Bentuk cinta itu ya kamu
🩵🩵🩵
Kata orang cinta itu buta, namun bagi Januar cinta itu dapat melihat, karena cinta tumbuh dari bagaimana kita sebagai manusia melihat satu sama lain, tak pernah ada cinta tanpa alasan, cinta melihat kearah mana ia harus berlabu, kepada siapa ia akan jatuh dan dalam bentuk apa ia akan menampakkan diri.
Bagi Januar, cinta itu sudah berlabu, terjatuh dan membentuk sesuatu yang tidak bisa diubah dan semua hanya untuk Kana.
"Sayang, mama susah loh kalau Luna nggak berhenti-berhenti nangisnya, kasihan om Mahen nungguin di mobil nak, udah ya? Kita pulang, besok balik lagi main sama Papa, Mama nggak bisa nginep disini sayang, om Mahen nggak ada teman di rumah. Pulang ya?"
Januar memperhatikan Kana yang tengah menenangkan Luna dengan suara halus penuh kesabaran, Kalarina yang tengah ia perhatikan saat ini sangat berbeda dengan Kalarina yang ia kenal. Kana bukanlah wanita lemah lembut yang sabar, dulu Kana adalah yang paling cerewet saat mereka masih menjadi sepasang kekasih, sifatnya periang, ia adalah gadis ekstrovert yang bisa bergaul dengan siapa saja, cerewet, mudah marah dan tentu saja selalu heboh. Namun...
Kana berubah
"Nginap aja nak, nanti tidur di kamar dedek"
Kana tersenyum canggung pada Mama Januar, ia menggelengkan kepalanya tak bisa menyanggupi tawaran sang mantan mertua, maka Kana pada akhirnya memanfaatkan sang kakak sepupu untuk menjadi alasan penolakannya.
"Maaf ma, aku nggak bisa, besok kak Mahen mau berangkat ke Bandung, jadi nggak ada yang jagain rumah. Luna sama Lino juga nggak bawa baju ganti" ucap Kana yang masih terus mengelus kepala Luna yang menangis sesegukan di gendongannya.
Sudah hampir setengah jam Luna menangis tak mau melepaskan Kana namun ia juga tidak mau jauh dari Januar, Kana bahkan bingung sebenarnya Luna kenapa karena saat ia sampai anak itu sudah menangis.
"Mama hikks"
"Sudah nak, kita pulang ya"
"Iya"
Akhirnya Luna mau pulang, Kana mengangguk, ia mulai berpamitan pada ayah dan ibu Januar. Menyalimi mereka sambil membawa beberapa bawaan Luna dan Lino.
Melihat Kana yang kesulitan menggendong Luna, Januar berinisiatif menggendong anak itu.
"Sini sama Papa" ujar Januar dan dengan mudahnya mengambil Luna dari gendongan Kana
"Makasih" ujar Kana pelan
"Hmm, ayo" ujar Januar berjalan lebih dulu. Kana menggandeng tangan Lino mengikuti Januar yang sudah keluar lebih dulu.
Kana menghela napas pelan saat melihat Luna mulai tertidur di bahu Januar, ia tak menyangka akan melihat pemandangan seperti ini, ia mengira tidak akan bisa melihat Januar memeluk anaknya.
Kana bersyukur Januar mau memperlakukan kedua anak mereka dengan baik, si kembar akhirnya memiliki ayah yang akan melindungi mereka. Kana tidak akan khawatir lagi kalau tidak bersama si kembar untuk waktu yang lama.
Sementara Januar yang sudah berjalan lebih dulu menatap orang yang menunggu di depan mobil. Ia tak ingin menatap orang itu terlalu lama, tak ingin membuat ketegangan yang sudah tercipta sejak lama antara mereka semakin parah.
"Akhirnya lo tau semuanya" ujar Mark memulai percakapan
Januar hanya diam mengelus punggung Luna, sambil menahan diri, Januar menatap sang sahabat yang kini berada tepat di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Struggle Of Love
ФанфикPernah dengan kalimat "Dunia selebar daun kelor" ? Kalimat khiasan yang dibuktikan kebenarannya oleh Januardi Alarik Senoaji. Sejak bercerai dengan mantan istrinya 7 tahun yang lalu, ia selalu menghindari segala hal yang berhubungan dengan mantan is...