Wanita Bergincu Merah

2.1K 83 50
                                    

Eun Gi tak tahu sudah berapa lama ia terlelap. Rasanya ganjil, perutnya yang berat dan tendangan-tendangan kasar dari bayinya masih dapat membuatnya terlelap. Wanita itu menatap ke sekitar kamarnya dengan tatapan asing. Kedua tangannya mengerat bawah perutnya yang seolah-olah ingin tumpah. Ia bangun dari tidur panjangnya. Matanya mengerjap menangkup cahaya matahari yang mengintip dari celah sempit jendela yang entah mengapa, tak Ma Roo buka.

Ngomong-ngomong soal Ma Roo. Eun Gi jadi penasaran dimana pria itu berada. Rumah ini mendadak menjadi terlalu hening.

Aish, perutnya kontraksi lagi.

Eun Gi bangkit, tertatih menuju pintu. Ia berhenti sejenak di depan cermin yang kosong.

Ada perasaan asing. Bagaimana mungkin tak ada bayangan dirinya di sana. Kening Eun Gi mengernyit. Belum sempat ia bereaksi, tali plasenta yang mengikat dua janin di dalam perutnya terasa dihentak dengan kekuatan luar biasa.

Seketika, wanita berhidung mancung itu terhuyung nyaris jatuh.

"Aaaarrrgghhh...." Ia mengerang kepayahan.

Sekujur tubuhnya gemetar. Basah. Eun Gi menunduk melihat lantai yang dibanjiri oleh cairan aneh berwarna putih.

"Apa ini?" Ia menelan ludahnya dengan was-was. Tangannya meraba cairan itu. Baiklah, Eun Gi tidak bodoh, ia tahu darimana asalnya.

"MA ROO...." Nama itu keluar secara spontan dari bibirnya yang pucat.

"AAARRRGHH.. MA ROO... TOLONG AKU!!!" teriak Eun Gi panik.

Ia merangkak di atas lantai yang licin dan agak berlendir. Rasa sakit di pangkal pahanya membuatnya terengah sesekali. Wanita itu mencoba meraih pintu secepat mungkin, namun ia tak sanggup, kamarnya tiba-tiba terasa sangat lebar.

"MA ROO.... AAARRRGHHH...." Pekik Eun Gi menahan sakit. Posisinya masih sama, merangkak hampir merayap di atas lantai nan dingin. Perutnya yang besar dan seolah dipenuhi oleh ranjau itu tak henti menggerus kesadarannya dengan rasa sakit.

Bayi-bayinya ingin berlomba ingin keluar. Kepala-kepala lembut mereka susul menyusul dan merobek celah kakinya yang berlumuran darah.

Eun Gi diserang dingin, bulu kuduknya meremang dihantam rasa sakit yang mengakar dari rahimnya.

Ia tak sanggup lagi, dengan tak sabaran, ia menarik raganya menuju pintu.

Sial! Terkunci?

Eun Gi bingung sendiri. Kenapa terkunci pikirnya. Kenapa Ma Roo menguncinya?

"MA ROO!!! TOLONG AKU!!! SIAPAPUN!!! AAARRRRGGGHHHH...." Teriaknya sembari memukul-mukul pintu sekuat tenaga.

Tapi tetap saja, tak ada jawaban.

Eun Gi tak kuat, ia tak yakin sanggup bertahan. Ditekannya perut buncitnya kuat-kuat, berharap dengan bodoh jika ini akan membantu bayi-bayinya keluar.

Sayangnya tidak, semakin ia mendorong isi perutnya, semakin rasa sakit itu meremas tubuhnya.

"AAARRRGHHHH.... MA ROO!!! BRENGSEK BUKA PINTUNYA!!!" maki Eun Gi menahan tangis.

"Bangunlah! Bangunlah!" suara itu melemparkan Eun Gi kembali ke dunia nyata.

Wanita itu membuka matanya dengan terengah, peluhnya berceceran mengotori seprei. Siapapun itu yang telah membangunkannya, Eun Gi sangat berterima kasih. Dengan reflek ia memeluk bahu kecil yang telah menggoncang mimpi buruknya.

Tak ada kata yang meluncur dari bibir pucatnya kecuali perasaan lega karena yang dialaminya barusan hanya mimpi.

"Bibi kenapa?" suara kecil itu menyadarkan Eun Gi sekali lagi.

NICE GUY FanFic 'After and Before' || Chaeki FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang