"No matter how old you are, you always be my little sister, I'll do everything for you"
🩵🩵🩵
Sudah 2 hari ini Mahen tak masuk kantor, sejak pulang dari acara berkumpul 2 hari lalu, Kana drop, Mahen yang khawatir bukan main tak pernah meninggalkan sang adik barang sedetikpun, karena Kana tak bisa bangun, kalau sudah drop begini Kana tidak akan bisa bangun karena seluruh tubuhnya melemah.
Mahen punya ketakutan sendiri kalau Kana sakit, karena riwayat penyakit adiknya agak serius.
"Kak, aku nggak apa-apa sendiri, aku udah enakan"
"Nggak, kakak udah ngomong sama Gek soal pengobatan kamu, kakak mau kamu lanjutin disini"
Kana menggelengkan kepalanya, "Aku udah sembuh, cuma kalau kambuh gini ya emang sudah drop banget kak, tapi minum obat balik kayak semula kok"
"Nggak Kana, kakak nggak mau ambil resiko, kalau kamu masih demam tinggi malam ini besok kakak bawa kamu ke RS"
"Kak"
"Kakak nggak mau debat, Mami sama Papi nitipin kamu sama kakak, jadi kamu harus dengerin kakak"
Kana hanya bisa terdiam, Mahen kalau sudah serius agak menakutkan, orang receh kalau marah agak menyeramkan, dia pernah didiamin Mahen seminggu gara-gara menginap di apartement Januar saat masih pacaran, Mahen ngamuk pada Januar dan marah padanya. Kakaknya itu memang bukan tipe yang meledak-ledak atau melakukan kekerasan fisik tapi kalau marah ucapannya suka nyelekit dan sulit dibantah, senjata utama nya ya mendiaminya.
"Udah bisa bangun belum?"
Kana mengangguk, lalu mencoba bangun dibantu oleh Mahen.
"Sakit nggak kakinya?"
Kana menggelengkan kepalanya, ia memperhatikan Mahen yang benar-benar memberikan atensi luar biasa padanya, kakak sepupunya itu memastikan ia tidak merasakan sakit sedikitpun, mengamati segala hal yang terjadi padanya, memastikan ia nyaman dan tidak kesakitan.
Perhatian-perhatian kecil Mahen padanya kadang membuat Kana terharu, ia merasa sangat disayangi, merasa sangat diperhatikan, merasa sangat penting dan sangat dicintai. Ia merasa bahwa kehidupan sulit yang ia alami bisa ia lewati karena dukungan Mahen, segala tentang kakak sepupu nya itu selalu menjadi kebahagiaan untuknya. Kana berdoa semoga kakaknya akan selalu bahagia dikehidupan ini, dalam doanya Kana selalu menyelipkan nama Mahen sebagai orang terpenting dalam hidupnya
"Kak"
Mahen yang dipanggil menoleh, ia panik saat melihat Kana menangis, dengan gerakan cepat ia mendudukkan sang adik, mengecek keadaan Kana dengan wajah khawatir.
"Kenapa? Sakit? Dimananya? Kita ke rumah sakit ya?"
Kana menggelengkan kepalanya, "Nggak sakit kak, aku cuma...hikks hikks pengen peluk kakak aja" ujar wanita itu berderai airmata.
Mulai mengerti akan situasi, dengan gerakan cepat Mahen memeluk sang adik, memgelus punggun kecil adik sepupunya sayang, ia tak ingin bersuara untuk menenangkan sang adik dengan kata karena mungkin ia akan ikut menangis tersedu-sedu, ia hanya bisa memeluk Kana erat.
Mahen tau bahwa hidup adiknya tidak lah mudah, dihadapkan kembali dengan masa lalu sangat sulit bagi Kana. Mahen tau kalau Kana menangis karena dirinya, ia tau kalau adiknya merasa bersalah karena merepotkannya, ia tau semuanya, namun Mahen diam, rasa sayangnya pada Kana membuatnya betah berlama-lama menjadi sandaran hidupnya, rasa sayangnya pada Kana pun membuatnya rela direpotkan, dibebankan, atau apapun itu. Bagi Mahen, Kana adalah adik kesayangannya, ia menganggap Kana seperti adik kandungnya sendiri, tinggal bersama sejak membuat Mahen ingin terus menjaga sang adik hingga ia mendapatkan kembali bahagianya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Struggle Of Love
FanfictionPernah dengan kalimat "Dunia selebar daun kelor" ? Kalimat khiasan yang dibuktikan kebenarannya oleh Januardi Alarik Senoaji. Sejak bercerai dengan mantan istrinya 7 tahun yang lalu, ia selalu menghindari segala hal yang berhubungan dengan mantan is...