Welcome to my story
jika ada kesamaan dalam nama tokoh, atau kejadian tokoh Mohon maaf karena ini full dengan pemikiran kita dan sedikit kisah yang terjadi di kehidupan kita
Happy reading
•
•
•"DANIEL!" teriak murka seorang pria tua yang berjalan masuk kedalam ruang kantor Daniel.
"a—ayah?" ujar Daniel terbata-bata saat melihat ayahnya yang terlihat sangat marah itu, ditambah lagi dengan keadaannya yang sedang berduaan dengan Cindy.
BUGH...
Suara pukulan dari tongkat milik pria tua itu terdengar sangat nyaring ditelinga, Daniel yang mendapatkan pukulan di perutnya meringkuk kesakitan di lantai.
"kau apakan cucuku, bajingan!" ucapan pria itu keluar bak peluru yang menembus tubuh Daniel, tangannya tak henti-hentinya memukuli Daniel dengan tongkatnya.
"ayah berhenti, ayah!" teriak Cindy yang panik karena Daniel kesakitan atas pukulan ayahnya.
"siapa kau? Hah!" tunjuk Pria tua itu dengan tongkat yang tadi di gunakan untuk memukuli Daniel, membuat Cindy sedikit mundur karena takut terkena tongkat itu, "anak sialan mu hampir membunuh cucuku, Jalang sialan!" murka Pria tua itu.
"berhenti Zoan!" ujar seorang wanita tua yang baru saja masuk kedalam ruangan itu juga.
"i—ibu," ujar Daniel lirih meminta pertolongan pada ibunya.
Wanita tua itu berdiri dihadapan Daniel, Daniel yang sedari tadi meringkuk pun berdiri dan memegang tangan ibunya agar bisa melindunginya dari amukan ayahnya.
"ibu, aku tidak—"
PLAK
Daniel memegangi pipinya yang terasa panas karena tamparan yang sangat kuat dari ibunya, Cindy yang melihat itu pun menjerit terkejut dengan apa yang dilakukan Tifani pada anak kesayangannya.
"anak sialan! sejak kapan kau jadi bajingan seperti ini, huh?" cibir Tifani, ibu dari Daniel.
"dan kau!" tunjuk Tifani murka pada Cindy yang sedari tadi berdiri menontonnya, "aku akan membawa semua ini ke mata hukum!" ujarnya penuh amarah membuat Cindy menggeleng tak karuan dengan ucapan Tifani.
"jangan, anak saya tidak bersalah," ucap Cindy memelas.
"OMONG KOSONG MACAM APA ITU HAH!?" murka Zoan sudah tak terbendung, membuat Cindy tak berani mengeluarkan sepatah kata lagi dan menunduk dengan menanggung malu akibat perbuatan anaknya.
"Kamu akan menanggung akibatnya, Daniel. Jika terjadi sesuatu pada Zia... Aku tidak akan pernah memaafkan mu. Kamu sudah menghancurkan keluargamu sekali dengan perselingkuhanmu, dan sekarang dengan kelakuanmu sendiri secara tidak sengaja kamu hampir menghancurkan nyawa anakmu sendiri yang tidak bersalah!" dengan nadanya yang rendah namun penuh amarahnya Tifani berucap, dia sangat kecewa sekali.
"Ibu... aku akan mengatur ini. Aku akan memastikan dia tidak akan mendekati Zia lagi. Tolong, Ma, maafkan aku... Aku tidak tahu harus bagaimana..." ujar Daniel lirih, memelas agar ibunya mau memaafkan perbuatannya selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Door || On Going.
Teen FictionSemua dimulai dari sebuah tempat berkumpulnya para siswi SMA 127 yang memiliki alur ceritanya masing-masing