Part 18 - Teman-teman Kinar

1 1 0
                                    

Suasana benar-benar berubah drastis. Toko roti yang awalnya tenang dan damai menjadi sangat ramai, berisik, dan genre musik yang diputar pun diganti dengan yang lebih keras.

Kinar terlihat santai saja menikmatinya, meja demi meja ia kunjungi dan menyapa akrab mereka semua. Sampai di satu meja, Kinar terlihat merangkul salah satu laki-laki yang sedang mengobrol.

Emira melotot melihatnya, dia benar-benar terkejut dengan yang dia lihat dan semua itu terjadi secara tiba-tiba.

"Kkalian lanjut kerja aja ya" ujar Emira pada semua karyawan yang ikut melihat situasi dengan perasaan heran setengah takut.

Mereka membubarkan diri dan kembali ke pekerjaan masing-masing. Yang seharusnya berada di meja kasir pun terpaksa melewati para laki-laki itu sambil digoda oleh mereka.

Emira menepuk dahinya, ia ingin memanggil Kinar tapi sepertinya gadis itu sedang asik dengan teman-temannya.

"Gimana, Ken?" tanya Kinar pada Kenan yang santai memakan roti abon dalam rangkulan gadis itu.

"Gimana apanya?" tanya Kenan melirik singkat.

"Seru kan? Di sini" Kinar menaik turunkan alisnya.

"Seru, Kin" sahut Janu, "Apalagi Mbaknya cantik-cantik" lanjut pemuda itu sambil memberikan kedipan genit pada kasir yang tadi melewati mereka.

Kinar menanggapi gurauan Janu dengan tawanya kemudian melihat sekeliling, "Kalian gak bareng Arka?".

"Tuh!" Janu menunjuk tempat di dekat pintu dengan dagunya.

Kinar melepas rangkulannya pada Kenan kemudian berbalik melihat Arka yang mengobrol dengan teman-teman dari sekolah lain.

"Awalnya gue kira dia sombong, taunya emang gak pernah bergaul aja" celetuk Vian membuat Kinar kembali berbalik dan duduk seperti semula.

"Tapi buat ukuran orang yang gak pernah bergaul, bogem dia mantap juga" Janu teringat pertengkarannya dengan Arka waktu itu, "Gila!".

"Kan, jangan liat buku dari sampulnya" timpal Kinar sok bijak.

Tiba-tiba saja beberapa permen muncul di depan gadis itu, Kinar menunduk menatap makanan kecil manis itu lalu menoleh pada Kenan.

"Buat lo" ujar Kenan pada Kinar tanpa melirik sedikit pun pada gadis itu dan lebih memilih memainkan sedotan pada minuman jusnya.

"Makasih" Kinar tersenyum lebar lalu meraup semua permen itu masuk ke saku jaket jeans-nya.

"Kemarin mau gue kasih, tapi lo sibuk" ujar Kenan masih dengan nada datarnya, pemuda itu cuek sekali hari ini membuat Kinar sedikit bertanya-tanya.

"Kemarin gue sama Vian ya?" gadis itu menyenggol lengan Vian di depannya agar mengangguk.

Pemuda itu kemudian mengangguk menurut, "Iya, kita di perpustakaan".

"Jangan cemburu gitu dong, Ken" Janu menyenggol lengan Kenan membuat cookies original yang akan masuk ke mulutnya jatuh kembali ke piring.

"Ngapain gue cemburu sama Kinar? Banyak kali yang mau sama gue, tinggal milih" balas Kenan yang malah membuat teman-teman di mejanya tertawa.

"Lo jadi kayak Agnes, haha" Kinar mengusap air mata di sudut matanya karena menertawakan Kenan terlalu keras.

"Jadi kayak Janu malah" timpal Vian dengan sisa tawanya.

"Santai, Ken. Emang kepercayaan diri itu kunci penampilan" Janu menyugar rambutnya lalu kembali tertawa.

Kenan menatap heran teman-temannya tapi kemudian menggeleng membiarkan saja mereka menertawakannya.

Cerita KinarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang