Sebenarnya Kinar tidak benar-benar sedang mengerjakan PR, dia hanya mencoret-coret halaman paling belakang bukunya.
Ia berbohong pada Raya yang sedang duduk di tepi tempat tidur menunggunya selesai belajar agar gadis itu bisa berlatih peran dengan dirinya.
"Masih lama ya, Kak?".
"Diem!" sahut Kinar, "Kalau lo ngomong terus, gue jadi gak selesai-selesai".
Ini karena Airin yang tiba-tiba saja meminta Raya untuk berlatih peran dengan Kinar yang tidak tahu apa-apa tentang dunia teater.
Kinar menolak keras tapi Raya sudah terlanjur rewel dan membuat telinganya pegal mendengar suara gadis itu yang lebih melengking dari Agnes.
Alhasil Kinar bilang jika dari harus mengerjakan PR lebih dulu, dan di sini lah mereka.
Raya menunggu dengan bosan, ia membaca lagi kertas bertuliskan naskah dan dialog untuk perannya kali ini yang masih harus dia pelajari.
"Kamu pergi mencuci pakaianku saja, dan jangan meninggalkan rumah sebelum semua pekerjaanmu selesai, huh!" Raya menghela nafas malas setelah membaca dialog di kertas yang dia pegang itu tanpa intonasi dan malah terdengar seperti mengeja.
"Gak usah terpatok sama dialog asli" celetuk Kinar saat mendengar dialog yang Raya eja itu.
Kinar bangkit dari kursinya lalu menghampiri Raya dengan tatapan tajam membuat gadis itu melotot ketakutan.
"PERGI KAMU!" bentak Kinar menunjuk pintu kamarnya, "Cuci semua pakaianku! Dan jangan tinggalkan rumah ini sebelum selesai! MENGERTI?!".
Raya yang hampir menangis itu hanya mengangguk, "Mengerti, Bawang Merah".
Kinar lalu tertawa keras melihat raut wajah Raya yang ketakutan karenanya, ia kembali duduk di kursi belajarnya.
"Kak Kin hebat!" puji Raya sambil bertepuk tangan dan sesekali mengusap matanya yang hampir menangis.
"Gitu aja, gampang" Kinar berbalik kembali meneruskan coretannya yang mulai membentuk sketsa gedung-gedung kota, "Lo gak bisa kan?".
"Bisa!" jawab Raya mantap dan bersemangat, "Raya pasti bisa! Makasih sudah ajarin Raya, Kak Kin".
Kinar hanya memutar bola matanya malas, "Gak gratis loh ya".
"Maksudnya?" tanya Raya polos.
Kinar mengetuk dagu dengan pulpennya, "Es krim di kulkas punya siapa?".
"Punya Raya" jawab gadis itu sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Sini!" titah Kinar bermaksud untuk memberikan es krim tersebut kepadanya.
"Apanya?" tanya Raya lagi belum mengerti.
"Es krim lo sini!" bentak Kinar geram, "Lo mau es krim lo buat gue atau gue suruh lo ngerjain PR gue aja nih!" ia mengulurkan bukunya.
"Iya, iya" Raya langsung berlari keluar kamar langsung menuju ke dapur untuk mengambil satu es krim dalam wadah miliknya untuk diberikan pada Kinar.
Kinar kembali tertawa karena mudah sekali menggertak gadis itu, "Ya, Kenan bener sih" ia teringat obrolan singkatnya dengan Kenan pagi tadi, "Punya Adek seru juga, apalagi yang bocil polos kayak Raya gitu, haha!"
Raya kembali membawa yang Kinar minta, "Tapi janji ya, Kak Kin mau ajarin Raya" ujarnya sambil memberikan es krim tiga rasa tersebut.
"Gampang" balas Kinar sambil menerima es krim itu kemudian memakannya.
"Eh! Mau kemana?" Kinar menghentikan langkah Raya yang hendak keluar dari kamarnya.
"Belajar kayak Kak Kin" jawab Raya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kinar
Dla nastolatkówSepeninggal Ayahnya, Kinar merasa tidak ada lagi seseorang yang bisa dia percaya. Sampai dia sadar, masih ada Kenan yang setia bersamanya. Start, 25 April 2024