Arka
/Sini, Kin
/RooftopNgapain?\
/Udud
Gue bilangin Vian lo\
/Bosen, Kin
/Lo gak mau?Gue gak udud\
/Maksudnya, lo gak mau temenin gue?
Kinar mengetuk dagunya berpikir sejenak, kelas yang ramai karena jam kosong sepertinya bisa Kinar manfaatkan untuk keluar dari kelas sebentar.
Gadis itu beranjak dari bangkunya memunculkan pertanyaan dari Agnes yang sedang asik menggambar di halaman buku paling belakang.
"Mau kemana, Kin?".
"Toilet" jawab Kinar asal, "Ikut?".
Agnes menggeleng kemudian kembali memilih pensil warna yang berserakan di mejanya.
Gadis itu keluar dari kelas, jika dugaannya tidak salah maka Arka sekarang berada di rooftop gedung IPS. Kinar pernah ke sana bersama Kenan saat menunggu Vian yang akan diberi kejutan ulang tahun tapi laki-laki itu tak kunjung menyelesaikan rapat organisasinya.
Suasana di gedung IPS cukup ramai di jam pelajaran ini, beberapa dari mereka berkeliaran di koridor hingga tidak membuat kecurigaan jika Kinar juga berjalan-jalan di luar kelas.
Kaki Kinar terus melangkah menaiki tangga hingga sampai di sebuah pintu besi yang sedikit terbuka. Gadis itu membukanya lalu melangkah merasakan sinar matahari yang bersinar tidak terlalu terik karena gumpalan awan yang bergerak mengikuti hembusan angin yang cukup kencang.
Arka duduk di dekat pintu gudang dengan atap seng yang hanya disangga oleh kayu yang dipaku, Kinar mendekati laki-laki itu.
Sadar akan kehadiran Kinar, Arka meletakkan batang rokok yang baru dia nyalakan di atas meja kecil kemudian masuk ke gudang mengambilkan krat kayu untuk gadis itu duduk.
"Lo tuh anak baru, gak usah bikin masalah" ujar Kinar sembari duduk di krat kayu yang sudah Arka siapkan.
"Masalah apa?" tanya Arka setelah menghembuskan asap rokoknya.
Kinar mengibaskan tangannya di depan wajah menghalau asap rokok yang membuatnya ingin terbatuk, "Merokok di area sekolah" jawab gadis itu.
Arka menjatuhkan puntung rokok itu kemudian menginjaknya, "Selama gak ketahuan, gak apa-apa kan?".
Kinar hanya memutar bola matanya malas menanggapi pertanyaan pemuda itu, "Gue ngingetin aja sih, kalau tiba-tiba ada razia kan gak tau".
"Iya, deh" Arka menarik krat kayu yang dia duduki agar lebih dekat dengan Kinar, "Gue kira lo gak mau ke sini, ternyata dateng juga".
"Kelas gue jam kosong, jadi gue keluar bentar" ujar Kinar, "Lo? Pasti bolos kan".
"Jam kosong juga" jawab Arka, "Kelas gue berisik, si Janu biang keroknya".
Kinar tersenyum kecil, "Emang lawak si Janu, lo coba deh temenan sama dia".
Arka menggeleng, "Gak deh, temenan sama lo aja" balas pemuda itu lantas membuat Kinar menoleh.
"Lo gak malu temenan sama cewek?" tanya Kinar.
"Enggak" jawab Arka, "Ngapain gue malu punya temen cewek secantik lo?".
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kinar
Novela JuvenilSepeninggal Ayahnya, Kinar merasa tidak ada lagi seseorang yang bisa dia percaya. Sampai dia sadar, masih ada Kenan yang setia bersamanya. Start, 25 April 2024