Kana menghela napas berkali-kali sejak ia sampai di Bali bersama Januar, ayah dan ibunya berada di Bali untuk mengurus resort keluarga mereka sejak ia pindah ke Jakarta. Rencana Januar untuk bertemu dengan kedua orang tuanya entah mengapa membuat Kana tak tenang, pasalnya hubungan Januar dengan keluarganya tidak terlalu baik sejak mereka memutuskan untuk berpisah. Kana takut kedua orang tuanya seperti di drama-drama dan tak merestui mereka lagi.
"Na, Kana?" Panggil Januar sambil menyentuh tangan sang kekasih hati, wanita itu tampak banyak melamun sejak mereka flight dari Jakarta yang membuat Januar bingung sebenarnya apa yang membuat wanita itu tampak gelisah dan banyak melamun.
"Hmm?"
"Kamu lagi mikirin apa?"
Kana menggelengkan kepalanya tak ingin menyampaikan kerisaukan hatinya pada Januar, takut membuat laki-laki itu memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang ia rangkai di kepalanya
"Nggak ada, cuma agak capek aja"
Jawaban Kana tampak membuat Januar khawatir, "Kalau gitu kita periksa ke rumah sakit dulu sebelum ke villa"
"Nggak Janu, aku nggak capek yang sampe buat sakit, cuma pegel aja"
"Yakin?"
Kana mengangguk meyakinkan, ia tersenyum melihat wajah khawatir Januar, ia suka saat laki-laki itu memperhatikannya seperti ini, Kana merasa sangat dicintai.
Perihal hubungan mereka, keduanya sudah sepakat untuk kembali bersama, Januar yang dulu Kana kenal telah kembali, laki-laki baik yang sangat meghormati wanita, orang tua dan mencintai keluarga itu bertanggungjawab penuh padanya, tak gegabah mengambil keputusan kendati mereka telah memutuskan untuk mengikat kembali jalan takdir mereka.
Januar mengatur segalanya mulai dari nol seperti saat ia meminta Kana menikahinya dulu, mulai dari melamar, meminta restu hingga menyiapkan rangkaian kebutuhan untuk mengikat janji suci sudah dipersiapkan Januar dengan matang. Laki-laki sepertinya punya plan-plan yang ia atur skenarionya hingga bisa tenang walau harus berhadapan kembali dengan masalah di masa lalu.
"Janu"
"Kenapa? Capek? Ke rumah sakit aja ya? Biar aku minta putar balik" ujar Janur marena mereka memang berada di dalaam taxi.
"Nggak, aku mau ke penginapan aja, istirahat sama kamu. Oh ya, ke rumah Mami Papi ku besok aja ya? Aku mau istirahat sebentar"
Anggukan menjawaban Januar untuk mengiyakan permintaan Kana, ia tidak bisa memaksa Kana untuk siap seperti dirinya, wanita kesayangannya itu masih dalam masa pemulihan, ia pun tau kalau tidak mudah bagi Kana untuk kembali membawa laki-laki yang sama yang telah menyakitinya ke hadapan kedua orang tuanya. Januar mulai mengerti apa yang menjadi kekhawatiran Kana hingga melamun sejak mereka berangkat.
Setelah sampai di penginapan, Kana tampak kaget saat memasuki kamar tempat mereka akan tinggal sementara, pasalnya Januar memesan satu kamar, Kana sedikit meringis mengingat apa saja yang bisa terjadi kalau mereka sekamar. Kana bukan wanita polos lagi, ia tau Januar sejak mereka kuliah, gaya berpacaran mereka sebelumnya juga bisa dibilang agak intim, masalahnya bukan pada Januar, tapi padanya yang suka menjahili laki-laki itu hingga berakhir di ranjang.
Kana memukul kepalanya yang mulai memikirkan adegan-adegan kotor, astaga, dia tidak bisa kalau harus sekamar dengan Januar.
"Janu" panggil Kana melihat Januar sibuk membereskan koper mereka.
"Kamu pesan kamar cuma satu?"
Januar mengalihkan atensinya pada Kana, "Iya, kenapa? Kamu keberatan?"
"Eh? Bu-bukan gitu sih, emang boleh? Yang punya penginapan nggak minta bauku nikah kita?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Struggle Of Love
FanfictionPernah dengan kalimat "Dunia selebar daun kelor" ? Kalimat khiasan yang dibuktikan kebenarannya oleh Januardi Alarik Senoaji. Sejak bercerai dengan mantan istrinya 7 tahun yang lalu, ia selalu menghindari segala hal yang berhubungan dengan mantan is...