Weekend memang selalu ditunggu-tunggu oleh para pekerja kantoran ataupun guru seperti Kana tapi weekend wanita yang sudah menjadi ibu tidaklah sesantai saat masih gadis dulu. Sekarang walaupun weekend pekerjaan Kana sangat banyak, belum mencuci, membereskan rumah, membersihkan taman, membereskan mainan si kembar sampai mengurusi dua anak yang sangat gemar bertengkar akhir-akhir ini.
"MAMA!! HUAHHH"
Kana menatap Luna yang menangis dengan baju basah, "Kenapa sayang? Aduh kenapa basah-basah begini sih?"
"Abang tu, semprot Luna pake selang sama om Mahen!" Pekik anak itu kesal
Kana yang tengah menjemur hanya bisa menggelengkan kepalanya, "Udah nggak usah nangis, nanti kita balas ya, tunggu mama selesai jemur dulu"
"Iya" balas Luna sesegukan lalu memeluk kaki ibunya.
Kana tersenyum gemas, ah anak bungsu nya ini selalu saja lucu.
Setelah menyelesaikan pekerjaannya Kana menggandeng Luna untuk mengambil air di keran dengan ember dan gayung, mereka akan balas menyiram Lino dan Mahen. Luna dengan wajah sumringah penuh semangat siap untuk balas dendam.
"Itu mama!!" Pekik Luna menunjuk Mahen dan Lino yang tengah menyiram bunga sambil bermain air.
"Oi!!! Siapa yang ngiram anak cantik Mama!!!" Teriak Kana
Lino dan Mahen menatap ke arah Kana dan Luna menyengir, Lino menunjuk Mahen lalu Mahen menunjuk Lino, Kana berdecak, ia menarik Luna agar ikut berlari sambil membawa gayung yang sudah diisi air.
"Serang mama!!" Pekik Luna
Lino berlari memekik saat air mulai mengenai tubuhnya begitu pula Mahen, Kana dan Luna tertawa terus menyerang mereka dengan air dan pada akhirnya mereka bermain air. Mahen yang kelelahan sudah menyerah, ia hanya menonton si kembar yang saling menyerang dari balik kaki Kana, tertawa memekik bergitupula dengan Kana yang tertawa bahagia.
Melihat semua itu membuat Mahen bersyukur, semoga saja kebahagiaan sederhana ini terus bisa dirasakan oleh Kana dan si kembar. Tanpa mereka sadari, Mahen merekam semua itu lalu mengirimkannya pada Januar. Ia tak tau niat nya apa mengirim video mereka ke Januar tapi Mahen hanya merasa kakau Januar juga harus merasakan kebahagiaan sederhana ini.
Dibelahan dunia lain, Januar terkekeh melihat video yang dikirim Mahen, sayangnya ia tidak bisa kesana karena hubungannya dan Kana masih belum baik, ditambah malam itu Januar menginap tanpa sepengetahuan wanita itu. Kalau tau Kana pasti akan marah, karena mereka bukan lagi suami istri yang bisa bebas berdekatan.
Januar menghela napas pelan, memijit pelipisnya memikirkan cerita Caka saat itu, ia pun berusaha menghubungi orang tua Kana untuk mengonfirmasi tentang hutang yang harus dibayar Kana.
Pagi ini, Januar memiliki janji temu dengan seseorang yang akan menjawab semua pertanyaannya.
"Bro, sorry lama"
Januar menatap ke arah laki-laki yang baru saja datang dengan pakaian casual, berkacamata hitam dengan rambut agak panjang dari terakhir kali ia melihatnya.
"Santai aja, gue juga baru nyampe, mau pesan apa?"
Laki-laki terkekeh, "Muka lo kayak orang nahan berak Jan, gue tau lo masih marah sama gue, langsung aja, gue nggak bisa lama disini, gue harus terbang ke Singapore lagi"
Apa yang dikatakan laki-laki itu benar, melihatnya tersenyum membuat Januar muak, sebenarnya ia memukulnya saat ini juga karena tak memenuhi janji.
"Lo bilang bakalan jaga Kana buat gue, tapi lo ingkar bangsat"
KAMU SEDANG MEMBACA
Struggle Of Love
Fiksi PenggemarPernah dengan kalimat "Dunia selebar daun kelor" ? Kalimat khiasan yang dibuktikan kebenarannya oleh Januardi Alarik Senoaji. Sejak bercerai dengan mantan istrinya 7 tahun yang lalu, ia selalu menghindari segala hal yang berhubungan dengan mantan is...