Hello, Soul of Seoul

1.3K 89 8
                                    

Eun Gi menatap wajah-wajah asing di sekitarnya. Kelopak matanya berkedip sesekali, sementara perasaan membuncah bahagia sekaligus cemas terhunus dari raut wajahnya yang lelah.

Di sisinya, pria itu berjalan. Tubuhnya yang cukup atletis, dibalut jaket berwarna biru muda dengan sepatu bercorak cokelat tua. Ia setia berdiri di sisi Eun Gi, salah satu lengannya merangkul pundak wanitanya tersebut. Keduanya adalah sepasang suami istri yang baru saja menjejak dari pintu kedatangan dalam negeri. Selamat Datang di Seoul, kalimat itu menghujam netra si pria begitu pintu di hadapan mereka terbuka. Mereka melangkah dengan lebih dari 3 koper besar tergeret di belakang.

"Aku belum menelepon Jae Gil dan Choco," ucap si pria berwajah tampan yang kalian kenal sebagai Ma Roo, seorang Dokter pindahan dari desa terpencil di pulau seberang.

"Aku juga tidak memberitahu Eun Suk," timpal Eun Gi, lantas keduanya tersenyum dengan saling pandang.

"Sebuah kejutan?" tanya Ma Roo.

"Sebuah kejutan!" sahut Eun Gi. Sekali lagi keduanya tersenyum dengan tawa kecil yang menghambur di bising airport.

Sebuah Taksi berhenti di hadapan mereka yang belum semenit menekuri padatnya suasana bandara.

Ma Roo bergegas membuka pintunya, ia membantu Eun Gi masuk kemudian bersama sopir Taksi mengangkuti koper-koper mereka ke dalam bagasi.

"Kemana Tuan?" tanya si sopir begitu Ma Roo masuk ke dalam mobil.

Ma Roo menatap Eun Gi, memastikan Eun Gi tak mengubah pikirannya. Dan rupanya, Eun Gi masih keukeuh dengan keinginannya beberapa hari lalu. Ia mengucapkan sebuah alamat, yang kurang lebih membutuhkan 2 jam perjalanan dari bandara.

Taksi melaju pelan melintasi pintu keluar dan mengambil arah menuju jalan tol. Kecepatannya berubah menjadi lebih kencang dan stabil. Eun Gi mengelus perutnya yang kian besar dan menyulitkannya untuk tidur dari hari ke hari.

Ma Roo menempatkan tangannya di atas perutnya juga. Ia melayangkan senyuman dan pandangan mesra ke arah sang istri.

"Perjalanan masih panjang, tidurlah! Aku tahu kau susah tidur, mereka terus bermain baseball di dalam perutmu," kelakar Ma Roo. Eun Gi tersenyum dan menyandarkan kepalanya ke pundak suami tercintanya tersebut.

Ia memejamkan matanya, mencoba untuk tidur namun selama 30 menit berlalu, bukannya ia yang jatuh terlelap, malah Ma Roo yang diam berselimut mimpi. Eun Gi mengangkat kepalanya dan menggeleng gemas. Ia tahu Ma Roo pasti lelah. Ia pontang-panting membawa ketiga koper mereka yang super besar sendirian, belum lagi menjaga Eun Gi, membeli makan di tengah perjalanan serta menjaganya yang mulai kesulitan berjalan.

"Tidurlah...." Eun Gi berbisik lirih seraya membawa kepala Ma Roo ke atas pundaknya. Hening menari di tengah mereka. Eun Gi membiarkan Ma Roo menggunakan pundaknya sebagai bantal meski bayi-bayi di dalam perutnya juga tak henti menciptakan kegaduhan lewat tendangan-tendangan mereka.

Mau tak mau bayangan pilu dari kisah beberapa minggu lalu menggelung batinnya dalam keresahan.

Ia ingat pada wanita yang sekarat saat melahirkan itu. Ia juga ingat pada bayi wanita itu yang meninggal setelah dilahirkan. Bagaimana pun, Eun Gi adalah wanita biasa meski ia kadang bersikap sok kuat dan baik-baik saja.

Ia dihantui ketakutan. Mulanya kecil namun semakin lama, menjadi besar dan jujur saja, 2 hari terakhir, ia bermimpi buruk. Ia sungguh ingin menceritakannya pada Ma Roo, namun bukankah itu sama saja dengan mengiris luka di hatinya yang masih memborok dan mungkin bernanah.

Ma Roo belum sepenuhnya terbebas dari rasa bersalahnya. Bagi seorang Dokter, kegagalan menyelamatkan jiwa seorang pasien adalah sesuatu yang fatal. Eun Gi paham itu, ia tahu pasti bagaimana nafsu makan Ma Roo berkurang selama 3 hari dan bagaimana suaminya itu kurang tidur selama seminggu ini.

NICE GUY FanFic 'After and Before' || Chaeki FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang