47. Melahirkan

13.5K 860 95
                                    

Assalamu'alaikum Relifna

WAJIB BACA!
Bijak lah dalam membaca bab ini, ingat! Ini lapak fiksi. Dan di bab ini, buna tak berniat untuk menjatuhkan pihak manapun, mohon bijak memahami, dan ambil baiknya buang buruk nya.

🌊🌊🌊

"Gumi. Nana mau tanya dong, boleh?"

"Mau tanya apa, hm?"

"Penting banget nih, gak papa kan?" Ayana menatap dalam pada manik mata Alif yang juga sedang menatap nya.

Saat ini Ayana dan Alif sedang duduk berdua di ruang tamu ndalem. Sedangkan sang pemilik ndalem sedang tak berada di sana.

"Boleh zaujati, coba katakan kamu mau tanya apa."

Ayana terlihat sedang berfikir dengan alis berkerut. "Gumi, apakah gumi beserta At-Tabligh memiliki akun medsos khusus untuk dakwah?"

Alif menggeleng kecil. "Tidak, kenapa emangnya?"

"Kenapa tidak ada, padahal zaman sekarang banyak kok pemuda akhir zaman yang berdakwah melalui sosmed."

"Itu mereka, lain hal nya dengan At-Tabligh yang memilih untuk berdakwah dengan cara yang berbeda dengan pemuda di luar sana. Bukan nya apa-apa, itu semua kami lakukan karena tak ingin salah niat," ungkap Alif, dan Ayana tak bisa untuk memahami maksudnya.

"Maksudnya gimana gumi?"

"Iya jadi maksudnya, At-Tabligh tak ingin salah niat karena jika berdakwah melalui sosmed, apalagi dakwah nya sampai memperlihatkan wajah, yang ada nanti ... Ekhm, kamu tau maksud saya selanjutnya?"

Ayana reflek menggeleng saat ditanya oleh Alif. Sedangkan Alif menghela nafas, "Menurut kamu paras saya dan At-Tabligh bagaimana?"

Ayana mengerutkan alis saat mendapatkan pertanyaan dari Alif, ini aneh karena sudah diluar dari pembicaraan mereka.

"Ya ... Gimana yah gumi. Nana harus jawab jujur nih?"

Alif terkekeh melihat kebingungan di wajah Ayana. "Iya zaujati, jawab sejujurnya."

"Baiklah, jadi yah menurut aku. Gumi beserta At-Tabligh tuh memiliki paras yang sempurna, apalagi disertai oleh ilmu agama yang tinggi. Aku yakin hal itu pasti akan membuat banyak orang merasa kagum melihatnya."

Alif menarik sudut bibir nya disaat mendengar jawaban Ayana. Lain hal nya dengan Ayana yang kini langsung menjentikkan jari karena sudah paham dengan maksud Alif menanyakan hal itu.

"Oh! Sekarang nana paham gumi. Jadi alasan gumi dengan At-Tabligh tak ingin berdakwah di sosmed karena takut salah niat itu maksudnya, karena tak ingin jika nanti banyak yang malah kagum dengan paras At-Tabligh daripada ilmu yang disampaikan." Kata Ayana, mengungkapkan pendapat nya.

"Ya, kurang lebih seperti itulah alasannya. Sekarang kamu paham kan, kenapa kami At-Tabligh tak ingin berdakwah di sosmed?"

Ayana mengangguk. "Iya gumi, sekarang nana paham."

"Oh iya, apa yang At-Tabligh lakukan itu menurut aku benar loh. Em ... Maksud aku bukan ingin menjatuhkan pihak manapun, setiap orang bebas mau berdakwah dengan cara apapun, tapi ya gumi kalau boleh jujur aku tuh terkadang kalau ngeliat seorang pendakwah di sosmed tuh suka gak senang gitu, kayak ilfeel mungkin." Ungkapnya.

"Kenapa?"

Ayana menghela nafas."Ya ... Kayak, mereka tuh kan dakwah yah, suka menyebarkan ilmu juga dengan berbagi macam cara, tapi aku gak suka aja kalau ngeliat seorang pendakwah, paham agama, sering menyebarkan ilmu, eh malah tebar pesona."

Tasbih Pembawa JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang