Part 6 - Datang Lagi

10 1 0
                                    

Dengan lancar Kinar membaca soal serta menulis jawaban karena bantuan dari seseorang yang kini berdiri di sampingnya, membiarkan Kinar mengerjakan soal di bawah bayangan tubuhnya.

"Lo masih marah?" tanya pemuda itu membuka obrolan karena mulai sedikit merasa canggung.

Kinar hanya diam tidak merespon apapun. Seperti Arka salah bertanya karena diamnya Kinar membuatnya berpikir jika gadis itu memang masih marah.

Setelah cukup lama terdiam, Kinar kemudian beranjak dari tempatnya.

"Udah?" gumam Arka.

"Lo masih betah?" tanya Kinar sambil memakai sepatunya, "Gue sih ogah panas-panasan".

Gadis itu berjalan meninggalkan Arka yang masih berdiri di tempatnya memandang punggung Kinar yang menjauh darinya.

"Gue belum tau nama lo!" serunya membuat langkah Kinar sempat terhenti.

"Gak penting!" balas Kinar lalu melanjutkan langkahnya.

Arka tersenyum tipis, "Iya, sama-sama!".

Kinar hanya menoleh singkat kemudian berlari untuk segera sampai di kelasnya.

Sebenarnya masih ada satu soal lagi yang belum Kinar kerjakan, tapi karena cuaca yang sangat panas dan kedatangan anak baru itu membuat Kinar tidak betah berlama-lama.

Meskipun dia sedikit terbantu, tapi Kinar masih tidak tahu bagaimana dia harus merespon laki-laki itu.

Ia tidak benar-benar kembali ke kelas, Kinar duduk di tangga sambil melanjutkan kembali jawaban dari soal yang belum dia selesaikan.

Sesekali ia melirik pada Arka yang masih setia berdiri di dekat tiang bendera, apa pemuda itu sedang dihukum?.

Kinar tersenyum kecil, "Anak baru udah kena hukum aja" katanya.

Gadis itu bersandar pada satu anak tangga di belakangnya, beristirahat setelah mengerjakan soal yang cukup membuatnya pusing.

Dari jauh terlihat laki-laki yang sedari tadi Kinar perhatian itu menoleh ke arahnya.

Gadis itu tidak panik, dia malah mengangkat dagunya seolah menantang Arka yang kemudian terlihat menggeleng dan kembali menatap sepatunya.

Kinar berdiri, kali ini ia sungguh kembali ke kelas tepat saat beberapa teman sekelasnya mulai mengumpulkan kertas mereka.

Gadis itu kembali ke bangkunya bersama Agnes yang juga baru mengumpulkan kertasnya, "Lo gak apa-apa, Kin?" tanyanya.

Kinar menggeleng, "Gak apa-apa" jawabnya.

Ia duduk di bangkunya lalu melepas kancing teratas seragamnya karena merasa sangat gerah, dan sensasi panas masih terasa bahkan saat sudah ada di dalam kelas.

"Lo bawa kipas gak, Nes?" tanya Kinar.

"Ada" Agnes mengeluarkan kipas lipat motif batik milik Ibunya, "Hehe, gak bawa yang portabel".

"Pinjem dong" Kinar mengulurkan tangannya dan Agnes pun memberikan kipas itu.

"Lo nanti jadi ketemu Janu?" tanya Kinar sambil mengipasi leher dan lengannya.

Agnes mengangguk, "Antar ya" pintanya sambil mengedipkan mata dengan manis.

Kinar memutar bola matanya saat Agnes melakukan hal itu padanya, "Iya".

"Untuk pelajaran hari ini Bapak cukupkan ya, karena Bapak ada rapat jadi silahkan pelajari materi selanjutnya" ujar Pak Budi sambil merapikan lembaran kertas anak didiknya, "Besok kita bahas sama-sama, assalamu'alaikum, selamat siang".

Cerita KinarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang