#31 Hijrah Cinta

1.4K 83 11
                                    

Eun Gi menatap kaku pada sosok di hadapannya yang tengah mengerang menahan sakit. Seorang wanita dengan perutnya yang besar membuncit. Tenda tempatnya berdiri sangat gaduh. Bukan hanya karena lengking teriakan wanita itu namun juga karena setiap orang mendadak menjadi super sibuk. Ma Roo meloncat kesana kemari, memastikan ini itu dan bertanya segala hal pada seorang pria berkaos merah, suami dari wanita itu.

Dari apa yang Eun Gi dengar, sepasang suami istri itu tengah berlibur di tempat ini. Mereka sedang menonton pawai adat bersama saat sang istri terdesak dan terhimpit kerumunan manusia. Wanita itu lantas mengeluhkan sakit di perutnya. Entah apa yang terjadi pada kandungannya, yang pasti bayinya akan lahir – dengan premature, sementara ia sendiri mengalami pendarahan hebat.

Eun Gi merinding. Ia termangu dan segala hal menjadi sebuah film bisu. Fokusnya lekat menumbuk tubuh di atas ranjang yang tak sedetik pun diam. Seperti melihat ikan yang baru diangkat keluar dari lautan. Raganya menggelepar, kakinya menendang ke segala arah dan jemarinya mencoba mencengkeram siapapun bak monster kelaparan. 3 orang Dokter relawan dari universitas dibuatnya kewalahan.

Ma Roo... kini netra Eun Gi menghibahkan pandangannya pada Ma Roo yang sigap memasang tirai di sekeliling ranjang wanita malang itu. Ia menariknya dan sepenuhnya menghilang di dalam bilik kecil itu. Meski demikian, Eun Gi dapat melihat bayangan mereka. Salah seorang Dokter relawan keluar dengan peluh. Kim Tae Hyun namanya. Pemuda berusia 25 tahunan itu mengusap-usap lengannya yang kemerahan akibat ulah si pasien lantas kembali lagi ke dalam.

Ia melintas di hadapan Eun Gi yang langsung memalingkan wajahnya dan mengubah ekspresinya agar terlihat biasa saja.

Eun Gi menarik napasnya dalam, mencoba rileks dengan kembali duduk menunggui Ma Roo seperti tadi.

Situasi sedikit banyak mulai terkontrol meski pekik kesakitan itu masih meruah memenuhi tenda. Ritme dan iramanya berubah, tak seliar tadi.

Siluet perjuangan wanita itu terpeta di lipatan-lipatan tirai yang bergelombang agak kusam. Ma Roo keluar dengan wajah tegang. Ia menelepon 911. Eun Gi ikut gugup melihatnya. Ia berdiri, ingin mendekati suaminya untuk bertanya atau sekedar menenangkannya, namun Ma Roo lebih dulu memberinya isyarat agar tetap diam di tempat.

Ma Roo berbicara dengan seseorang, ia meminta ambulan. Seorang dokter relawan lainnya bernama Jia keluar menghampirinya.

"Dok, detak jantung janinnya melemah," lapor gadis itu.

"Kau sudah memasang oksigen dan memberi suntikan penahan sakit?"

"Sudah, tapi... masalahnya...pendarahannya belum bisa kami hentikan," Jia menggigit bibirnya resah. Ia seperti akan menangis.

Ma Roo mengatasi kepanikan di matanya, ia bergegas kembali menuju balik tirai, meninggalkan Jia yang masih gemetar di belakang. Gadis berambut pendek itu terlihat bingung.

"KAU SEDANG APA?" Ma Roo berteriak kepadanya. Jia berlari, ia menghilang dari hadapan Eun Gi.

10 menit berlalu penuh ketegangan. Eun Gi mencoba mendekat. Ia menguping di pojokan, sedikit mengintip juga tentang apa yang terjadi di dalam.

Ma Roo dibantu para relawan mencoba mengeluarkan janin dari bawah perut wanita itu. Eun Gi menahan napasnya. Ia melihat darah menetes dan menggenang hingga ke bawah.

Apa melahirkan benar-benar semenyakitkan itu? tanyanya dalam hati.

Wanita itu mengerang kepayahan, ia didekap suaminya yang didera kecemasan tak terkira.

Sarung tangan Ma Roo berlumur darah dan lendir sementara Tae Hyun dan Jia di kanan kirinya terus memegang kedua kaki wanita itu agar tetap terbuka lebar.

NICE GUY FanFic 'After and Before' || Chaeki FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang