Pagi hari yang menyegarkan, Kana terbangun sendiri di bawah selimut tebal di kamar kedua orang tuanya, ia menatap sekeliling, jendela kamar sudah dibuka sehingga udara masuk dan membuat suasana kamar begitu sejuk di pagi hari. Tidur Kana sangat nyenyak semalam, hingga ia kesiangan, untung saja ia sedang datang bulan jadi tidak harus bangun subuh untuk sholat.
Dengan langkah gontai, wanita itu berjalan keluar dari kamar kedua orang tuanya, ia menatap sekeliling namun tak mendapati kedua orang tuanya, karena penasaran Kana berjalan ke arah halaman depan dan kaget melihat Januar sedang berbincang sambil tertawa dengan Papinya. Dan yang membuatnya makin shock adalah Luna dan Lino yang sedang bermain dengan Maminya.
"Apa-apaan ini?" Gumam Kana bingung, ia berniat berjalan ke arah mereka namun langkahnya terhenti karena kerah bajunya di tarik dari belakang.
"Cuci muka, sikat gigi, sisir dulu rambutmu itu, ck, kamu kayak singa tau Na"
Kana berbalik shock melihat Mahen sedang menarik kerahnya dari belakang, "Kak!!! Kok bisa disini?"
"Is, bau jigong, sana cuci muka dulu" ujar Mahen mendorong Kana agar masuk kembali ke dalam rumah dan tingkah keduanya disaksikan semua orang, Januar hanya bisa terkekeh melihat tingkah dua saudara itu.
"Kak ihhhh!! Aku mau ketemu anakku!!"
"Sana cuci muka dulu!!"
Mahen dan Kana sibuk saling mendorong membuat Luna dan Lino menertawakan mereka. Dan akhirnya Kana mengalah, ia masuk kembali ke kamar kedua orang tuanya untuk mencuci muka lalu kembali ke halaman depan dengan wajah segar.
"Mama!!!" Pekik Luna mengangkat tangannya memberi sinyal agar sang ibu menggendongnya, Kana tersenyum dan dengan senang hati menggendong sang anak yang kaki nya masih di gips
"Sayangnya Mama kapan sampai hmm?"
"Semalam sama om Mahen"
Kana menggendong Luna ke arah Mahen yang tengah duduk bersama Januar dan kedua orang tuanya.
"Kak kok nggak bilang sih?"
"Januar yang minta soalnya Mami tantrum" ujar Mahen yang membuat Mami mencubitnya.
Kana tertawa melihat hal itu, ia menarik Lino yang tengah berusaha naik ke kursi nya, ia ikut memangku Lino, alhasil si kembar sibuk menempel padanya.
"Mami sama Papi udah bicara sama Januar soal kamu" ujar sang ibu menatap Kana, yang ditatap mulai gugup sedikit malu.
"Mami sama Papi terserah bagaimana kamu nak, kalau kamu bahagia silahkan lanjutnya apa yang sudah kalian rencanakan, Papi dan Mami akan selalu mendukung" sambung sang ayah yang membuat Kana terharu, ia tersenyum menatap kedua orang tuanya.
"Makasih Mi, Pi"
"Cieeee ada yang mau nikah lagi nih" goda Mahen
"Kakak aja belum sekali-sekali, kamu udah mau dua kali aja" protes Mahen yang membuta Kana tergelak
"Makanya jangan gila kerja"
"Daripada kamu bucin gila"
"Yeeuhhh biarin"
"Bagus tu gitu"
"Apalah kak Mahen"
Kedua kakak beradik itu terus saling menggoda, hingga akhirnya bisa diam saat si kembar berulah.
"Mama!! Abang nakal!!" Pekik Luna karena Lino mencubit lengannya, si sulung kesal lantaran Luna terus mendorong-dorongnya agar turun dari pangkuan sang ibu

KAMU SEDANG MEMBACA
Struggle Of Love
FanfictionPernah dengan kalimat "Dunia selebar daun kelor" ? Kalimat khiasan yang dibuktikan kebenarannya oleh Januardi Alarik Senoaji. Sejak bercerai dengan mantan istrinya 7 tahun yang lalu, ia selalu menghindari segala hal yang berhubungan dengan mantan is...