"Kin! Kinar!".
Terdengar seseorang memanggil namanya dari luar kamar bersama dengan ketukan pintu untuk beberapa kali.
"Om mau ke luar sebentar, kamu jaga rumah ya".
"Kunci aja semua!" seru Kinar dari dalam kamar.
"Bangun, Kin" titah Tio kembali mengetuk pintu mengganggu Kinar dalam tidurnya, "Udah sore".
"Iya!" sahut Kinar lagi dengan sedikit kesal karena Tio yang berisik.
"Bersih-bersih, terus mandi" lanjut Tio, "Om tunggu di bawah".
Kinar berusaha mengangkat tubuhnya sendiri dari tempat tidur saat mendengar derap langkah Tio menjauh, rambutnya yang tadinya dia kuncir rapi kini acak-acak dan ikat rambutnya sudah hilang entah kemana.
Gadis itu memutuskan sekalian membasuh rambutnya saat mandi nanti.
Di lantai bawah ada Tio yang duduk di sofa ruang tamu, menyibukkan diri dengan mengirim pesan pada seseorang yang akan dia temui sambil menunggu Kinar yang tak kunjung keluar dari kamar.
"Kin—".
"Apa sih, Om?" Kinar muncul menuruni tangga sambil mengacak rambutnya yang masih setengah basah itu.
"Kamu di sini aja, Om ada urusan" ujar Tio sembari berdiri dan merapikan kemeja hitamnya itu sedikit.
"Iya" Kinar yang kemudian duduk di sofa.
Mobil Tio meninggalkan halaman rumah, Kinar juga pergi dari ruang tamu untuk mencari camilan di dapur.
Gadis itu mengambil es krim rasa vanila yang ada ku kulkas kemudian membawanya kembali ke ruang tamu.
Suara deru motor terdengar membuat Kinar yang berjalan santai hampir sampai di ruang tamu itu lantas berlari menuju pintu utama dengan sendok es krim di mulutnya.
Ia senang melihat Kenan datang dengan motornya yang hampir mirip dengan motor Kinar, membawa serta jajanan yang tidak pernah absen Kinar beli di sekolah.
Wajah riang Kinar langsung berubah seketika saat Kenan melihat ke arahnya. Tanpa melepas helm, Kenan mendekat dan memberikan jajanan dalam kantong plastik bening yang dia bawa itu pada Kinar.
"Katanya gak mau beliin" Kinar menerimanya dengan sewot.
"Siapa bilang?" tanya Kenan merasa tertuduh.
"Ya udah, masuk sini" Kinar membuka pintu lebar, "Om Tio lagi pergi, gue gak ada tem—".
"Gue ada urusan, Kin" potong Kenan.
Mata Kinar memicing menatap mata Kenan yang berada di balik helm full face itu,"Lo bilang mau mampir kan?".
"Iya, cuma kasih titipan lo aja" jawab Kenan, "Sorry, Kin. Duluan ya".
Kinar kecewa Kenan tidak mau menemaninya, tapi saat pemuda itu hendak melaju pergi mulai terbesit satu ide dalam benak Kinar.
"Ken! Ken! Tunggu!" Kinar berlari mendekat.
"Gue ikut ya!" pinta gadis itu sambil menganggukkan kecil.
Kenan mengernyit, "Emang bol—".
"Boleh!" Kinar mulai kegirangan, "Tunggu gue ganti baju, bentar! Jangan kabur!".
Kenan melihat Kinar yang berlari kecil kembali masuk ke rumah dengan tatapan heran dan sedikit ragu. Mungkin gadis itu memang sedang kesepian di rumah sehingga meminta ikut dengannya, tapi apa Tio sudah memberi ijin jika Kinar ingin pergi?.
Gadis itu muncul mengunci pintu sambil susah payah memakai sepatu vanz yang biasa dia kenakan. Kinar hanya memakai celana jogger hitam panjang yang dipasangkan dengan kaos putih polos lengan pendek, ia juga menenteng jaket jeans juga helm serupa dengan yang Kenan pakai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kinar
Teen FictionSepeninggal Ayahnya, Kinar merasa tidak ada lagi seseorang yang bisa dia percaya. Sampai dia sadar, masih ada Kenan yang setia bersamanya. Start, 25 April 2024