"Luna, Lino...."
Kana berlari melewati Januar untuk menggapai kedua anaknya yang tampak ketakutan saat melihat Januar, namun belum selesai keterkejutan kedua anak itu karena Januar, kini kedua dibuat ketakutan oleh Mahen yang tiba-tiba datang dari arah pintu luar, lalu menarik Januar dengan kasar dan memukul nya hingga terjatuh mengenai beberapa furniture.
"Kak!!" Teriak Kana, namun ia tak bisa melakukan apapun karena Luna dan Lino menangis ketakutan memeluknya erat.
"Kak!! Berhenti!! Kak Mahen jangan!! Kak!!"
Kana terus berteriak meminta Mahen berhenti namun Mahen seperti orang yang kerasukan, memukul Januar tanpa ampun.
"Gue minta lo jaga adek gue!!! Bukan malah lo kasarin bangsat!!!" Teriak Mahen, laki-laki itu mendengar perdebatan Januar dan Kana, awalnya ia memilih diam namun saat mendengar suara teriakan Januar membentak adiknya Mahen langsung emosi tak terima.
Januar tak melawan, ia hanya diam saat Mahen memukul wajahnya berkali-kali, Januar pasrah, ia memang ingin dipukul karena tak tau rasa hatinya, ia lebih baik tak sadarkan diri agar pikirannya lebih tenang.
Kana menangis, ia tidak bisa tinggal diam, jika ia tak segera bergerak, Mahen akan menghabisi Januar. Dengan cepat Kana menggendong Luna dan Lino ke tempat tidur lalu berlari menghalangi Mahen yang masih memukul Januar.
"Kak!! Berhenti!!" Teriak Kana menangis, ia mencoba menarik Mahen dengan susah payah, ia memeluk kakanya menangis meminta Mahen berhenti.
"Kak jangan, udah"
"Minggi Kana"
Kana menangis sesegukan, "Udah kakak, jangan pukul Januar lagi"
"Masuk kamar kamu Kana" ujar Mark masih menatap tajam pada Januar yang sudah setengah sadar
"Nggak mau, kak udah"
"Masuk Kana" ujar Mahen lagi dengan nada tegas tak ingin dibantah
"Jangan kak, Jangan pukul Januar lagi"
"Kamu melawan sama kakak?"
Kana menggelengkan kepalanya, "Berhenti kak, Kana mohon"
"Dia pantas buat semua itu, minggir Kana"
"Kak, berhenti please, jangan pukul Januar lagi"
"Kamu bela dia?"
"Dia Papa nya anak-anakku kak, jangan pukul lagi, jangan"
"Dia bentak kamu Kana!"
"Aku yang salah hikks aku yang salah kak" ujar Kana menangis, dia memeluk kakak sepupunya agar tak lagi menyerang Januar.
Dengan hati yang masih begitu panas, Mahen tak lagi memukul Januar lalu memasuki kamar Kana untuk menenangkan keponakan nya yang masih menangis memanggil Kana.
Mahen sudah tak peduli lagi pada keadaan Januar, sementara Kana dengan cepat menghampiri Januar yang sudah babak belur setengah sadar, "Janu hikks maaf" ujar Kana menangis sambil menyentuh wajah Januar yang penuh luka.
"Kana" gumam Januar menyentuh tangan Kana menggenggamnya erat.
"Jangan pergi lagi"
Kana menangis memeluk Januar yang setengah sadar, takut terjadi sesuatu pada laki-laki yang ia cintai, Kana bahkan mengabaikan si kembar yang menangis memanggil nya.
Dengan susah payah, Kana membopong Januar agar bisa duduk di sofa ruang tamu, ia dengan cepat mengambil kotak p3k untuk membersihkan dan mengobati luka di wajah Januar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Struggle Of Love
FanfictionPernah dengan kalimat "Dunia selebar daun kelor" ? Kalimat khiasan yang dibuktikan kebenarannya oleh Januardi Alarik Senoaji. Sejak bercerai dengan mantan istrinya 7 tahun yang lalu, ia selalu menghindari segala hal yang berhubungan dengan mantan is...