Dua Kang Ma Roo Kecil

4.2K 136 45
                                    

Dalam sekejap suara tawa serta canda yang mengalun manis di sekitar kami berubah menjadi dawai kepanikan. Eun Gi akan melahirkan, ini adalah kabar yang membahagiakan sebenarnya, namun mengingat tak ada Rumah Sakit di sini, semua orang menjadi gugup setengah mati.

Sementara Eun Gi kutenangkan di dalam tenda bersama Choco, semua orang berunding di luar.

"Ma Roo...." kepala Jae Gil menyembul dari celah tenda.

"Joo Won dan aku akan mencoba mencari kapal agar kita bisa segera membawa Eun Gi ke Seoul, kami juga akan menghubungi pengelola tempat ini untuk meminta bantuan. Katakan apa... yang kau perlukan?" lanjutnya agak terbata. Suara erang kesakitan Eun Gi pasti membuatnya tak tega.

Kawanku itu pasti teringat Choco di masa lalu, aku memang tak hadir saat Choco melahirkan Seul Gi, tapi aku tahu dari cerita Jae Gil jika ia sangat ketakutan melihat Choco merintih kesakitan semalaman.

Kutinggalkan Eun Gi sejenak di bawah pengawasan Choco.

Kukatakan pada Jae Gil segala hal yang kubutuhkan, tak lupa kutitipkan uang pada Joo Won agar ia bisa merayu pemilik kapal manapun untuk mengantarkan kami kembali ke Seoul malam ini juga. Namun Joo Won menolak, ia bilang uang di kantongnya sudah lebih dari cukup untuk sekedar menyewa kapal.

Meski agak tak enak, aku pun menerima kebaikan hatinya.

Setelah Jae Gil dan Joo Won pergi, Hyeri menghampiriku dengan menggandeng Seul Gi yang terbangun sejak tadi.

"Paman, apa adik bayinya akan keluar malam ini?" Seul Gi menatapku polos.

Aku berjongkok dan membelai kepalanya dengan lembut, "Iya, kau akan punya sepupu!" jawabku.

Seul Gi tersenyum, tapi saat menoleh ke tenda, raut wajahnya berubah masam.

"Tapi adik bayinya nakal! Bibi sampai kesakitan seperti itu," ia cemberut.

Aku terdiam, tak tahu harus memberikan pengertian apa di depan anak sekecilnya.

Beruntung Hyeri dengan cepat mengambil alih situasi, ia meminta ijin untuk membawa Seul Gi ke tendanya agar keponakanku itu bisa istirahat di sana.

Aku setuju, itu ide yang bagus.

Dari dalam tenda, suara erangan Eun Gi semakin keras terdengar.

"NNNGGGHHH... AAAARRRGGHHH... ERRRGHHH..." ia menggeliat kesakitan saat kuajarkan cara mengatur napas. Keringat mengucur deras dari sekujur tubuhnya.

Choco menatapku dengan gelisah sembari terus mengusap kening dan leher Eun Gi yang basah.

"Kapan kita bisa kembali ke Seoul?" bisiknya di telingaku.

Aku menggeleng pelan, "Joo Won dan Jae Gil sedang mengusahakannya,"

Di bawah temaram 2 buah lampu neon jinjing di kanan dan kiri kami, kuraba bawah pusar Eun Gi. Di sana, kepala salah satu bayi kami sudah merangkak turun. Rasanya keras dan berdenyut-denyut.

Di pangkuanku, Eun Gi terus merintih, ia menggigit bibirnya. Rasa sakit menenggelamkan separuh dari kesadarannya.

Bayi-bayi kami membuatnya kepayahan setengah mati. Berkali-kali pula ia mengubah posisi, mulai dari meringkuk, menyandariku, hingga berdiri dengan kedua lutut yang gemetar.

Aku tak tega. Ketakutanku tumbuh, bagaimana jika kami tak mendapatkan satu perahu pun? Bagaimana jika Eun Gi tak kuat dan... aku gugup sendiri membayangkannya.

Kematian ibuku mendadak menghantui, ia pergi di hari aku menghirup udara dunia.

Ibuku meninggal saat melahirkanku. Eun Gi... bertahanlah... aku tidak bisa menjalani sisa hidupku dengan rasa bersalah.

NICE GUY FanFic 'After and Before' || Chaeki FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang