Setelah dua minggu sejak Agnes mengirim pesan itu, dan selama itu juga dia menunggu Kenan di area parkir siswa agar bisa berjalan bersama menuju kelas masing-masing meski tanpa mengobrol.
"Rencana lo?" tanya Mawar pada Kinar yang sedang memperhatikan keduanya dari lantai atas depan kelas mereka.
Kinar mengangguk sambil menampakkan senyuman bangga, "Gue kasih nomor Kenan ke dia, terus gue suruh aja chat atau ngobrol sesuai yang gue bilang".
"Simpel kan?".
"Iya sih" Mawar setuju, "Tapi, sampai berapa lama? Gak mungkin kan lo tuntun Agnes terus".
"Alah" Kinar mengibaskan tangannya, "Baru gue ajarin juga udah bisa kok dia, apalagi dia sendiri emang udah centil kalau sama Kenan".
"KINAR! MAWAR! AAA!".
Suara melengking yang memanggil nama mereka itu menjadi pertanda kedatangan seorang gadis yang tadi mereka bicarakan.
Agnes langsung memeluk keduanya, "Ya ampun! Gak bosen gue liat Kenan tiap pagi ganteng banget! AAA!".
"Gue ajak dia ke kantin bareng" ujar Agnes masih dengan nada antusias, "Mawar, lo langsung duduk aja di samping Janu kayak biasanya kalau gak ada Vian".
"Iya" balas Mawar sambil mengacungkan jempolnya.
"Dan untuk lo, Kin" Agnes menangkup gemas kedua pipi Kinar, "Makasih banget ya!".
Kinar melepas kedua tangan Agnes yang menangkup wajahnya dengan sangat keras, "Iya!".
"Sayang banget gue sama kalian!" Agnes kembali memeluk erat keduanya lalu membawa mereka masuk ke kelas.
Pembelajaran berlangsung seperti biasanya, mereka mencatat, mengerjakan tugas, presentasi, dan yang lainnya. Jika semua dilakukan secara berturut-turut pastilah mereka akan merasa lelah, dan saat seperti itulah kantin menjadi sangat ramai.
"Kalian duluan aja, gue mau ngembaliin buku bentar" ujar Kinar sambil menunjukkan buku tebal yang dia bawa dari perpustakaan pada Agnes dan Mawar.
Keduanya berpisah arah, Kinar meneruskan langkahnya sampai ke perpustakaan yang lebih sepi dari biasanya.
Ibu guru yang berjaga pun sedang tidak ada di mejanya, "Bu!" panggil Kinar sambil mengintip dibalik meja besar itu, "Saya mau ngembaliin buk—mph!".
Mulut Kinar dibekap tiba-tiba oleh seorang di belakangnya membuat gadis itu meronta berusaha meraih bahu si pelaku yang kemudian dia banting sekuat tenaga.
"Argh!" pekik laki-laki saat jatuh terlentang merasakan nyeri sekujur punggung.
"Arka!" Kinar segera membantu laki-laki itu bangkit.
Laki-laki itu mengusap bagian belakang bahunya, "Kuat juga lo, Kin" ujarnya sambil meringis kecil, "Gak salah gue suka sama lo".
"Akh!" pekiknya lagi saat Kinar meninju perutnya.
"Lagian lo ngapain sih?!" tanya Kinar kesal, "Tiba-tiba nutup mulut gue gitu, ngapain?!".
"Gue pengen gak ada yang tau kalau kita lagi berduaan di sini" jawab Arka dengan polosnya.
"Ini gak ada yang jaga?" Kinar menoleh singkat pada meja besar di belakangnya itu.
"Pergi beli makan di kantin, gue yang baru dateng langsung di suruh jaga perpustakaan" jawab Arka kemudian mengangkat tubuhnya berusaha berdiri.
"Gue kangen lo, Kin" ujarnya sembari mengikuti langkah Kinar yang menuju ke salah satu rak buku tinggi.
Gadis itu tidak menghiraukan Arka, ia hanya mencari tempat semula buku yang dia pinjam itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kinar
Novela JuvenilSepeninggal Ayahnya, Kinar merasa tidak ada lagi seseorang yang bisa dia percaya. Sampai dia sadar, masih ada Kenan yang setia bersamanya. Start, 25 April 2024