24. Kebenaran Yang Terungkap

14K 996 64
                                    

"Aku sanggup mencintaimu dalam diam ku, tapi aku takkan pernah sanggup mendengar qobiltu mu terucap bukan untukku"
Ayana Zunaira Azzahra

Tasbih Pembawa Jodoh
By coklatlaut
.
.
.
🌊🌊🌊

Pesantren FK, di pagi hari sedang sibuk-sibuknya mengurus banyak hal untuk kelancaran acara pernikahan anak kedua pemilik pesantren.

Pesantren FK, kini sudah di dekorasi sesuai dengan permintaan sang mempelai wanita. Dimana dekorasi nya memiliki warna pink dimana-mana, baik itu bunga, taplak meja, gorden atau tirai, dan masih banyak lagi yang berwarna pink.

Karena hal itu pula orang yang melihat dekorasi nya sebagian ada yang merasa aneh, melihat dekorasi nya.

Waktu menunjukkan pukul 08:01 pagi, itu artinya akad akan segera dimulai sebentar lagi.

Cahaya yang ingin masuk ke dalam masjid untuk menyaksikan Alif mengucap ijab qabul, harus terhenti saat tak sengaja mendengar percakapan tiga orang santriwati.

"Dekorasi nya kok norak banget ya, semuanya ping gini yang ada malah terlihat aneh." Kata Adel.

"Dengar-dengar sih ini tuh permintaan calon wanita nya." Jawab  Tiara, mantannya Fadhlan.

"Ih, aneh banget sih, aku aja yang perempuan gak bakal segitunya kali kalaupun suka sama warna." Sahut, Hanny.

"Tapi yah, kok aku ngerasa mereka kayak gak cocok gitu yah."Celetuk Tiara, menatap kedua sahabatnya.

Adel menatap Tiara."Gak cocok gimana maksud mu?"

"Iya, kayak gus Alif lebih cocok sama mbak, mbak, yang makai cadar itu loh, salah satu anggota Al-Tarbiyyah. Tapi aku lupa namanya."Balas Tiara, memegang kepala.

"Oh, mbak Ayana. Masa kamu bisa lupa namanya sih, padahal dia seterkenal itu loh di pesantren."Ucap Hanny, dengan tersenyum sumringah, karena ia sendiri sangat menyukai Ayana. Bisa dikatakan Hanny adalah fans nya Ayana, di pesantren memang cukup banyak orang yang ngefans sama Ayana, karena sikap baiknya.

"Iyasih. Tapi bener kan yang ku bilang tadi, mbak Ayana lebih pantas untuk gus Alif."Ujar Tiara.

"Walaupun kalian bilang lebih pantas dia, tetapi tetap saja saya yang jadi pemenangnya. Karena sebentar lagi, saya lah yang menjadi istri gus Alif, bukan Ayana."Sahut Cahaya, membuat ketiganya kaget.

Cahaya melanjutkan langkah masuk ke dalam masjid dengan perasaan kesal. Padahal sebenarnya, Alif sudah meminta agar calon wanita datang saat ijab qabul selesai, namun Cahaya malah ngeyel dan tetap mau melihat Alif mengucapkan Qobiltu atas namanya.

Sedangkan diposisi Alif, dia sudah duduk dihadapan penghulu. Dibelakangnya ada para sahabat yang terus memberinya semangat untuk tak gugup. Padahal yang sebenernya terjadi, Alif terdiam lesu bukan karena gugup. Tetapi karena memikirkan satu orang wanita yang saat ini mengisi hatinya.

"Apakah kamu sudah siap?" Tanya penghulu, membubarkan lamunan Alif.

Alif tak langsung menjawab, mulutnya terasa sulit terbuka hanya untuk mengucapkan satu kata. Ia menoleh pada Aminah yang menatapnya dengan sebuah senyuman. Alif membuang nafas kasar.

"Bismillah, saya siap."

"Jabat tangan saya." Kata kyai Ismail.

Alif menjabat tangan kyai Ismail. Suasana di dalam masjid jadi menegang untuk menyaksikan seorang anak kedua pemilik pesantren akan mengucapkan Qobiltu.

"Bismillahirrahmanirrahim, ya Athallah Alif Al-Kahfi."Ucap kyai Ismail, lantang.

"Ankahtuka wa zawwajtuka makhtubataka binti Cahaya Anindya alal mahri amwal biqimat 50 milyun rubia hallan!"

Tasbih Pembawa JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang