Chapter 0.5

19 5 1
                                    

Welcome to my story

jika ada kesamaan dalam nama tokoh, atau kejadian tokoh Mohon maaf karena ini full dengan pemikiran kita dan sedikit kisah yang terjadi di kehidupan kita

Happy reading



"kalo disuruh itu yang bener," sentak seorang siswi dengan atribut sekolah di lengan kanannya yang bertuliskan 'International junior high school'.

"tapi tadi kan Zia bilang kan rasa kacang," ucap seorang siswi berseragam putih biru lainnya yang sedang tertunduk sambil memegang ujung rok sekolahnya.

"gue bilang kacang merah, lu nya aja yang tuli," setak Zia lagi.

"maaf Zia, aku gak akan ngulang lagi hiks," ucap siswi itu dengan mata yang berkaca-kaca.

"eh sorry, jangan nangis dong iya aku yang salah ngomongnya," ucap Zia lembut sambil membelai pipi siswi itu.

Siswi itu menatap Zia sambil masih sesenggukan, "maaf yah," ucap Zia lembut sambil mengusap air matanya yang mengalir di pipinya.

"aww," siswi itu meringis ketika tangan Zia yang tadi mengusap pipinya kini mencengkram erat pipinya sehingga sedikit memerah.

"gue minta maaf? that's never gonna happen, bitch," ucap Zia melepaskan cengkraman tangannya dan mengambil sapu tangan yang ada di saku seragamnya lalu membersihkan sisa tetesan air mata siswi itu.

Zia meninggalkan siswi yang masih menangis sambil memegang pipinya yang terasa perih.

sekolah telah usai, para murid International high school berbondong-bondong meninggalkan sekolahnya.

Zia masuk kedalam mobil yang sudah dibukakan oleh supirnya, dia menatap ke arah gedung sekolahnya dari dalam mobil.

Zia melihat siswa-siswi yang sudah dijemput oleh orang tuanya masing-masing, tangan Zia mengepal ketika melihat teman-teman sebayanya tengah tertawa bahagia dengan kedua orang tuanya.

pandangannya pun teralihkan ketika mobil yang ditumpanginya maju perlahan membelah jalanan.

Supir Zia membukakan pintu mobilnya ketika sudah sampai di depan rumahnya, para pembantu dan tukang kebun menunduk hormat ketika melihat Zia yang sudah pulang, mereka menatap dengan cemas kepada Zia.

pintu rumahnya di bukakan saat Zia sudah ada tepat di depan pintu, langkahnya terhenti ketika mendengar suara ribut dari ruangan pribadi Daddy Zia.

"saya tidak ada dirumah dan anda dengan tidak sopannya membawa wanita lain kerumah!" teriak mommy Zia dari dalam ruangan kerja Daddy nya ketika sedang di rumah.

"kita kan sudah sepakat, untuk tidak menggangu urusan pribadi kita masing-masing, kenapa anda tidak terima hah?" Daddy nya tidak ingin kalah dan berteriak juga.

Zia mendekati ruangan itu, melihat bagaimana berantakannya isi ruangan itu dengan serpihan vas bunga yang sudah hancur berkeping-keping.

Zia melihat kedalam, memperhatikan Mommy nya yang berteriak sambil menunjuk-nunjuk Daddy nya yang sedang menyembunyikan seorang wanita di belakangnya.

Behind The Door || On Going.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang