#10 Baby On The Way

2.3K 128 6
                                    

Eungi memandangi pantulan wajahnya di cermin dengan tatapan tak percaya. Ia terus berkata pada dirinya sendiri bahwa semalam bukanlah mimpi. Maroo benar-benar mengajaknya menikah. Eungi menepuk pipinya, memastikan sekali lagi jika apa yang tengah dialaminya ini bukan sekedar khayalan.

"Aduh..." Eungi meringis kesakitan.

Ia tersenyum sendiri sambil mengusap-usap pipinya yang merah karena tamparannya.Wanita berusia 38 tahun itu tak tahu jika di balik jendela, Eunsuk dan Maroo menatapnya dengan aneh.

"Apa yang kau katakan padanya semalam, kak? Kakakku jadi abnormal seperti itu," bisik Eunsuk keheranan.

Maroo hanya tersenyum tipis, "entahlah," jawabnya santai.

~oOo~

"Kau akan merindukanku kan?" tanya Eungi pada Maroo.

Mereka berdiri di sebuah halte bus. Hari ini Eungi akan meninggalkan Tong Yeong untuk mengantarkan Eunsuk pulang. Adik semata wayangnya itu sudah lebih dari 2 hari bolos sekolah.

"Kau masih butuh jawaban, Seo Eungi?"Eungi tersenyum dan memeluk si Dokter tampan, calon suaminya.

"Jika kau tidak kembali dalam dua hari, aku akan mencari pengantin lain!" ancam Maroo bercanda.

Eungi melepas pelukannya dan melotot tajam, "Hyaaa... Kang Maroo! Awas saja!" ancamnya balik.

Maroo terkekeh dan mengecup kening Eungi dengan penuh ketulusan."Jangan membuatku merindukanmu terlalu lama!" ucapnya.

Eungi mengangguk dengan sumringah.

Maroo ganti memeluk Eunsuk dan mengusap kepalanya dengan gemas."Jangan membuat kakakmu khawatir lagi!" nasehatnya.

Eunsuk tersipu dan berjanji akan menjadi adik paling patuh sedunia.Bus yang mereka tunggu akhirnya datang. Eunsuk naik diikuti Eungi yang sebenarnya merasa berat untuk meninggalkan Maroo.

Wanita itu membuat bahasa isyarat yang artinya, "aku akan meneleponmu saat aku sampai," Maroo mengangguk setuju.

"Pak, tolong menyetir dengan hati-hati. Kau membawa calon pengantinku!" pesan Maroo pada supir Bus. Eungi jadi tersipu malu, ia tidak menyangka Maroo akan melakukan itu. Eunsuk cekikikan di sampingnya sementara semua penumpang di dalam bus riuh menepuki aksi Maroo.

Bus berlalu perlahan dari pandangan Maroo.

~oOo~

Maroo membuka pintu Kliniknya. Ia menyapa Perawat Min yang sedang menyapu lantai lantas pergi ke kursinya dan memejamkan mata untuk sejenak. Kepergian Eungi membuatnya merasa kosong. Wanita itu sungguh membuatnya gila. Maroo menatap layar handphonenya. Haruskah ia menulis sesuatu? Maroo nampak berpikir.

"Nanti saja, dia pasti sedang istirahat di bus," ujar Maroo pada dirinya sendiri.

Ia memasukkan handphonenya ke dalam jas dokternya.Jam terasa berdetak begitu lambat saat ini. Pasien demi pasien berdatangan dan menyita perhatian Maroo, tapi tetap saja. Jarum jam bergerak pelan di dalam benaknya. Sudah 8 jam sejak Eungi berpamitan untuk pergi.

Pukul 10 malam, Maroo mengemasi peralatan dokternya dan melipat jas dokternya lantas meletakkannya ke dalam lemari kecil di dekat mejanya. Perawat Min berpamitan pulang lebih dulu beberapa jam yang lalu.

Tak lama, Maroo akhirnya berjalan keluar. Ia hendak mengunci pintu klinik saat seseorang mendadak muncul di belakangnya. Maroo menoleh dan ia mendapati seorang gadis dengan wajah kelelahan dan kaki berdarah.Wajah gadis itu begitu familiar. Maroo mengenalnya meski mereka hanya bertemu secara singkat di atas pesawat.

NICE GUY FanFic 'After and Before' || Chaeki FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang