Sebaik apapun perpisahan tetap akan menyakitkan..
Hari ini cuaca sedikit mendung, Kana sudah mulai mengajar di sekolah swasta untuk mengajar Seni Budaya dan Prakarya, Luna dan Lino pun sudah masuk Playground di sekolah itu, sehingga kedua anak kembar itu bisa ia pantau dengan mudah.
Hari ini adalah hari pertamanya mengajar, anak-anak sangat ramah dan ia suka lingkungan barunya, ia merasa bahwa semua orang menerimanya dengan baik walau baru sehari bekerja. Kana berharap seterusnya lingkungan tempat nya bekerja akan tetap seperti ini.
Namun semua itu tak bisa membuat Kana tenang, ia masih terus saja teringat ucapan Januar kemarin, ia sangat bodoh dan tidak tau diri karena bertanya akan hal itu pada Januar.
Flashback :
"Kita.....Apa kita nggak bisa kayak dulu lagi?"
"Maksud lo?"
Kana menatap Januar yang balas menatapnya tajam, tatapan yang beberapa hari tak ia lihat kembali muncul bersamaan dengan sisi lain dari Januar yang membuat Kana takut. Januar yang ada di depannya kini adalah Januar yang dingin, cuek, tak berperasaan dan membencinya.
"M-maksudku--"
"Seperti yang dulu maksud lo gimana? Lo mau kita menjalin hubungan lagi kayak dulu? Lo mau kita rujuk? Atau lo cuma mau kita temenan kayak dulu sebelum gue nyatain perasaan gue? Atau lo mau kayak dulu seperti sebelum kita ketemu? Kita yang asing. Lo mau kembali jadi yang mana?"
"Semua" ujar Kana pelan
"Aku pengen kita kayak dulu, nggak saling kenal, setelah itu berkenalan, kamu menyatakan perasaanmu, kita menjalin hubungan sampai menikah, aku mau mengulang semuanya kecuali perceraian"
Januar tertawa, "Lo kayaknya salah sangka karena sikap gue ke lo akhir-akhir ini jadi lo mulai besar kepala, gue memperlakukan lo dengan baik karena ada anak-anak, selebihnya gue masih nggak bisa nerima lo. Dan kalau lo mau mengulang semua seperti dulu, yang pertama kita harus kembali saling asing. Lo dan gue yang nggak pernah kenal satu sama lain"
Setelah mengatakan hal itu, Januar dan Kana tak lagi saling berinteraksi, acara makan-makan di gazebo hari itu berakhir penuh kesunyian, hanya Luna dan Lino yang aktif berbicara. Dan sejak saat itu, Kana tau bahwa Januar benar-benar tak lagi menyimpan rasa yang sama sepertinya.
Sejak awalnya sepertinya tidak pernah...
"Mrs.Kana, Can I ask you something?"
Kana yang sejak tadi melamun terperanjat saat seorang anak menghampirinya membawa sebuah pot berisi bunga.
"Yeah, of course, go ahead"
Anak itu duduk di samping Kana lalu memperlihatkan tanamannya yang mulai layu, "It's wilting. Mrs, this flower is my favorite one, aku sedih bunga ini kayaknya bakalan mati, bu guru tau nggak cara supaya bunga nya nggak mati?"
Kana tersenyum, ia melihat bunga dalam pot yang sudah mulai layu, Kana sangat menyukai bunga jadi ia juga tau perasaan muridnya saat melihat bunga kesayangannya layu dan ia sedikit tau tentang pengetahun tentang perbunga-an.
Bunga itu adalah african violet, bunga yang sangat cantik tapi sensitif. Kana tersenyum kecil mengingat bahwa dulu ia dan Januar pernah mencari bunga itu saat ospek masuk kuliah.
"Kamu tau nggak ini bunga apa?"
"African Violet bu"
Kana tersenyum, "Kamu suka bunga ya? Jarang-jarang loh anak SMP suka bunga, apalagi sampai tau namanya"
"Mama saya suka bunga bu, jadi saya juga suka. Bu boleh nggak, ngomongnya full Indo, nggak pake bahasa Inggris?"
Kana tertawa, ah peraturan sekolah memang agak ketat mengenai pembiasaan anak-anak berbicara bahasa asing, walaupun tidak dipaksakan tapi anak-anak dituntut agar lebih sering latihan berbicara menggunakan bahasa asing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Struggle Of Love
FanfictionPernah dengan kalimat "Dunia selebar daun kelor" ? Kalimat khiasan yang dibuktikan kebenarannya oleh Januardi Alarik Senoaji. Sejak bercerai dengan mantan istrinya 7 tahun yang lalu, ia selalu menghindari segala hal yang berhubungan dengan mantan is...