Berdamai

973 137 8
                                    




Dalam dekapan Januar, Kana merasa nyaman, kendati seluruh bagian tubuhnya sakit namun dalam dekapan laki-laki itu ia tenang, sakitnya berangsur menghilang sedikit demi sedikit seiring dengan kecerewetan Januar yang membuatnya tertawa.

"Aku suka kamu waktu kita masih beda agama"

"Kok gitu?"

"Soalnya kamu nggak cerewet ngomongin muhrim-muhrim, aku bebas cium kamu kapan aja aku mau"

Kana tergelak, ia mencubit perut Januar gemas, bisa-bisanya.

"Apaan sih, dulu itu beda, kamu sama aku nakalnya diluar batas, duh, mesti dosaku banyak, malah sekarang nambah lagi kalau kamu peluk-peluk gini"

Januar menarik dagu Kana agar kedua bersitatap tanpa jarak, laki-laki itu tersenyum, "Kita begini kan dosa, mau sekalian aja nggak?"

"Hah? Sekalian apa? Maksud?"

"Sekalian buat dosanya" bisik Januar laku mengecup bibir wanita itu dengan cepat karena ia tau respon Kana akan heboh.

"JANUAR IH!!"

Januar tertawa, "Ya sekalian by"

Dengan wajah ditekuk, Kana merenggut lucu, Januar malah semakin gemas, kalau saja tidak akan jadi masakah, ia suka memakan Kana detik ini juga tapi ia tidak mau membuat masalah baru karena bisa-bisa Mahen memotong kepalanya kalau tau mereka tidur bersama

"Sini ku cium" ujar Januar menarik wajah Kana, wanita itu memekik heboh sambil mendorong wajah Januar yang terus ingin menyosor.

"Nggak"

"Sini cium dulu bentar"

"Nggak mau!!"

"Bentar aja sayang"

"Apaan sayang-sayang, ih Januar!"

Januar tergelak, ia menepuk kepala Kana karena wanita itu terlalu menggemaskan, penolakannya membuat Januar semakin ingin bermain-main dengan wanita itu.

"Cium dulu sini, nanti ku kabulkan 1 permintaanmu, kamu boleh minta apa aja"

Kana menatap sang mantan suami dengan wajah kesal, "Nggak, aku nggak mau, dosa!!"

"Sekali aja Kana"

"Nggak mau ih!! Dibilangin juga"

"Yaudah kalau gitu peluk aja deh, sini balik" ujar Januar karena Kana sudah menjauhkan dirinya sejak ia menggodanya. Kana kembali memeluk Januar tanpa paksaan karena merasa tubuhnya mulai mengigil.

"Janu"

"Hmm kenapa?"

"Dingin"

Januar mengerutkan keningnya, ia mengecek suhu tubuh Kana, tubuhnya masih demam tinggi namun tubuh Kana mulai gemetar, Januar memperhatikan semua yang terjadi, lalu menyadari Kana tidak sakit biasa.

"Na, jujur sama aku, kamu sakit apa?"

Kana terdiam, "Aku cuma kecapean Jan"

"Kamu bohong, apa kamu juga akan menyimpan semua ini sendiri? Merasa sakit sendiri? Sok kuat dengan dalih tidak mau memberikan rasa sakit padaku. Na, kamu bagi rasa sakit atau apapun itu aku akan terima, asal kamu membagi semua yang kamu rasa sama aku. Aku nggak peduli apa itu akan menyakitiku atau tidak, jadi please, beritau aku semua Kana, aku nggak mau jadi orang bodoh untuk yang kedua kalinya"

Kana terdiam, ia menarik tangan Januar yang berada di pipinya memainkan tangan kekar itu sambil sesekali menghela napas pelan, "Aku nggak mau kamu sedih" ujar Kana sendu

Struggle Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang