#25 Tamu Tak Diundang

1.4K 99 8
                                    

Eun Gi menatap layar USG di hadapannya dengan mata berbinar. Ia sedang menjalani kontrol rutinnya di Rumah Sakit. Perutnya diolesi semacam gel dan rasanya sangat dingin. Dokter menekan pelan perut buncitnya yang kini genap berusia 5 bulan. Ada dua makhluk kecil bergerak-gerak di dalam sana. Senyum Eun Gi pecah, ia merasa sangat takjub dan bahagia. Ah, andai Maroo ada di sampingnya saat ini. Sayangnya, hari ini Eun Gi hanya ditemani Choco dan Seul Gi, keponakannya.

"Aku akan mengeraskan detak jantungnya," ujar Dokter Park seraya tersenyum.

Eun Gi, Choco dan Seul Gi mendengarkannya dengan antusias.

Eun Gi termangu, netranya berkaca-kaca. Airmatanya jatuh setetes. Sekali lagi, ia berharap Maroo bersamanya saat ini.

"Kedua bayinya memang sangat sehat, tapi bukan berarti ibunya bisa sembarangan. Pola makan dan istirahat yang cukup, serta jangan lupa mengonsumsi vitamin yang diresepkan,"

"Dok...." Panggil Eun Gi agak ragu.

Dokter Park menoleh.

"Berarti sekarang berpergian dengan pesawat tidak akan membahayakan lagikan?" tanya Eun Gi penuh harap.

Dokter Park tersenyum, "Memangnya anda mau kemana?" tanyanya ringan.

Choco dan Seul Gi ikut menatap penasaran.

"Jawab saja, sekarang sudah boleh atau tidak?" paksa Eun Gi.

Dokter Park tertawa kecil, ia mengangguk.

~oOo~

"Apa setelah ini kalian akan kembali secepatnya ke Tong Yeong?" tanya Choco tak rela. Mereka berada di dalam taksi menuju rumah Eun Gi.

Eun Gi hanya tersenyum kecil, sok misterius. Ia menangkup wajah sedih Choco dengan gemas.

"Kau mau cokelat?" gurau Eun Gi. Hatinya sedang berbunga-bunga sekarang.

"Kakak! Jangan meniru Kak Maroo yang selalu merayuku dengan cokelat. Lagipula, aku sudah punya anak, bagaimana bisa aku masih akan terpengaruh dengan cokelat?!" Choco melotot sewot.

Eun Gi tertawa geli melihatnya. Ia melirik Seul Gi yang mengikik kecil di kursi depan.

Handphone Eun Gi berbunyi, sudah ia duga, telepon dari Maroo. Diangkatnya telepon itu dengan segera. Choco manyun karena merasa teracuhkan.

"Hallo?" sapa Eun Gi riang.

"Kau terdengar gembira, tidak sedang pemotretan dengan CN Blue lagikan?" sindir Maroo ringan.

"Hyaaa... berhenti membahasnya! Moodku sedang sangat bagus. Jangan mengacaukannya!" ancam Eun Gi galak.

Maroo tergelak membayangkan tatapan seram Eun Gi biasanya.

"Aku hanya bercanda," jawab Maroo santai, tanpa dosa.

"Maroo..." panggil Eun Gi dengan suara yang agak dibuat-buat. Ia sama sekali tidak perduli ataupun merasa malu karena kehadiran Choco, Seul Gi dan si sopir Taksi. Wataknya tidak berubah.

"Hmm...." Sahut Maroo gemas.

"Semalam aku mimpi kita berkencan di Aomori. Kapan kita bisa kesana lagi? Aku ingin bernostalgia," tanya Eun Gi mesra, seolah dunia hanya milik mereka berdua sementara semua orang di dalam Taksi mendadak ngontrak.

Choco menggeleng-gelengkan kepalanya, melirik ke Seul Gi yang paham betul dengan sikap frontal Bibinya itu.

"Nanti saat kau sudah melahirkan," jawab Maroo.

Eun Gi mendesah kecewa, ia tahu ucapan Maroo tidak salah sedikit pun tapi, memangnya Aomori ada di Kutub Utara, kenapa harus menunggu sampai ia melahirkan.

NICE GUY FanFic 'After and Before' || Chaeki FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang