya tersenyum. "Gue oke.."
Haran berniat untuk memanggil dokter namun tangannya di tahan oleh Naka. "Kenapa? gue panggilin dokter dulu ya?"
Naka menggelengkan kepalanya. "Gak usah, lo disini aja sama gue."
Haran mengangguk, namun tanpa sepengetahuan Naka tangan Haran menekan tombol yang berada di dekat ranjang Naka.
"Naka.."
"Apa Abang Haran?"
Haran terkekeh ketika adiknya memanggil namanya dengan cukup pelan. "Mau minum?"
Naka menganggukan kepalanya.
"Ayo gue bantuin."
Haran membantu Naka untuk meminum air mineralnya dan setelah itu dirinya membantu Naka untuk kembali berbaring. "Yang lain kemana?"
"Bang Mahda sama mas Renja lagi ke kantin beli makanan, mas Jean sama mbak Karin ke kampus, duo kurcil ke sekolah mereka. kalo ayah sama bunda ke Yogyakarta ada keperluan penting katanya."
"Terus lo enggak ke kampus?"
Haran menggeleng. "Enggaklah, sodara gue lagi sakit masa iya gue ke kampus, nanti gue kesepian disana."
"Gak akan pernah percaya gue kalo lo kesepian, temen lo aja banyak banget."
Haran terkekeh kecil. entah mengapa hatinya merasa senang ketika mendengar suara Naka yang sangat enak untuk ia dengar. "Na gue kangen lo.."
"Gue juga.."
"Jangan tidur lama lagi ya? jangan tinggalin gue, gue enggak mau sendirian."
"Lo masih punya tiga kakak sama dua adik bang. kalo gue enggak ada juga masih ada Leo sama Juan yang akan gantiin peran adik buat lo."
Haran tertegun. "Lo kalo ngomong enggak usah ngelantur gitu deh, serem gue dengernya."
Naka tersenyum sambil menatap wajah kakak beda beberapa bulannya itu. "Bang, maaf ya gue terus repotin lo sama yang lain."
"Enggak ada yang merasa direpotkan dengan keadaan lo yang kayak gini, kata ayah lo itu istimewa melebihi martabak telur abang-abang pinggir jalan. lo itu anugerah, gue seneng punya adik kayak lo, lo itu limited edition Na. temen-temen gue aja iri liat gue punya adik kayak lo. dan gue bahagia bisa lihat lo buka mata lagi."
Naka terkekeh dirinya suka ketika mendengar jika Haran sudah berbicara dengan cara melebih-lebihkannya. "Lo lebay bang.."
Haran memeluk Naka dengan perlahan karena takut akan melukai adiknya. "Gue sayang lo Naka.."
Haran dapat merasakan anggukan kepala yang berada di pelukannya dan entah sejak kapan air mata membasahi pipi Haran, dengan cepat Haran mengusap air matanya dan tersenyum ke arah Naka setelah mereka berdua selesai berpelukan.
17 Mei 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Anemones ; NCT DREAM [✔️]
FanfictionRumah itu tempat kita pulang bukan? Start : 13 April 2024 End : 15 September 2024