Anemones (14)

972 118 2
                                    


Jean dan Karin tengah berada di cafe yang jaraknya tidak jauh dari kampus mereka, keduanya tengah membicarakan hal-hal random namun niat awal mereka berdua adalah untuk membicarakan Naka. Karinlah yang sebenarnya meminta Jean untuk datang menemuinya, meski dirinya masih berstatus sebagai kekasih Jean namun dirinya sudah merasa jika semua adik Jean adalah adiknya juga apalagi Naka, Juan dan juga Leon. lalu bagaimana dengan Haran? Mahda? dan Renja? Mereka sudah Karin anggap sebagai kakak lelaki untuknya mengingat perlakuan mereka kepada dirinya membuat dirinya merasa terlindungi jika berada di sekitar mereka bertiga. 

"Naka gimana Je?"

Jean yang tengah memakan menu pesanannya itu langsung berhenti memakan makanannya dan menyimpan sendok serta garpu yang ia gunakan. Karin sendiri menyadari perubahan sikap pada Jean ketika dirinya bertanya tentang Naka.

"Sorry Je, kamu makan lagi aja. nanti aku tanya tentang Naka nya."

Jean menggelengkan kepalanya dan tersenyum ke arah Karin. "Enggak apa-apa. enggak usah minta maaf, aku yang harusnya minta maaf. Naka ya? dia udah dirumah, cuma ya gitu keadaannya jauh dari kata baik. aku minta doanya ya buat Naka?"

Karin mengangguk semangat. "Aku selalu doain kamu dan keluarga kamu, terutama Naka. aku kasihan sama Naka, anaknya itu keliatan kepo sama semuanya, pengen bebas, pengen deket sama orang-orang. tapi keadaannya yang enggak ngedukung dia buat lakuin itu semua. first impression aku lihat Naka, aku suka sama dia, tapi bukan suka cinta. cuma kayak suka pengen lindungin dia gitu, paham gak sih maksud aku Je?"

Jean terkekeh kecil. "Paham, kayaknya hampir semua orang bilang kayak gitu. dan semua yang dibilang kamu itu bener adanya, Naka itu dari dulu pengen banget ngelakuin banyak hal tapi emang keadaannya yang enggak ijinin dia buat lakuin semua, bahkan beberapa tahun lalu anak itu minta aku pengen jalan-jalan malem pake motor, alhasil dia yang di tegur ayah sama bang Mahda."

"Aku kayaknya kalo punya adik kayak Naka, enggak akan aku tinggalin dia sendirian. setiap hari kangen dia kayaknya."

"Pasti, aku juga sering kangenin dia. tapi bukan berarti aku enggak sayang sama Leon atau Juan. aku sayang semua adik aku, cuma ke Naka itu beda, kayak istimewa gitu sayangnya, dan semua anggota keluargaku begitu, bukan cuma aku aja. dan untungnya mereka semua ngerti kalo kita ini sayang banget sama Naka, bahkan kayaknya proritas kita ini Naka, tapi itu dulu ya buat aku sebelum ada kamu, sekarang prioritas aku itu kamu."

"Alah gombal kamu."

"Loh serius."

"Enggak percaya aku dan aku juga enggak terlalu mau kamu jadiin aku sebagai prioritas kamu, aku enggak akan keberatan kalo kamu masih memprioritaskan Naka dalam  hidup kamu, aku paham kok."

Jean menganguk. "Aku beruntung banget dapet pacar kayak kamu deh Kar, kamu selalu ngertiin aku, kamu selalu ngalah sama aku kalo aku lagi kerepotan buat ngurus Naka, kamu selalu mau bantu aku buat urusin yang bukan urusan kamu."

"Aku masih belajar Je, aku juga akan coba terus ngertiin kamu sebagai pasangan kamu. dan aku juga lagi belajar buat enggak jadi egois, karena kalo aku egois hubungan kita enggak akan kayak gini."

Jean mengangguk dan mengeluarkan ponselnya ketika merasa ponselnya itu berbunyi, tertera nama Haran pada ponselnya.

"Kenapa?"

"Dimana?"

"Di cafe depan kampus, kenapa?"

"Ayah minta kita dateng ke pertandingan Leon sekarang."

"Kita berdua aja?"

"Enggak. semuanya, ayah berangkat dari rumah bareng bunda sama Naka. terus nanti kita berdua dateng kesana, terus kata ayah kalo lagi sama kak Karin ajakin aja."

Anemones ; NCT DREAM [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang