11. Menikah?

19.9K 1K 26
                                    

"Allah selalu punya cara yang indah untuk membuat hambanya bangkit dan tersenyum, meski dalam tangis sekalipun"
Athallah Alif Al-Kahfi

***

Jangan mencintai orang yang tak mencintai Allah, jika Allah saja ia tinggalkan apalagi dirimu
Imam Syafi'i

***

وَلَا تَهِنُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَ اِنْ كُنْتُم مُّؤْمِنِيْنَ
"Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman."

.
.
.

🌊🌊🌊

At-Tabligh dan Al-Tarbiyyah sore ini sedang berkumpul di belakang ndalem, tepatnya di gazebo. Sebenarnya At-Tabligh lah yang lebih dulu nongkrong di gazebo, tetapi Fiza yang melihat itu mengajak para Al-Tarbiyyah untuk ikut begabung duduk bersama At-Tabligh.

"Assalamu'alaikum. Boleh ikut gabung gak nih?" Ucap seorang pria sekitar berumur 24 tahun. Ia adalah Athaillah Ali Al-Kahfi, yang baru saja balik ke Indonesia 2 minggu lalu.

"Waalaikumsalam, nggih gus duduk aja."

"Maturnuwun."

"Lagi pada cerita apa nih?" Tanya Ali, setelah mendudukkan diri.

"Lagi cerita masa depan." Celetuk Adnan.

"Masa de-" Ucapan Ali terpotong oleh kedatangan seorang santri yang mengatakan bahwa ada yang ingin berjumpa dengan Ayana. Setelahnya santri itu pamit pergi kepada semua orang.

Ayana saling tatap dengan teman-temannya seolah seperti bertanya siapa yang ingin berjumpa dengan Ayana. Tidak mungkin juga jika kedua orang tua nya. Tanpa banyak fikir lagi, Ayana pun langsung pamit kepada mereka untuk menemui orang yang ingin berjumpa dengan dirinya.

"A5, ada yang ingin saya tanyakan kepada kalian. Ini menyangkut tentang pribadi Ayana, apakah boleh?"

Pertanyaan tiba-tiba dari Razka, membuat mereka bingung. Dan A5 adalah panggilan untuk para Al-Tarbiyyah, karena nama 'Al-Tarbiyyah' terlalu panjang orang orang lebih sering memanggil dengan A5(Ayana, Ayara, Akila, Azrin, Aliya.)

"Maaf tadz kalau tentang pribadi kita mungkin tidak bisa untuk memberi tahunya. Lagi pula untuk apa?" Ayara mewakili teman-temannya untuk bertanya.

Razka menghela nafas, "Saya tak sengaja pernah melihat Ayana menangis setelah saya bertanya, 'kenapa sudah 3 bulan Ayana tinggal disini tapi tak ada satu pun saudara yang mengunjunginya'. Jadi untuk menjaga kan saja, apa yang seharusnya tidak ditanyakan atau dibicarakan dengan Ayana, agar tak membuat nya bersedih." Jelas Razka, sambil memainkan jarinya karena sebenarnya ia merasa tak enak ingin menanyakan tentang ini.

"Mungkin bisa saja setelah ngobrol dengan ustadz ada hal lain yang membuat Ayana sedih, itu sebabnya ia menangis. Dan belum tentu juga kan kalau yang membuat nya sedih itu karena omongan ustadz." Sanggah Ayara.

"I-iya juga, tapi sejak saat itu saya jadi merasa tak enak dan merasa bersalah. Bahkan terkadang saya ragu saat ingin bicara dengan Ayana."

Ayara membuang nafas kasar, "Intinya jangan pernah tanyakan tentang keluarga pada Ayana, itu saja."Beritahunya secara singkat.

"Hal itu berlaku juga buat kalian kan?" Celetuk Zhafran menatap Azrin, Akila dan Aliya, untuk beberapa saat.

"Sok tau." Ketus Azrin.

Tasbih Pembawa JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang