#7 Our 'First Kiss'

2K 146 6
                                    

Pukul 12 malam lewat 12 menit dan pintu rumah berwarna kuning itu terbuka lebar. Seorang pria merangsek masuk dengan nafas tak beraturan.

Kalimat pertama yang keluar dari mulutnya hanya satu, "Dimana kakakmu?"

Eunsuk yang sebelumnya terisak ketakutan karena Eungi mendadak panas tinggi dan menggigil hebat, merasa sedikit tenang melihat kedatangan Maroo.Ia buru-buru menggeret Dokter tampan itu ke dalam kamar, dimana Eungi tengah terbaring dengan terbatuk-batuk. Wajahnya pucat dan ia nampak terkejut melihat kehadiran Maroo.

Eunsuk rupanya menelepon Maroo diam-diam.Begitu melihat kondisi Eungi, Maroo segera mengeluarkan peralatan dokternya seperti termometer dan stetoskop. Tangannya dengan gesit memeriksa keadaan Eungi. Panasnya benar-benar menyengat, seolah Maroo bisa menggunakan dahi Eungi untuk merebus air atau menggoreng telur.

"Kau berkencan kemana saja seharian ini sampai jatuh sakit begini, huh?" Maroo mulai mengomel setelah melihat berapa derajat demam Eungi.

"Berkencan?" kening Eungi mengernyit. Ia ingin menyanggah kecurigaan Maroo namun batuk segera mengambil alih tenaganya untuk berdebat.

"Uhuuukk... uhuuukkk... uhuuukkk.... Aku tidak... uhuuukk... uhukkk..." Eungi tersiksa sekali dengan sakit yang dideritanya. Maroo menggeleng prihatin namun tatapan matanya masih hambar dan dingin.

"Dimana aku bisa menemukan kain untuk mengompresmu?" Maroo menyela dengan ketus.

Eungi yang kesal lantas menunjuk ke arah lemari di sisi kiri mereka dengan masam. Maroo dengan cepat membuka lemari itu dan mulai mencari. Eunsuk diam di sisi Eungi dengan perasaan bersalah. Ia sepertinya sudah tahu jika kakaknya begini akibat mencari keberadaannya. Tadi sebelum pulang, Pengacara Park mengatakan jika kakaknya seharian mencarinya ke seluruh tempat di daerah Tong Yeong.Maroo terus mencari dan tanpa sengaja ia menjatuhkan sesuatu ke lantai. Ia merunduk untuk memungutnya. Mulanya Maroo biasa saja sampai ia sadar apa yang ia pegang saat ini adalah BRA.

BRA MERAH MENYALA PENUH RENDA MILIK EUNGI.

Eungi makin batuk melihat itu sementara Maroo cepat-cepat memasukkannya lagi ke lemari dengan wajah merona merah. Ia salah tingkah sendiri dan ikutan batuk karena tersedak.Eunsuk yang kini berusia 13 tahun dan tak sepolos 7 tahun lalu pun menahan tawanya.

Akhirnya, setelah pencarian yang menguras tenaga di antara tumpukan baju Eungi yang tingginya berlapis-lapis seperti wafer tango, Maroo berhasil menemukan kain untuk mengompres wanita itu.

"Tidurlah! Serahkan kakakmu padaku!" Maroo menyuruh Eunsuk untuk tidur saja. Kasihan anak kecil itu. Ia terlihat kelelahan.

"Tapi aku ingin menjaga kak Eungi juga," Eunsuk menatap polos.

"Tidurlah! Kakak tidak akan mati tapi kakak akan marah kalau Eunsuk tidak menurut!" Eungi mengancam dengan tatapan tajam khasnya. Suaranya yang serak karena sakit membuatnya semakin terdengar menakutkan.

Eunsuk tak punya pilihan lain kecuali menurut dan keluar. Ia pergi ke dalam kamar di depan kamar sang kakak yang sebelumnya pernah ditempati Maroo.Maroo mengambil sebaskom air dan membasahi kain di tangannya, ia kemudian memerasnya dan meletakkannya di atas dahi Eungi untuk menurunkan suhu tubuhnya.Tatapan matanya masih dingin tanpa ekspresi.

"Kenapa aku merasa kau tidak ikhlas merawatku?" Eungi memicing curiga.

"Hanya perasaanmu saja," jawab Maroo datar. Ia kini mengaduk-ngaduk isi tasnya dan mengeluarkan sebuah suntikan yang masih baru.

Jemari dengan cekatan menyobek kemasan yang melingkupi suntikan tersebut dan mengisinya dengan sebotol cairan bening.Eungi melotot melihatnya.

NICE GUY FanFic 'After and Before' || Chaeki FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang