"Assalamu'alaikum".
"Waalaikumsalam".
Kenan menyalami Ayahnya yang sedang membaca koran di teras, sepertinya tanaman di halaman juga sudah selesai disiram.
Tanpa mengatakan apapun lagi, Kenan berlalu memasuki rumah untuk mencari Ibunya.
"Ken!" panggil Baskoro, Ayah Kenan, menghentikan langkah anak laki-lakinya yang baru sampai di ruang tamu, "Suruh Bundamu bikin teh buat Ayah".
Kenan hanya berdehem kemudian melanjutkan langkahnya sampai di dapur.
"Bun, Ayah minta teh" Kenan menarik kursi di meja makan dan duduk di sana.
"Tasnya jangan di bawah gini dong, Ken" Maya mengambil tas anaknya lalu dia letakkan di kursi samping Kenan.
"Ada apa tadi di sekolah? Capek banget gitu keliatannya" tanya Maya membuka obrolan sambil membuatkan teh untuk sang suami.
Kenan hanya menggeleng sambil menghela nafas berat, "Kenan gak jadi kasih permen ke Kinar" ujarnya sambil mengeluarkan beberapa permen stroberi kesukaan gadis itu dari saku seragamnya.
"Kinar punya temen baru, Bun" lanjut Kenan melirik sang Ibu yang hanya tersenyum mendengarkan ceritanya.
"Kenapa memang kalau Kinar punya temen baru?" tanya Maya pada anaknya, "Kan bisa jadi temen kamu juga".
"Dia sekelas sama Kenan, tapi gak pernah ngobrol" laki-laki itu memainkan ujung dasinya, "Malah Kinar yang keasikan ngobrol sama dia".
"Cemburu nih ceritanya?".
Kenan menggelengkan, "Enggak! Ngapain? Kenan cuma gak suka sama dia dari awal dia jadi anak baru di kelas, dan sekarang Kinar malah sama dia" sahut Kenan kesal yang hanya membuat Maya tersenyum mendengarnya.
Maya mendekat dan mendaratkan kecupan singkat di puncak kepala putranya lalu sedikit mengacak rambut Kenan yang sudah mulai panjang itu.
"Mandi dulu sana, terus makan".
Seperti biasa, Kenan menurut. Ia beranjak dari tempatnya untuk pergi ke kamar mengambil handuk lalu berjalan menuju kamar mandi yang ada di halaman belakang.
"Oh ya, Ken!" Maya menghentikan langkah anaknya yang sudah sampai di ambang pintu belakang.
"Coba nanti ngobrol sama Kinar, jangan diem" saran Maya, "Siapa tau Kinar juga cari kamu waktu sama temen barunya".
Kenan cemberut, "Gak mungkin" gumamnya kemudian melanjutkan langkah menuju ke kamar mandi.
Maya hanya menggeleng melihat tingkah putranya itu kemudian mengantarkan teh kepada suaminya yang sudah menunggu.
***
Seperti yang Kinar bicarakan pada Tio pagi tadi, pria itu benar-benar mengajak Emira datang ke rumah untuk memasak makan malam.
Awalnya Kinar gembira, tapi melihat Tio dan Emira yang malah bermesraan saat sedang memasak bersama membuat Kinar sebal melihatnya.
Gadis itu duduk diam di meja makan, menopang dagu dengan kedua tangan sambil beberapa kali mendengus kesal.
Emira yang sedang mengupas dan memotong beberapa bumbu dibuat tertawa kecil oleh Tio yang terus menggodanya dengan menceritakan kembali awal perjumpaan mereka.
"Sekarang masih jinjit kalau ambil buku di rak atas?" tanya Tio.
"Enggak lah" jawab Emira, "Kalau iya pun aku gak mau minta kamu buat ambilin".
"Kenapa?" tanya Tio lagi, "Kamu gak inget dulu aku sering ambilin kamu buku? Itu juga kan yang buat kamu suka sama aku".
"Ambilin? Kamu jatuhin gitu kok" sahut Emira sambil menahan tawanya, "Aku minta tolong ambilin malah kamu jatuhin di mukaku".

KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kinar
Teen FictionSepeninggal Ayahnya, Kinar merasa tidak ada lagi seseorang yang bisa dia percaya. Sampai dia sadar, masih ada Kenan yang setia bersamanya. Start, 25 April 2024