#26 Pengagum Rahasia

1.4K 95 10
                                    

Maroo POV

Sungguh aku ingin membuatnya jadi sederhana, namun segalanya mendadak menjadi rumit. Pria yang diperkenalkan oleh Eun Gi ternyata sanggup membuatku 'jungkir balik' seperti ini. Bukan dalam artian sebenarnya memang, namun tetap saja... semuanya menjadi sangat tidak sederhana.

Kalian ingin mendengarkan ceritaku? Sejak Eun Gi tak bisa kuajak bicara mengenai hal ini, maka aku akan datang pada kalian dan menceritakan semuanya.

Jadi hari itu, di hari pertama pesta adat digelar. Hari yang seharusnya menjadi hari penuh suka cita. Hari dimana pawai besar-besaran dan segala kesenian tradisional khas pulau Tamra dipertunjukkan. Eun Gi datang dengan seorang pria bercelana jeans, berkemeja biru tua dengan kacamata hitam yang membuat pias-pias wajahnya terlihat gagah.

Kata Eun Gi, mereka bertemu di jalan. Pria yang kemudian kukenal sebagai Joo Won (dengan double O setelah J bukan setelah W) itu menolongnya sampai ke desa Tong Yeong.

Istriku yang memang tidak suka berhutang budi kepada siapapun, akhirnya menawarkan rumah kami sebagai tempatnya menginap selama berada di desa ini. Joo Won adalah seorang photographer. Gayanya santai dan ia cepat akrab dengan orang. Tipikal flamboyant yang dapat memikat gadis di manapun ia berada. Meski demikian, kurasa aku masih lebih unggul darinya dalam menaklukkan hati wanita.

Terdengar sombong? Mungkin karena aku sedang kesal dan ingin memaki seseorang.

Aku tidak bisa menolak permintaan Eun Gi karena memang rumah kami (Ruko yang disewa Eun Gi) memiliki 2 kamar. Aku putuskan untuk menerimanya dengan selarik pengertian, "apa salahnya berbagi?"

Joo Won mengucapkan terima kasih, ia bahkan memanggilku 'Hyung'. Ya, usia kami terpaut 2 tahun. Joo Won lahir setahun setelah Eun Gi, jadi bahkan pada Eun Gi pun ia memanggil 'Nuuna'. Mulanya lucu karena kami seolah memiliki adik baru, namun lama kelamaan, aku kurang bisa menolerir sikap Joo Won yang kepalang berani di hadapanku.

"Kau bisa tidur di kamar ini, maaf karena agak berdebu. Sebelumnya kamar ini dibiarkan kosong," ucapku pada Joo Won yang mengangguk dengan mata berbinar cerah.

"Terima kasih," katanya.

Ia menenteng ranselnya yang terlihat berat dan duduk di atas ranjang. Kakinya berayun ke kanan dan kiri dan tatapan matanya mulai berpendar mengitari seantero kamar. Ia nampak senang.

"Baiklah, kami permisi dulu," ujarku lantas menggandeng Eun Gi pergi menuju kamar kami sendiri. Aku punya sesuatu yang perlu dituntaskan dengannya.

Begitu sampai di dalam kamar, kupandangi Eun Gi yang nampak tidak bersalah sedikit pun.

"Aaah... aku rindu pada kamar ini! Badanku pegal semua...." desahnya.

Aku duduk di sampingnya. Kami saling pandang. Eun Gi meraih tanganku dan menaruhnya di atas perutnya. Sebuah tendangan kecil.

Eun Gi tersenyum, "Mereka bisa merasakan kehadiran Ayahnya," bisiknya.

"Kau ingin merayuku dengan cara seperti ini?" tukasku menghabisi rencana licik di otaknya.

"Jadi Kang Maroo benar-benar marah pada Seo Eun Gi?" Eun Gi melingkarkan tangannya di atas bahuku dengan santai. Aku mengibas tangannya dengan dingin.

"Kau tidak merindukanku? Ckckck... sia-sia saja aku kemari. Kau tahu? Kau tahu? Aku mendapatkan banyak kesulitan untuk menemuimu,"

Ia kemudian mulai berkisah tentang segala kesulitan yang didapatkannya hari ini. Dimulai dari insiden penundaan penerbangan yang membuatnya marah-marah di Bandara, kapal yang penuh hingga harus membuatnya menunggu lagi sampai tidak kebagian bus karena semua orang sepertinya tengah berlomba-lomba menuju desa Tong Yeong demi melihat perayaan adat.

NICE GUY FanFic 'After and Before' || Chaeki FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang