09. Laut dan Luka

16.8K 964 36
                                    

"Ujian terberat seorang anak perempuan itu, ketika ia mati-matian berusaha untuk gak benci sama ayahnya"
Ayana Zunaira Azzahra

***

"Hancurnya hati seorang anak perempuan adalah, ketika ia tau bahwa ayahnya mempunyai wanita lain, selain ibunya"
Ayara Almahyra

***

"Tidak semua ayah merupakan cinta pertama anak perempuan nya"
Akila Alfarizkia

***

"Aku capek, aku butuh pelukan ayah"
Azrin Arabella

***

"Golongan orang yang tumbuh tanpa berbagi cerita dengan ayah, ada?"
Aliya Adeline

***

"Anak keberapa sih? Pintar banget nutupin luka dengan senyuman"
Al-Tarbiyyah

***

"Aku berhenti untuk mengeluh. Karena setiap kali aku pinjam telinga, katanya luka ku tak seberapa"
Al-Tarbiyyah
.
.
.

🌊🌊🌊

Ayara benar-benar ingin menangis aja saat ini. Dimana para Al-Tarbiyyah dan Fiza terus memberi nya bermacam-macam pertanyaan. Karena kemarin ia pulang, tanpa memberi tahu kan apapun pada teman-temannya. Taman yang sepi ini jadi terdengar berisik hanya karena suara teman-temannya.

Yang sebenarnya terjadi kemarin adalah, orang tua Ayara datang untuk berkunjung. Tapi Ayara tak tau jika orang tuanya akan membawa ia pulang saat itu.

Flashback on

Kini Ayara sudah berada di pondok pesantren miliknya. Yang membuat nya bingung kenapa Adnan juga berada disini. Kini kedua keluarga itu sedang berkumpul diruang tamu ndalem.

"Abi ini sebenarnya ada apa?" Tanya Ayara kepada, kyai Adam-ayahnya.

"Kamu akan tau sebentar lagi nak. Tunggu yah." Ujar kyai Adam mengelus kepala Ayara.

"Jadi bisa kita mulai." Kyai Yusuf-ayah Adnan berbicara.

"Iya mulai aja sekarang, bi." Sahut bu nyai Safiyyah-ibu Adnan.

Adnan dan Ayara yang tak tau apa-apa hanya diam dengan perasaan yang tak enak,"Jadi begini nak, keluarga kita dan nak Adnan, kan sudah lama saling mengenal. Jadi kita semua berniat untuk menjodohkan kalian berdua, bagaimana kamu mau kan?"Jelas Kyai Adam, memberi tahu Ayara.

Mata keduanya melotot tak percaya dengan apa yang mereka dengar. Dan tidak ada dari Adnan maupun Ayara yang menjawab pertanyaan kyai Adam.

"Nak?" Bunga memegang tangan Ayara lembut seolah menyuruh anak tiri nya ini untuk berbicara. Namun respon Ayara langsung menepiskan tangan Bunga secara kasar.

Bunga yang mendapatkan perlakuan itu hanya tersenyum kecut. Ia tau betul bahwa dari dulu Ayara emang gak pernah menyukainya meskipun ia sudah berusaha mengambil hati Ayara.

"Tapi Ayara masih sekolah bi," Kata Ayara, lirih. Tanpa memperdulikan keberadaan Bunga.

"Tidak apa-apa nak, untuk sekolah kamu. Kamu masih bisa lanjut tanpa harus putus sekolah." Kata Kyai Yusuf, meyakinkan Ayara.

Tasbih Pembawa JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang