Pacar Baru

977 125 7
                                    

Seakan waktu terhenti, aku masih terperangkap dalam cintaku padamu

🩵🩵🩵

Dipenghujung hari, wanita cantik dengan gaun tidur masih membuka matanya menatap kegelapan malam dalam kesunyian, ia adalah Kalarina, wanita keturunan china yang terlahir dalam keluarga pebisnis, kristen dan tentu saja kaya. Namun kini ia hanya seorang guru sekolah swasta, beragama islam, dan tentu saja tidak kaya.

Namun jangan menyalahkan siapapun akan hal itu karena ialah yang memilih jalan nya sendiri. Seandainya ia masih menjadi Kalarina yang dulu mungkin ia tidak akan menemukan bahagia sederhana bersama kedua buah hatinya. Perihal agama yang ia anut, itu adalah haknya sendiri, ia memilih agamanya sendiri tanpa paksaan siapapun.

Kembali pada kegelapan malam, Kana sempat berpikir, banyak orang yang melewati penghujung hari karena tertidur, entah hanya untuk beristirahat ataukah untuk menghindari kenyataan bahwa waktu berganti, hari berlalu, esok yang dinantikan telah tiba. Entah itu baik atau buruk, manusia memang seyogya-nya adalah mahluk optimis, tak bisa melawan waktu namun bisa memastikan hidupnya akan terus berjalan seadanya.

Kana juga sempat berpikir, mengapa penghujung hari harus ditemani kegelapan, mengapa tanda waktu berganti di malam hari. Seandainya di siang hari mungkin manusia akan lebih menghargai waktu karena menyaksikan sendiri perjalanan waktu yang membawa mereka ke masa yang mereka sebut masa depan.

Ah, Kana hanya sedang overthingking rupanya, pikiran-pikiran aneh mulai menjelajahi kepalanya. Ternyata keinginan yang dilontarkan Luna sore tadi tak bisa ia anggap angin lalu. Perihal Januar dan dirinya yang tak akan mungkin bisa bersama, bisakah ia merubahnya? Jika ia memohon pada Januar untuk kembali bersama apa laki-laki itu mau? Walau ia tau akan dipandang sebelah mata, tak apa, Kana siap, asal ia bisa mewujudkan keinginan Luna.

"Ah, Kana, lo goblok banget, Januar mana mau, dia benci sama lo" gumam Kana pada dirinya sendiri dengan hati mencelos, ia tertawa kecil lalu berjalan ke jendela kamarnya lalu tetes tetes air terjatuh dari pelupuk mata.

"Bukan karena Luna kan?", monolog Kana pada dirinya sendiri, mencoba jujur pada dirinya sendiri.

"Gue kenapa goblok banget sih" gumam Kana lagi lalu menutup wajahnya dengan kedua tangan, meredam tangis yang sudah ia tahan sejak 7 tahun yang lalu. Berpura-pura baik dihadapan banyak orang ternyata semenyakitkan itu, hingga saat ia ingin menangis rasanya perih dari dada hingga ke seluruh tubuh.

Menangis karena penyesalan adalah agenda tahunan bagi Kana, ia tidak sering melakukannya, hanya saat ia merindukan kehidupannya bersama Januar maka airmatanya akan selalu luruh tak terbendung.

Semenyakitkan itu menjadi seorang Kana.

***

"Elora"

"Jan"

"Astaga aku kangen banget" pekik wanita cantik memeluk Januar yang kini berada di depannya menjemputnya di bandara.

"Kamu nggak sibuk? Tumben bisa jemput?"

Januar mengangkat kedua bahunya, mengambil alih koper yang digenggam wanita cantik berambut cokelat tua di sampingnya.

"Jan, kita makan dulu ya, aku laper sumpah pengen makan masakan Indonesia" ujar wanita bernama Elora itu cerewet sambil menggandeng tangan Januar.

"Mau makan apa?"

"Nasi goreng, soto betawi, ketoprak wah pengen makan semua Janu, yuk, tapi di pinggir jalan ya, nggak mau lah aku yang di mall rasanya nggak original"

Januar menggelengkan kepalanya, bisa-bisanya wanita dengan semua pakaian branded ini ingin makan dipinggir jalan. Elora memang unik, Januar tidak lagi merasa aneh, anak crazy rich Surabaya ini memang agak lain.

Struggle Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang